Mohon tunggu...
Putu Mahatma Satria Wibawa
Putu Mahatma Satria Wibawa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMAN 1 Denpasar

Seorang pemuda yang tengah mencari jati diri; Mencintai Geografi dan Antropologi Kebudayaan Manusia; Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelita - Juara 1 Lomba Menulis Cerpen FLS2N SMA 2024 Tingkat Kota Denpasar

11 Juli 2024   17:00 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:02 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                                                                                                                                   

[5]

 “Kalau kamu ingin membangun Indonesia, bangun dulu dari diri kualitas pendidikannya. Seluruh negara maju itu rata-rata memiliki skor PISA yang tinggi. Coba lihat Finlandia, Amerika Serikat dan Singapura. Wih…, kampus top global semua disana! Kualitas SDM-nya engga kaleng-kaleng!” Kata Dinda Wirama, seorang mahasiswi dalam sesi debat kelas ekonomi pembangunan hari ini. Seisi kelas berdecak kagum. Tepuk tangan bergemuruh. Namun, perhatian seluruh mahasiswa teralih kepada orang yang mengangkat tangan di bangku pojok belakang.

 “Ya enggak, 'lah! Kalau mau membangun Indonesia itu, dari membangun infrastruktur dulu! Lihat negara maju dalam surat kabar, mereka mememtingkan infrastruktur dan sumber daya alamnya dulu, baru SDM.” Kata Bagus Widyadiningrat, mahasiswa lain yang tidak ingin kalah saing dengan Dinda. Beberapa mahasiswa mengangguk setuju dengan opini Bagus. 

“Pendidikan dulu, baru infrastruktur! Kamu emang bakal makan jalan tol?!” Dinda bangkit dari tempat duduknya. Suasana kelas menjadi tegang. Pak dosen dan mahasiswa dalam kondisi siaga satu dalam menghadapi peperangan yang akan pecah dalam detik berikutnya. 

“Cukup-cukup! Kalau menurut saya ya Pak, justru membangun Indonesia itu harus dilihat dari pembangunan gizinya dulu. Indonesia itu negara dengan rata-rata tinggi badan penduduknya yang terpendek di Indonesia lho Pak! Bapak bisa cek data di Mbah Google kalau tidak percaya,…” Tanggap Adi Hermawan. Kelas menjadi sangat gaduh. Mahasiswa yang berteriak dengan ide-ide di kepalanya. Pak dosen meminta agar semua mahasiswa tenang atau sesi debat tidak akan dilanjutkan. Namun perdebatan membuat suasana menjadi semakin gaduh. 

“Pendidikan dulu dong! Itu modal paling utama dalam pembangunan!” 

“Infrastruktur!” 

“Gizi! Kalau rakyat tidak makan nanti pembangunan tidak jalan.” 

“Cukup!” 

“Benar, 'kan Pak? Kalau kita harus bangun infrastruktur dulu? Sekarang saja kita belajar di kampus dengan arsitektur gedung yang bagus, lantai marmer dan meja dari kayu terbaik!” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun