Mohon tunggu...
Putri Putri
Putri Putri Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca buku cerita

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Teori empati dari Martin Hoffman mnjelaskan bagaimana empati berkembang sejak kanak-kanak hingga dewasa

17 Januari 2025   23:20 Diperbarui: 17 Januari 2025   23:20 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Martin Hoffman, seorang psikolog perkembangan, mengembangkan teori empati yang menjelaskan bagaimana empati berkembang sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Hoffman percaya bahwa empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, yang berkembang melalui proses kognitif dan emosional. Berikut adalah tahap-tahap perkembangan empati menurut Hoffman:

1. Empati Global (0--1 Tahun)

Pada tahap ini, bayi menunjukkan empati yang bersifat refleksif. Mereka bereaksi terhadap emosi orang lain tanpa memahami bahwa emosi tersebut berasal dari luar dirinya. Misalnya, seorang bayi mungkin menangis ketika mendengar bayi lain menangis.

2. Empati Egosentris (1--2 Tahun)

Anak mulai memahami bahwa orang lain adalah individu yang terpisah, tetapi mereka masih cenderung merespons berdasarkan perspektif diri sendiri. Contohnya, jika melihat orang lain sedih, seorang anak mungkin memberikan boneka atau sesuatu yang ia anggap menghibur dirinya sendiri.

3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2--10 Tahun)

Anak-anak mulai memahami bahwa perasaan orang lain mungkin berbeda dari perasaan mereka sendiri. Mereka mulai menunjukkan empati yang lebih spesifik dan sesuai dengan situasi orang lain. Kemampuan ini berkembang seiring dengan peningkatan kemampuan kognitif dan bahasa.

4. Empati yang Tercerahkan (10 Tahun ke Atas)

Pada tahap ini, individu mulai memahami bahwa emosi orang lain dapat dipengaruhi oleh pengalaman hidup atau kondisi yang lebih kompleks. Mereka mampu memikirkan perspektif yang lebih luas dan berempati pada kelompok atau situasi yang tidak langsung mereka alami.

Komponen Utama dalam Teori Empati Hoffman

Hoffman mengidentifikasi empat proses yang berkontribusi pada perkembangan empati:

Mimicry Otomatis: Kemampuan untuk meniru ekspresi atau emosi orang lain, yang dapat memicu respons empati.

Kondisi Klasik Emosi: Menghubungkan pengalaman emosional seseorang dengan pengalaman pribadi.

Peran Kognitif: Mampu mengambil perspektif orang lain.

Internalisasi Norma Moral: Empati menjadi bagian dari nilai moral individu, yang membimbing perilaku prososial.

Teori Hoffman juga menekankan bahwa empati tidak hanya melibatkan respons emosional tetapi juga pengaruh norma moral dan kognisi dalam perilaku manusia. Teori ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan, psikologi perkembangan, dan intervensi sosial.

Martin Hoffman adalah seorang psikolog terkenal yang meneliti perkembangan moral dan empati. Ia juga menulis buku berjudul Empati dan Perkembangan Moral.

Teori empati Martin Hoffman adalah teori yang menjelaskan bahwa empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Teori ini juga menyatakan bahwa empati merupakan dasar dari perilaku prososial. 

Teori empati Martin Hoffman mencakup: 

Empati adalah keadaan emosional yang lebih sesuai dengan kondisi orang lain.

Empati dapat dipupuk dan dikembangkan.

Empati merupakan faktor kunci dalam pengembangan moral dan perilaku prososial.

Empati melibatkan resonansi emosional dan empati kognitif.

Empati dapat dibangkitkan dengan mengambil perspektif orang lain.

Martin L. Hoffman, seorang psikolog terkenal, telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami perkembangan empati. Teorinya berfokus pada bagaimana empati berkembang dari masa kanak-kanak hingga dewasa, dan bagaimana hal itu memengaruhi perkembangan moral seseorang.

Hoffman mengidentifikasi tiga tahap perkembangan empati:

 

Empati Global (0-1 tahun): Pada tahap ini, bayi tidak dapat membedakan antara diri sendiri dan dunia di sekitarnya. Mereka merespons emosi orang lain dengan cara yang sama seperti mereka merespons emosi mereka sendiri. Misalnya, bayi mungkin menangis jika melihat bayi lain menangis, karena mereka belum dapat memahami bahwa bayi lain adalah individu yang terpisah.

Empati Ego-Sentris (1-2 tahun): Anak-anak pada tahap ini mulai memahami bahwa mereka adalah individu yang terpisah dari orang lain, tetapi mereka masih memiliki kesulitan untuk memahami perspektif orang lain. Mereka cenderung merespons emosi orang lain dengan cara yang ego-sentris, yaitu dengan fokus pada bagaimana emosi orang lain memengaruhi mereka sendiri. Misalnya, anak mungkin mencoba menghibur teman yang sedang menangis dengan memberikan mainan favoritnya, karena itu adalah cara yang mereka gunakan untuk menghibur diri sendiri.

Empati Berpusat pada Orang Lain (2 tahun ke atas): Pada tahap ini, anak-anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki pikiran, perasaan, dan pengalaman yang berbeda dari mereka sendiri. Mereka dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan untuk merespons emosi orang lain dengan cara yang lebih sesuai dan membantu.

 

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Empati

 

Hoffman juga meneliti faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan empati, seperti:

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Teori empati dari Martin hoffman", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/muhamadiksan2750/678a568f34777c032246afe3/teori-empati-dari-martin-hoffman?page=2&_gl=1*3rbgo4*_ga*ck9wWTZhSm5LNXdRbmRtMnBZMFF6dk9XYTR3MjFUd1Q3ZmFfbHd3OW1tV3hYSlhMMHVCQktGLUFXN21PRWQ2Ug..*_ga_6DPN6FP6GB*MTczNzEyMjM5My4yLjEuMTczNzEyMjM5My4wLjAuMA..*_ga_Z1ETC4ZG45*MTczNzEyMjM5My4yLjEuMTczNzEyMjM5My4wLjAuMA..

Kreator: Muhamad Iksan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun