Mohon tunggu...
I Putu Merta
I Putu Merta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Love What You Do, Do What You Love

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hukum Sebab Akibat

23 Juni 2022   09:20 Diperbarui: 23 Juni 2022   09:47 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan waktu, orangtua Jambuka menyadari bahwa “ia tidak patut tinggal hidup dalam keluarga terhormat seperti mereka; ia tidak memiliki rasa malu dan sebaiknya tinggal bersama para Ajivaka, sebuah kelompok yang terdiri dari para petapa telanjang.” Maka mereka membawanya ke Vihàra Ajivaka dan mempercayakan anak mereka kepada para petapa di vihàra tersebut.

Para petapa Ajivaka kemudian menahbiskannya sebagai calon petapa dalam kelompoknya dengan cara sebagai berikut:

Ia ditempatkan dalam sebuah lubang yang dalam hingga ke lehernya; papan-papan kayu diletakkan menutupi lubang di atas kedua bahunya (sehingga ia tidak dapat berusaha keluar). Duduk di atas papan tersebut, para Ajivaka mencabuti rambut dari kepala Jambuka

(Demikianlah proses penahbisan yang dilakukan oleh petapa Ajivaka).

Kemudian orangtuanya pulang setelah mengundang para petapa Ajivaka untuk makan keesokan harinya.

Keesokan harinya, para Ajivaka mengajak Jambuka, “Mari kita pergi ke desa.” Ia menjawab, “Sebaiknya kalian saja yang pergi, aku akan tinggal di vihàra.” Setelah beberapa kali mencoba mengajaknya dengan sia-sia, akhirnya mereka meninggalkannya sendirian dan pergi ke desa.

Begitu ia mengetahui bahwa mereka semua telah pergi, ia menyingkirkan kayu yang menutupi kakus dan masuk ke dalam lubang kakus, memungut kotoran-kotoran dengan kedua tangannya dan memakannya sampai puas.

Para Ajivaka, (tidak mengetahui kejadian sebenarnya), mengirimkan makanan untuknya dari desa. Tetapi ia tidak tertarik dengan makanan tersebut dan menolaknya, meskipun telah dibujuk dan dinasihati oleh para Ajivaka, jawabannya selalu:

“Aku tidak menginginkan makanan ini, aku sudah cukup makan.”

Ketika ditanya: “Dari mana engkau mendapatkan makanan.”

Ia menjawab: “Dari dalam kawasan vihàra ini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun