Mohon tunggu...
Putri Rizky
Putri Rizky Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pecandu kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berdebat dengan Tuhan

31 Maret 2013   17:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:56 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beranda rumah. Senja merekah. Warna jingga tumpah di halaman.

Saya (S): Aku capek. (Meregangkan kaki. Menatap jalan raya. Menikmati bising kendaraan dari kejauhan.)

Tuhan (T): Kenapa?

S: Jangan tanya. Bukankah Kau seharusnya Maha Tahu Segala? (Menatap cangkir teh hangat yang duduk tegak di atas meja.)

T: Sesulit itukah menengadahkan kepalamu padaKu dan bercerita?

S: (Diam sejenak. Menegakkan duduk) Katanya Kau Maha Kuasa. Tapi kenapa Kau bikin hidupku jadi begini rumit? (Mengambil cangkir teh. Meniup bibir cangkir dan menyesapnya perlahan.)

T: Serumit doa yang kalian pintakan padaKu setiap hari?

S: Aku manusia biasa. Aku berhak meminta banyak hal kepadaMu. (Meneguk minuman kembali . Cairan kuning keemasan yang manis dan hangat mengaliri tenggorokan.)

T: Sebagaimana hakKu menerima sujudmu padaKu?

S: Jangan mengelak. Kau Tuhan. Kau wajib mendengarkan doaku.

T: Dan kau pun wajib menaatiku, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun