Kesehatan mental jadi isu besar buat Gen Z. Berdasarkan berbagai penelitian, tingkat depresi dan kecemasan di kalangan Gen Z meningkat pesat dibanding generasi sebelumnya. Banyak dari mereka yang ngerasa kesepian karena kurangnya dukungan atau stigma negatif tentang kesehatan mental.
Contoh kasus, banyak yang masih menganggap bahwa pergi ke psikolog atau psikiater itu tabu atau hanya untuk orang yang "sakit jiwa." Akibatnya, mereka yang sebenarnya butuh bantuan jadi ragu untuk mencari pertolongan, dan akhirnya terjebak dalam kesepian.
Perubahan Cara Berinteraksi
Pandemi COVID-19 juga ngasih dampak besar buat Gen Z. Dengan adanya lockdown dan social distancing, banyak interaksi yang tadinya bisa dilakukan secara langsung, jadi beralih ke online. Meskipun teknologi memudahkan kita tetap terhubung, tapi interaksi virtual nggak bisa sepenuhnya menggantikan pertemuan tatap muka.
Efeknya, banyak yang jadi terbiasa dengan isolasi sosial dan kehilangan kemampuan untuk berinteraksi secara langsung. Ketika akhirnya bisa kembali berinteraksi, mereka jadi merasa canggung dan kesepian karena kehilangan koneksi yang sebenarnya.
Apa Solusinya?
Gimana cara ngatasin rasa kesepian ini? Ada beberapa hal yang bisa dicoba:
Kurangi Waktu di Media Sosial: Cobalah untuk lebih mindful dengan penggunaan media sosial. Atur waktu khusus dan hindari scrolling berlebihan.
Bangun Hubungan yang Lebih Mendalam: Usahakan untuk punya percakapan yang lebih berarti dengan teman atau keluarga. Ajak mereka untuk ketemuan langsung atau ngobrol lewat telepon.
Cari Dukungan: Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika merasa kesepian atau mengalami masalah kesehatan mental. Ingat, nggak ada yang salah dengan minta tolong.
Ikut Komunitas atau Aktivitas Sosial: Bergabung dengan komunitas atau ikut aktivitas sosial bisa membantu kamu merasa lebih terhubung dengan orang lain.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!