Mohon tunggu...
Putri Raihana Azizah
Putri Raihana Azizah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Saya Sangat Suka Musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari yang Penuh Anek Anek

15 April 2024   12:28 Diperbarui: 15 April 2024   12:35 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*Hari yang Penuh Anek-anek*

"Cepat Lea!! Sudah jam 7 nih, bisa-bisa kita terlambat nanti" Teriakku pada Lea yang sering terlambat untuk pergi sekolah.

 

"Iya bentar!! Aku udah hampir selesai kok" Balas Lea yang sedang melangkah cepat menuju teras depan rumah. 

Namaku Azea Putri Daeka dan yang kupanggil tadi adalah kembaranku. Namanya Alea Putri Daeka. Kami bersekolah di MTsN Kota Karangan, tepat nya di kelas 9J.

MTsN memiliki 3 tingkatan. Mulai dari kelas 7, 8, dan 9. Setiap tingkatnya ada 15 kelas dari 7A sampai 7O. Begitu pula pada tingkatan kelas 8 dan 9. MTsN termasuk sekolah tingkat SMP/MTs favorit di Indonesia loh. 

Setibanya Lea di depan pintu, aku dan Lea pun berjalan ke arah mama dan papa. "Ma, pa Aku dan Lea pergi sekolah dulu. Assalamualaikum" Ucapku dan Lea bersamaan sambil menyalami tangan mama dan papa secara bergantian.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" Jawab mama dan papa.  

"Belajar yang baik ya" Ucap mama seraya memandangi kami yang sedang mengikat tali sepatu hitam.

Kami pun tiba di dalam kelas setelah berjalan sejauh 150 meter. Dapat dibilang jarak rumah kami dan sekolah sangatlah dekat. 

"Lea, Zea kalian udah ada ngafal belum?" Tanya Zila dengan tiba-tiba. Tanpa membiarkan kami untuk duduk dengan tenang terlebih dahulu.

"Belum" jawab Lea pendek. 

"Oh iya, hari ini ada jam tahfidz ya" Ucapku dengan sedikit pelan. Aku pun bersiap-siap mengambil posisi duduk yang nyaman untuk menghafal.   

Tidak hanya aku yang menghafal di dalam kelas. Tetapi, semua siswa-siswi sudah mengambil posisi untuk menghafal hafalannya, hanya beberapa siswa-siswi yang tidak menghafal di dalam kelas tersebut.

Berlalu 4 jam pelajaran dan tibalah waktunya untuk jam istirahat. Semua murid langsung, menyerbu keluar kelas untuk pergi ke kantin yang sering kali bagai lautan manusia yang sangat padat.  

Hanya beberapa siswa yang dengan santai jalan ke kantin termasuk aku dan Lea.

"Lea, kamu jajan di Cafetaria atau minimarket?" Tanyaku pada Lea.

"Minimarket, aku mau beli air mineral " Jawab Lea cepat. Sambil melihat minimarket dengan sedikit kerutan di keningnya.

"Titip air nya juga dong Lea, kamu ada titip ga? Aku mau ke cafetaria" Ucap Zea seraya melihat cafetaria yang juga dipenuhi lautan manusia.

"Mmmmm, kalau gitu kebab naget satu" Ujar Lea setelah berpikir sebentar. Ia pun mulai berjalan ke minimarket yang sangat sempit karena sangatlah ramai.

Tidak hanya Lea yang mulai berjalan ke minimarket. Tetapi, aku pun mulai berjalan dan memesan kebab naget dan dimsum kukus di cafetaria.

Setiba di kelas kami pun langsung menyantap makanan yang kami beli dengan lahap. Sambil bercerita tentang hal-hal random yang dirasa agak receh.

Telah berlalu 3 jam pelajaran dan waktu istirahat kedua. Saat istirahat kedua siswa-siswi di persilahkan untuk shalaf dzuhur dan makan siang. 

"Habis jam istirahat, masuk jam pelajaran ke-7" Terdengar suara guru yang sedang piket dari speker radio kelas. Jam pelajaran ke-7 sampai ke-10 adalah jam olahraga. Hari ini pun guru olahraga tidak menampakkan batang hidungnya yang berarti jam kosong.

Ketika jam kosong kelasku sangat sepi. Karena banyak yang berkeliaran di lapangan menggunakan baju olahraga. Hanya beberapa siswi yang merasa malas olahraga yang di berada di kelas.

Beberapa menit dan detik berlalu. Tiba-tiba ada guru olimpiade Fisika yang mampir ke kelasku serta beberapa muridnya.

"Nak ibu izin memakai kelasnya sebentar ya, untuk mengajar siswa yang akan mengikuti olimpiade nanti" Izin Buk Silvia ke siswi-siswi yang berada di kelas. 

Aku pun berdiri dab langsung menyalami ibu Silvia seraya berkata "Iya buk, kalau gitu kami izin keluar ya buk". Aku dan Lea langsung keluar untuk duduk di kursi-kursi dinding kelas.

Nezie dan Zila berdiri di tepi teras tepat depan aku dan Lea duduk. Mereka adalah teman sekelas kami, mereka duduk tepat di belakang tempat duduk kami.

Kami pun bercerita dan mengobrol bersama di lorong kelas. Sampai suatu ketika ada 3 siswa kelas 8 yang berlari dengan cepat di depan kami. Saat itu Nezie yang sedang berdiri terkejut, ia tak sengaja menginjak ujung kaki Zila. Ia pun jatuh karena kehilangan keseimbangan tubuhnya.

"Aduh!!" Ucap ku spontan. Tidak ada yang menyadari aku mengatakannya karena aku memakai masker dan saat itu tidak ada yang fokus kepada suaraku.

Lea tertawa melihat Nezie yang jatuh. Ia juga memperagakan gerakan Nezie yang saat akan jatuh mengangkat tangannya seakan menyerah. Seraya berkata "Aduh!!" Serunya sambil tertawa.

Nezie dan Azila sadar kalau Lea menambahkan kata 'Aduh!!' Saat mengejek Nezie tadi. "Lea, aku ga ada bilang 'Aduh!!' Tadi saat jatuh. Kamu ga boleh mengarang gitu" Sergah Nezie ke Lea yang tadi menertawakannya.

Tapi Lea berkata sebaliknya "Tadi aku mendengarnya ketika kamu jatuh" Jawabnya tidak mau kalah.

Aku menyadari di sini kalau Lea saat ini salah paham dan aku pun berbicara "Lea, tadi yang bilang aduh itu aku, bukan Nezie" Ucapku dengan sedikit tersenyum tipis.

Mendengar hal itu Nezie, Zila dan Lea menatap ke arahku dengan tatapan heran sambil mengerutkan kening mereka. Melihat reaksi mereka aku sudah menebak apa yang mereka katakan dan menyergahnya dengan "Tadi aku cuma spontan jadi sound" Kataku pendek. 

* Ding dong *

Akhirnya bel pulang pun berbunyi. Aku menarik tangan Lea dan bersiap-siap untuk pulang.

Beberapa meter telah kami lalui. Terlihat mama dan papa yang duduk di kursi santai sepulang bekerja juga.

Tepat di depan pagar Lea tiba-tiba jatuh dan aku membantunya berdiri seraya berkata " Karma Lea, kamu sih tadi yang menertawakan Nezie jatuh. Jadinya kamu juga ikutan jatuh" Ucap ku dengan bercanda.

Papa mendengar kata karma yang aku ucapkan dan berkata "Lea, Zea di dalam islam ga ada yang namanya karma. Cuma ada balasan yang terjadi di akhirat atau pun di dunia" Ujar papa menasehati kami.

"Benar, tapi tadi mama dengar Zea bilang kamu menertawakan teman yang jatuh ya, kamu seharusnya membantunya bukan menertawakannya" Sambung mama menasehati kami. 

"Baik ma, pa" jawabku dan Lea serentak. Aku dan Lea langsung menuju ke dalam rumah dan beristirahat. Tidak lupa kami shalat ashar terlebih dahulu. Itulah keseharian kami setiap pulang sekolah. 

Malamnya aku tertidur dengan cepat karena lelah. Aku sangat menantikan kejadian baru lagi untuk esok.

Karya Khairyatul Amraini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun