pagipun datang dan mereka harus berangkat ke tempat kerja masing2 ditempat parkir asmara melihat ferow, mereka saling menyapa dan ferow memberi tawaran untuk ikut dengan mobilnya. "jakarta macet,gak baik kalau satu mobil satu orang" sahut ferow dan asmarapun mengiyakan ,lalu ferow mengantar ketempat kerjanya.
kebersamaan mereka semakin dekat, asmara mulai teringat masa lalunya yang takut akan kenangan pahit masa lalunya. asmara terdiam ditempat tidurnya. Tiba2 revan kakanya masuk kedalam kamarnya,
"kenapa kamu?galau yah sama tetangga apartemen kita?" canda kak revan.
"apaa si kak, udah gak ada galau2 an" jawab ara.
"kalau dia bikin adiku sakit , jangan tanya lagi"
Di lain sisi ferow sibuk dengan persiapan ulang tahun Ibunya , ibunya juga ingin ferow datang menggandeng seseorang untuk dijadikan calon menantunya nanti. Ferow kebingungan tingkat tinggi , bertanya -tanya pada dirinya sendiri. dia gak mungkin tiba-tiba mengajak asmara di pesta ultah ibunya itu, tapi dia memberanikan diri untuk mengajak ara via BBM , dan arapun agak ragu, tapi dia menepis keraguanya karena ferow yang dia tahu sosok yang baik.
Semuapun berlalu dan kini saatnya hari itu tiba, ferow menjemput ara di kamar apartemenya yang bersebelahan. sesaat ferow tertegun dengan keanggunan asmara, sangat berbeda di acara itu.
setelah datang di rumah megah ferow di Bandung , dipesta itu ara disambut hangat oleh keluarganya dan ara pun tersenyum bahagia, satu persatu ara dikenalkan ke saudara2 ferow. dan mereka semua menganggap asmara adalah kekasih ferow, sementara ara pun berfikir kapan ferow mengungkapkan perasaanya , mereka hanya berteman dekat tidak terfikir sedikitpun smua disitu akan mengganggap seperti itu . Di sisi lain asmara berkenalan dengan anaknya sahabat papahnya ferow alias partner bisnisnya perusahaan papahnya ferow yang sekarang sedang ferow kelola di Bogor.
"wah, ceweknya ferow yah?,kenalin aku nadin !!!"
Dan ara pun mengulurkan tanganya lalu ferow  yang menjawab "iya, dia mara"
Dan asmara pun melihat ferow dengan senyuman sinis seperti penuh keraguan.