Mohon tunggu...
Putri Suryani
Putri Suryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - @putrisuryaniii0611@gmail.com

Putri Suryani Sari nim 12011223394 Pendidikan bahasa indonesia UIN SUSKA RIAU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelaksanaan Tindak Ujaran

14 Desember 2022   16:26 Diperbarui: 14 Desember 2022   16:36 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelaksanaan Tindak Ujaran 

 Putri Suryani Sari

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Email: putrisuryaniii0611@gmail.com

ABSTRAK

 Dalam kehidupan setiap manusia pasti pernah berujar baik kepada anggota keluarganya maupun kepada orang lain. Dalam ujaran tersebut memiliki tujuan yaitu memberikan informasi kepada pendengarnya. Ada beberapa macam pelaksanaan tindak ujar diantaranya pelaksanaan tindak ujar representatif, pelaksanaan tindak ujar direktif, pelaksanaan tindak ujar komisif, pelaksanaan tindak ujar ekspresif dan pelaksanaan tindak ujar deklarasi.

Kata Kunci: Psikolinguistik, Tindak ujar representative, direktif, komisif, ekspresif dan deklarasi.

Pendahuluan 

 Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang penggunaan dan proses terjadinya bahasa oleh manusia yang diperoleh dari proses memproduksi dan memahami ujaran antara pikiran dan tubuh manusia. Dalam prakteknya Psikolinguistik ini menerapkan bagaimana penggunaan bahasa seseorang. Penggunaan bahasa seseorang dapat terlihat ketika seseorang melakukan Tindak ujaran.

Tindak ujaran merupakan bagian dari psikolinguistik yang berguna untuk mengekspresikan makna bahasa dari suatu perkataan untuk tujuan tertentu. Pelaksanaan tindak ujaran ini biasanya berbentuk satu kalimat untuk tujuan bertanya, menyatakan, dan sebagainya. Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan tindak ujaran ini, maka dalam artikel ini akan dibahas secara terperinci.

Pembahasan 

 

Tindak ujaran merupakan satuan terkecil dari bahasa untuk mengekspresikan makna , suatu perkataan yang mengekspresikan suatu tujuan. Tindak ujaran ini umumnya berbentuk suatu kalimat. Ketika seseorang berbcara , maka ia melakukan suatu tindakan, tindakan tersebut berupa menyatakan, bertanya, memerintah, menjanjikan atau berbagai tindakan lainya. Dengan demikian ujaran dianggap sebagai bentuktindakan atau perilku bertujuan. Suatu ujaran mengandung di dalamnya tiga unsur yaitu tindak ujaran, muatan proposisi, dan muatan tematik. Tindak ujaran ini dibagi kedalam lima kategori yaitu representative, direktif ,komisif, ekspresif dan deklarasi.

Pelaksanaan Tindak ujaran representatif merupakan pernyataan mengenai sesuatu yang benar-benar terjadi. Dari pengertian tersebut, yang perlu dilakukan adalah menemukan muatan proposisi dan muatan tematik. Muatan proposisi yang dimaksud adalah mengenai argumen dan predikasi, pelaku dan pasien (korban), atau modifikasi.

 Contoh : "Pak Joko senang menonton pertandingan sepakbola."

Pertama menentukan kalimat tersebut termasuk dalam tindak ujaran apa. Kedua menemukan muatan proposisinya. Ketiga menemukan muatan tematiknya. Pada contoh tersebut, termasuk dalam tindak ujaran representatif karena berupa pernyataan yang tidak memerlukan jawaban, muatan proposisinya adalah Pak Joko dan pertandingan sepakbola, muatan tematiknya adalah orang yang menonton pertandingan sepakbola termasuk informasi lama dan Pak Joko termasuk informasi baru.Jika dituliskan dalam skema, akan menjadi:

a. Informasi lama: X menonton pertandingan sepakbola.

b. Informasi baru: X = Pak Joko

Pada dasarnya, tindak ujaran direktif fokus pada pendengar. Pelaksanaan tindak ujaran direktif dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

Pelaksanaan untuk Pertanyaan Ya/Tidak. Pertanyaan ya/ tidak sebenarnya sama dengan kalimat representatif. Hal tersebut disebabkan pertanyaan ya/ tidak juga memiliki informasi sama.

Contoh: Pada kalimat "Pak Joko senang menonton pertandingan sepakbola" dengan "Apa Pak Joko senang menonton pertandingan sepakbola?" adalah dua kalimat yang sama informasinya yaitu menonton pertandingan sepakbola. Namun, jika diteliti lebih dalam lagi, kalimat kedua membutuhan proses untuk berpikir. Dari proses berpikir tersebut, akan menghasilkan jawaban ya atau tidak.

