Sienta menatap Bintang dan Rizal bergantin, memilih pulang bersama siapa. Gue pulang sama siapa nih? Bintng atau Rizal?
      Dua Belas
Sienta dari sudut yang berbeda memperhatikan Bintang. Diam-diam, ia mulai menyadari kalau Bintang begitu baik dan sempurna.
      Tiga Belas
Sepanjang jalan, saat Sienta berjalan menuju kelas. Gerombolan cewek tampak melihat sinis ke arah Sienta, berbisik membicarakannya.
      Empat Belas
Benarkah ada orang stres dan gila yang bisa membunuh orang hanya karena cemburu? Rasanya sulit untuk dipercaya.
      Lima Belas
Sienta mundur beberapa langkah, kemudian memutuskan untuk berlari, menjahui Kharina dan Rizal. Ia sudah tidak mau berurusan dengan mereka lagi.
      Enam Belas
Keesokan harinya di kampus, ancaman untuk Sienta makin merajalela. Sienta terus membaca satu per satu tulisan yang ada di setiap pamflet. Semua ditulis dengan tinta merah, menandakan ada dendam yang tersemat.