Mohon tunggu...
putri roulita parhusip
putri roulita parhusip Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid kelas 12

Hobi membaca, menonton, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Intrinsik Novel Laut Bercerita

26 Februari 2023   10:08 Diperbarui: 26 Februari 2023   10:17 13016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Latar Suasana
Novel ini memiliki latar suasana yang menegangkan, mencekam, memilukan, mengharukan, menakutkan, menyedihkan, penyangkalan, romantis, dan hangatnya keluarga.

Alur
Alur dalam cerita ini termasuk dalam alur campuran karena alur dalam novel ini disajijkan secara tidak berurutan, namun saling berhubungan. Di dalam novel ini juga menampilkan latar waktu dan tempat yang berbeda di setiap bab nya. Biru Laut menceritakan kisahnya antara masa kini dan masa lalu, tidak hanya tentang pergerakan menuntut keadilan dan menentang rezim pemerintah pada saat itu, tetapi juga kisah persahabatan dan hangatnya keluarga serta kisah romansa  yang juga di paparkan sehingga membuat alur dalam novel ini terlihat lebih menarik.

Sudut Pandang
Dalam novel Laut Bercerita ini diambil dua sudut pandang, yaitu Biru Laut sebagai aktivis yang dibunuh secara kejam dan Asmara Jati, adik Biru Laut yang mencari keadilan untuk kakaknya. Kedua sudut pandang tersebut menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini terlihat dari penggunaan kata "aku" oleh pengarang untuk menggambarkan perasaan tokoh utama.

Dari sudut pandang Biru Laut, Kita diajak merasakan penderitaan dan kebrutalan yang dialami para aktivis di era Orde Baru. Sementara itu, dari sudut pandang Asmara Jati, kita diajak untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi sebuah keluarga yang kehilangan saudara/anak dengan ketidak adilan dan tidak jelasan nasib, sehingga tidak pernah kembali lagi hingga saat ini.

Amanat
Jangan pernah takut untuk menegakkan keadilan, meski banyak hal tidak menyenangkan yang harus di lalui dan diterima. Tetaplah berpegang teguh pada keadilan apapun yang terjadi.
Jangan mudah untuk percaya, sekalipun dia orang terdekatmu, temanmu, bahkan sahabatmu sendiri, karena orang yang paling mudah untuk menghianatimu dialah orang-orang terdekatmu.
Bersabar dan berlapapang dadalah dalam menghadapi kenyataan yang menyakitkan, karena dibalik kenyataan yang menyakitkan pasti ada pelajaran yang bisa dipetik.
Bersyukur dan berterima kasih kepada para pahlawan yang rela gugur untuk menegakkan keadilan, sehingga kita tidak merasakan pahitnya ketidak adilan tersebut.

Biografi penulis
LEILA S. CHUDORI

Leila Salikha Chudori lahir di Jakarta 12 Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent University, Kanada. Karya awal Leila dipublikasi di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun.

Leila Salikha Chudori adalah penulis berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Leila merupakan salah satu sastrawan yang mengawali debutnya sejak anak-anak.
Leila S. Chudori juga menggunakan imajinasinya untuk meruak ruang dan waktu, penuh ilusi dan halusinasi, angan-angan dan khayalan. Leila melukiskan kejadian-kejadian secara pararel dan simultan, berbaur susup-menyusup untuk saling memperkuat kesan pengalaman dan penghayatan. Leila juga mensejajarkan pengalaman pribadi. Satu hal lain yang istimewa dalam cerpen-cerpen Leila bahwa dia tidak ragu-ragu menceritakan hal-hal yang tabu bagi masyarakat tradisional.

Tahun 1989, Leila melahirkan kumpulan cerpen malam terakhir yang diterjemahkan kedalam bahasa Jerman Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari Nadira diterbitkan 2009  (Kepustakaan Populer Gramedia) dan mendapatkan Penghargaan Sastra dan Badan Bahasa. Tahun 2012 Leila menghasilkan novel pulang, yang kini sudah diterjamahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Novel ini memenangkan Prosa terbaik Khatulistiwa Literary Award 2013 dan dinyatakan sebagai satu dari "75 Notable Translation of  2016" oleh World Literature Today.

Leila adalah penggagas dan penulis skenario drama televesi berjudul Dunia Tanpa Koma dan penulis skenario penulis film pendek Drupadi (keduanya diproduksi Sinermart)
Leila menetap di Jakarta bersama putrinya, juga seorang penulis, Rain Chudori Soerjoatmodjo.

Dapat kita simpulkan bahwa dari buku ini, berawal mulai dari  organisasi yang terdiri atas  sekelompok sahabat yang  mendiskusikan tentang buku terlarang seperti bukunya pramoedya ananda toer, mereka melakukan aksi untuk mencapai keadilan dan pada akhirnya organisasi mereka dilarang oleh pemerintah. Tapi hal itu juga berdampak kepada biru laut yang merupakan peran penting di buku Laut Bercerita. Perjuangan para aktivis di era Orde Baru melawan pemerintah Orde Baru yang otoriter dan tidak mempedulikan nasib rakyat kecil. Hingga cerita kemudian berlanjut dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Biru Laut dan kekasih Alex. Sebagai keluarga yang ditinggalkan sang kakak secara misterius, mereka sangat kehilangan. Kisah Asmara pun dimulai tahun 2000-an. Bersama keluarga aktivis-aktivis lainnya, Asmara bergabung dengan Aswin dan mencoba mencari keadilan pada pemerintah yang dirasa lebih peduli. Duka kehilangan membuat banyak keluarga hidup dalam penyangkalan. Mereka hidup dalam imajinasi dimana keluarga mereka yang hilang masih tetap ada dalam keseharian. Ayah mereka masih tetap menyiapkan empat piring dalam ritual makan malam bersama di hari Minggu. Memutar lagu yang menandai kehadiran Laut, membersihkan buku-buku dan kamar milik Laut, seolah-olah Laut akan datang secara tiba-tiba kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun