" Hemm liaten temane Marta ganjen" ucap pekerja yang ada di belakang meja Riani.
" ohh anak baru itu tah" jawab teman sebelahnya.
" Iya sudah emak-emak tapi asih aja ganjen"
" Ku dengar suaminya pergi sudah setahun tidak pulang" jawab temanya.
" Oh Yo Pantes Orang Istrinya Ganjen Begitu, siapa yang betah"
Riani bukanya tidak mendengar, tapi baginya tidak menanggapi adalah jalan terbaik. Sebagai anak baru dia tidak ingin mencari musuh, dia masih butuh uang untuk keperluan anaknya. Berbeda dengan Marta, sejak awal dia memang bersikap semaunya sendiri dan tidak takut dengan siapapun. Posisinya yang masih singel membuat dia tidak memiliki beben, bagi Marta komitmen adalah hal yang sulit terwujud.
" Eh kerja...gak berisik ngegosip aja" ucap Marta sambil melirik dua orang di belakang Riani.
" Yee apa ikut urusan orang aja"
" Eh kamu iku sing ngurusi hidup orang, pada gak nyadar" bentak Marta.
" Sudah...sudah jangan rebut ayao fokus lagi" lerai Riani yang menarik tangan Marta agar kembali ke mejanya.
Meja Marta memang berada di sebelah Riani, jadi saat ada orang yang menggangunya Marta yang akan membantunya. Begitulah Marta meskipun dia semaunya sendiri tapi dia cukup setia kawan, apalagi Riani kawan kuliahnya.Â