Pelaksanaan untuk Pertanyaan Mana/apa.  Pertanyaan mana/ apa adalah perwakilan dari berbagai pertanyaan. Pertanyaan "mana" dapat meliputi di mana, ke mana, dan bagaimana. Sedangkan pertanyaan "apa" dapat meliputi siapa, berapa, kenapa, mengapa. Pertanyaan ini mencari informasi tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan mana/ apa bukan menjawab ya/ tidak, melainkan informasi yang bersangkutan.

Contoh: "Berapa jumlah roda angkot?". Hal pertama yang harus dilakukan adalah merepresentasikan informasi lama dari kalimat tersebut, X adalah jumlah warna pelangi. Kemudian mencermati informasi demi informasi yang telah tersimpan dalam memori kita. Apabila cermatan tersebut cocok dengan apa yang dibutuhkan dalam kalimat tersebut, maka hasil pencarian tersebut adalah jawaban dari kalimat itu. Bila memori memang menyimpan informasi tersebut, maka jawabannya adalah empat(dua di depan dan dua dibelakang). Jika memori tidak menyimpan informasi tersebut, maka yang terjadi adalah jawaban tidak tahu.

Pelaksanaan untuk Kalimat Perintah. Kalimat perintah adalah tindak ujaran direktif langsung . Dapat disimpulkan bahwa kalimat perintah tidak membutuhkan jawaban, melainkan perbuatan untuk melakukan sesuatu.

Misalnya pada kalimat "Jemput aku sekarang."

Dari kalimat tersebut, yang dibutuhkan bukan jawaban tetapi perbuatan untuk menjemput pembicara. Dari kalimat tersebut pula, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan. Jelas tujuan kalimat tersebut adalah untuk menjemput pembicara saat itu.

Dalam hal ini, posisi pendengar sedang tidak menjemput pembicara. Langkah kedua adalah mengamati keadaan saat ini. Keadaan saat itu adalah tidak ada komunikasi dua arah. Dalam hal ini, yang perlu dipertimbangkan adalah konsep. Berkaitan dengan tujuan, konsep juga sangat diperlukan. Permanen dan kebutuhan sangat memengaruhi. Misalnya contoh yang telah disebutkan adalah sesuai kebutuhan, karena pembicara membutuhkan pendengar untuk menjemputnya.

Pelaksanaan Tindak Ujaran Komisif. Tindak ujaran komisif yang telah dijelaskan sebelumnya adalah tindak ujaran yang fokus pada pembicara yang berupa sumpah, janji, dan tekad. Tindak ujaran komisif hanya berupa penyimpanan informasi pada memori.

Contoh : "Saya berjanji untuk tidak membuat ibu menangis mulai hari ini."

Dari contoh tersebut, tidak memerlukan perbuatan ataupun tanggapan dari pendengar, melainkan hanya menyimpannya di memori pembicara. Hal tersebut karena komisif berupa sumpah, janji, tekad untuk dirinya sendiri.

Pelaksanaan Tindak ujaran ekspresif yang telah dijelaskan sebelumnya adalah tindak ujaran yang menyatakan keadaan psikologis seseorang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaannya bukan berupa perbuatan. Pendengar hanya diam. Namun, pendengar tidak hanya diam, melainkan dapat merespon dengan ucapan terimakasih, atau ungkapan lain. Contoh: "Saya turut berbela sungkawa." Pada kalimat tersebut, pendengar memiliki dua pilihan, antara lain

1) diam dan menyimpan maknanya,

2) merespon

Tindak ujaran deklarasi merupakan tindak ujaran yang menimbulkan kejadian baru. Faktor terjadinya tindak ujaran ini adalah wewenang. Tindak ujaran ini memerlukan syarat kelayakan . Jelas bahwa tindak ujaran ini harus layak karena yang melakukan tindak ujaran deklarasi adalah orang yang memang memiliki wewenang untuk menimbulkan kejadian baru.

Contoh :"Saya akan menikahkan kalian sebagai suami-istri hari ini."

Kalimat tersebut merupakan tindak ujaran deklarasi karena pembicara memiliki wewenang untuk menikahkan. Jika pembicara tidak memiliki wewenang, maka tindak ujaran tersebut bukan deklarasi. Syarat wewenang dan kelayakan sangat dipentingkan dalam tindak ujaran ini.

Kesimpulan 

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Tindak ujaran merupakan satuan terkecil dari bahasa untuk mengekspresikan makna , suatu perkataan yang mengekspresikan suatu tujuan. Tindak ujaran ini umumnya berbentuk suatu kalimat. Ketika seseorang berbcara , maka ia melakukan suatu tindakan, tindakan tersebut berupa menyatakan, bertanya, memerintah, menjanjikan atau berbagai tindakan lainya.

Dengan demikian ujaran dianggap sebagai bentuktindakan atau perilku bertujuan. Suatu ujaran mengandung di dalamnya tiga unsur yaitu tindak ujaran, muatan proposisi, dan muatan tematik. Tindak ujaran ini dibagi kedalam lima kategori yaitu representative, direktif ,komisif, ekspresif dan deklarasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun