" Kenapa berhenti mbak kan baru 2 hari bekerja" ucap Nia pada pengasuh baru Ari.
" Saya tidak sanggup mbak Nia, Ari sulit dikendalikan"ucap pengasuh.
" Mbak bertahan dulu satu minggu, sambil saya cari pengasuh lainnya?" ucap Nia.
" Ndak mbak saya lebih baik membayar denda daripada saya tersiksa" ucap pengasuh Ari.
Nia tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia membiarkan pengasuh Ari pergi setelah 2 hari bekerja. Malam harinya Nia membuatkan telur ceplok untuk Ari dan menggoreng beberapa nugget. Bukanya dimakan malah dia tumpahkan semua isi piring dan air digelasnya. Sontak Nia menjadi emosi melihat kelakukan Ari.
" Kamu ini buat onar saja, kalau gak mau makan cepet ke kamar".
" na..na..na Ari mau makan".
" Makananya udah kamu tumpahin tadi...cepet masuk kamar" perintah Nia sambil menarik tangan Ari.
Ari yang merasa dirinya dipaksa, melakukan perlawanan, dia gigit tangan Nia. Untungnya Nia bisa melepasakn gigitan tersebut.
" ARIII...kalau kamu tidak mau di urusi masuk kamar sana...mau makan kek..mau nangis kek bodo amat" ucap Nia sambil mengangkat tubuh Ari.
Bukanya di kunci di kamar, Nia malah membawa Ari ke kamar mandi dan menguncinya di sana. Jika dia dikunci di kamar Ari pasti akan melempar barang-barang di kamarnya. Ari menangis dengan kencang, dia berteriak-teriak memanggil ibunya. Nia merasa frustasi melihat kondisi saat itu, dia tidak sanggup lagi bertahan. Keesokan harinya saat Nia mau berangkat sekolah dia membuka kamar mandi untuk mengajak Ari pergi kesekolahnya.