Mohon tunggu...
Putri Zahra Harniasih
Putri Zahra Harniasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teknologi Yogyakarta

Menemukan keindahan di setiap hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Teori Hubungan Internasional Konstruktivisme

18 Oktober 2024   22:23 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:42 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Proses sosial: Konstruktivisme berpendapat bahwa realitas sosial ditempa melalui proses interaksi di antara berbagai aktor. Akibatnya, pemeriksaan menyeluruh terhadap proses ini sangat penting untuk memahami dinamika politik internasional.

Peranan Norma dalam Kerja Sama Antarnegara

Teori konstruktivisme menekankan bahwa Teori konstruktivisme juga mempengaruhi kerja sama antarnegara dalam konteks global dengan cara yang signifikan, berfokus pada peran norma, identitas nasional, dan ide dalam membentuk perilaku aktor-aktor di arena internasional. Berikut adalah cara-cara teori konstruktivisme mempengaruhi kerja sama antarnegara:

Teori Konstruktivisme menggarisbawahi pengaruh signifikan norma-norma sosial dalam membentuk dinamika hubungan internasional. Norma-norma tersebut dapat terwujud sebagai prinsip-prinsip diplomasi damai, termasuk keamanan kooperatif, yang digunakan negara-negara untuk mencegah konflik dan mendorong kolaborasi.

Contoh yang relevan adalah krisis di Semenanjung Korea, di mana Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat ditahan dari terlibat dalam permusuhan terbuka karena pengaruh norma-norma keamanan kooperatif yang ditegakkan oleh China. Prinsip-prinsip Konfusianisme yang membentuk dasar filsafat Tiongkok menganjurkan harmoni dan ketenangan, sehingga berkontribusi pada mitigasi eskalasi konflik.

Identitas Nasional dan kerjasama

Konstruktivisme juga menggarisbawahi pentingnya identitas nasional dalam membentuk kepentingan dan tindakan negara. Identitas ini tunduk pada transformasi dari waktu ke waktu dan dibentuk oleh pengalaman sejarah dan norma-norma internasional. 

Contohnya adalah evolusi kebijakan luar negeri Jepang pasca Perang Dunia II. Setelah kekalahannya, Jepang mendefinisikan kembali dirinya sebagai negara pasifis, yang kemudian mempengaruhi kebijakan luar negerinya untuk memprioritaskan diplomasi daripada militerisasi. Ini mencontohkan bagaimana identitas nasional dapat sangat mempengaruhi perilaku suatu bangsa di panggung internasional.

Proses Sosialisasi dan Pembentukan Identitas Bersama

Teori konstruktivisme juga menyoroti pentingnya mekanisme sosialisasi dalam pembentukan identitas kolektif antar negara. Proses ini meliputi pembentukan kepercayaan, apresiasi budaya daerah, pelaksanaan inisiatif regional, dan fasilitasi pembelajaran sosial. 

Melalui proses yang komprehensif ini, negara-negara memiliki potensi untuk berkembang menjadi wilayah yang dicirikan oleh prinsip-prinsip bersama seperti demokrasi, pembangunan, dan perlindungan hak asasi manusia. Perkembangan ini berfungsi untuk meningkatkan kolaborasi antar negara dengan menyelaraskan harapan dan mengurangi ketidakpastian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun