Mohon tunggu...
putri handayani
putri handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi PGSD

Mahasiswi yang aktif, antusias, dan agak kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bentuk Kerja Sama Orangtua Siswa di Sekolah Inklusi

9 Juli 2021   23:24 Diperbarui: 10 Juli 2021   00:06 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NAMA : Putri Mardawanti

NIM : 181330000361

KELAS : 6 PGSD A3

BENTUK KERJASAMA ORANG TUA SISWA DI SEKOLAH INKLUSI

Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK) menurut Ormrod (2011) adalah siswa yang berbeda dari kelompok siswa lainnya yang memerlukan materi belajar yang diadaptasi khusus serta pelatihan-pelatihan untuk memaksimalkan belajar dan pencapaian mereka. Banyak anak SBK yang memiliki hambatan di aspek kognitif, sosial atau fisik yang dapat mempengaruhi performa atau kinerja mereka dalam belajar di sekolah umum. Dengan kondisi khusus yang mereka miliki, siswa-siswa ini memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri saat di sekolah. Mereka juga perlu beradaptasi terhadap penjelasan dari guru, setting kelas maupun saat bermain dengan teman-teman yang lain. Proses adaptasi mereka akan lebih baik jika didukung oleh komunikasi yang baik antara pihak sekolah serta orang tua siswa. Saat ini, beberapa masalah yang sering hadir di sekolah inklusi adalah masalah penyesuaian diri, baik pada guru maupun pada siswanya. Guru di sekolah inklusi sering merasa kurang memiliki pengetahuan dan pelatihan yang dapat membuat mereka merasa lebih percaya diri menghadapi anak berkebutuhan khusus di kelas. Hal ini diakibatkan kurang menjalin komunikasi atau kerjasama dengan orang tua siswa tersebut. Membangun kerja sama antara guru dan orang tua siswa tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Pada kenyataannya tidak mudah menjalin kerja sama kedua belah pihak. Proses pendidikan seperti mendisiplinkan anak, cara berkomunikasi antara anak dan orang dewasa, anak laki-laki dan perempuan, dan budaya seringkali dipandang berbeda antara guru dan orang tua. Jika hal ini terus berkelanjutan, maka kerja sama tidak akan pernah berlangsung. Kesulitan dalam menjalin kerja sama, dapat terlihat bahwa banyak orang tua ingin membantu guru di madrasah, namun guru kurang memberikan respon, kurang menerima sepenuh hati, dan lebih banyak mengkritik karena mereka merasa lebih ahli dibandingkan orang tua. Oleh karena itu antara orang tua dan guru tidak bisa menjadi tim yang bagus untuk menjalin kemitraan. 2 Padahal kerja sama antara guru dan orang tua perlu dilakukan agar orang tua memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anakanaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula memperoleh keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan karakter siswanya. Jalinan kerja sama keduanya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu makalah ini disusun untuk membahas bentuk kerjasama orang tua dan guru di sekolah inklusi dengan baik dan benar.

Keterlibatan Orang Tua Dalam Pendidikan Inklusi adalah Keberhasilan suatu pendidikan tidak hanya dilakukan oleh sekolah, melainkan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Tiga pusat pendidikan yang selama ini diakui sebagai basis pendidikan seorang anak adalah, keluarga, sekolah, dan massyarakat, dimana anak-anak dapat tumbuh dan berkembang melalui interaksi dengan ketiga lingkungan tersebut. 

Peran dan Fungsi Orang Tua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus yaitu Keterlibatan aktif orang tua dalam proses belajar mengajar sangat penting dalam pembelajaran dan pengembangan yang efektif bagi anak. Keterlibatan tersebut mencakup pengakuan bagi orang tua sebagai pemberi perawatan utama anak-anak mereka dan karena itu, orang tua adalah sumber utama untuk sistem pendidikan. Secara umum, Hewett dan Frenk (1968) menyebutkan bahwa peranan dan fungsi orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus sebagai berikut:

Sebagai pendamping utama (as aids)

Sebagai advokat (as advocates)

Sebagai sumber (as resources)

Sebagai guru (as teacher) 

Sebagai diagnostisian (diagnosticians) 

Ada 3 bentuk kegiatan kerjasama antara sekolah dan orang tua.

Parenting

Parenting adalah cara orang tua bertindak sebagai orangtua terhadap anak-anaknya dimana mereka melakukan serangkaian usaha aktif, karena keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama kalinya dan untuk seterusnya anak belajar didalam kehidupan keluarga. 

Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal yang dimaksud disini adalah komunika antara guru dan orang tua baik dengan menggunakan alat komunikasi elektrik maupun komunikasi cetak (buku penghubung).

Volunteer 

Sekolah bukan hanya sekedar tempat untuk menitipkan anak, melainkan juga tempat di mana orang tua bisa terlibat dan berpartisipasi lebih jauh lagi dalam pendidikan anak. 

Usaha yang dilakukan Guna membangun Kerja sama Orang Tua dan Sekolah yaitu ; 1. Menciptakan iklim yang nyama Manajemen sekolah harus berusaha merespon setiap orang tua yang datang dengan berbagai maksud dan tujuan, memberikan rasa nyaman baik itu kepada orang tua siswa maupun tamu yang datang untuk kunjungan tertentu, menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun) sehingga diharapkan orang tua pun menganggap pihak sekolah seperti keluarga. 2. Melakukan komunikasi awal dengan orang tua Melakukan komunikasi awal dengan orang tua atau wali siswa dengan melakukan rapat awal tahun yang dihadiri oleh guru dan seluruh orang tua siswa. 3. Melibatkan peran orang tua dalam kegiatan madrasah Pihak sekolah menyediakan kesempatan atau waktu yang memungkinkan bagi orang tua untuk terlibat dan berpartisipasi. 

Pendidikan merupakan suatu sistem, terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait dan berpengaruh secara timbal balik. Oleh Karen itu, keberhasilan atau kegagalan proses pendidikan tidak dapat dibebankan hanya pada salah satu komponen saja misalnya guru atau sekolah. Penting adanya kerja sama antara guru dan orang tua. Sekolah inklusi perlu melakukan usaha-usaha yang berhubungan dengan kerja sama antara orang tua dan guru atau sekolah yaitu dengan menciptakan iklim sekolah yang nyaman, melakukan komunikasi awal dengan orang tua, dan menyediakan kesempatan bagi orang tua untuk terlibat di dalam banyak kegiatan di sekolah. Kemudian, bentuk kerja sama guru/sekolah dengan orang tua siswa diantaranya adalah: parenting, komunikasi, volunteer, dan keterlibatan orang tua pada pembelajaran anak di rumah

Bentuk Kerjasama Keluarga Siswa (Sekolah) Terhadap Pendidikan Inklusi yaitu 

Peranan Sekolah Sekolah sebagai pihak penyelenggara pendidikan merupakan pihak yang memprakarsai kemitraan (kerjasama) dengan keluarga dan masyarakat, sehingga dapat mewujudkan ekosistem Pendidikan yang aman, nyaman, ramah, dan sehat yang dapat menumbuhkan karakter dan budaya prestasi anak. Hal-hal yang perlu dilakukan antara lain: melakukan analisis kebutuhan anak berkebutuhan khusus

menyusun program tahunan pendidikan inklusi

melakukan pertemuan dengan orang tua/wali peserta didik

melaksanakan program pendidikan inklusi

melakukan supervisi dan evaluasi.

Daftar Pustaka : 

Amka. 2019. Sikap Orang Tua Terhadap Pendidikan Inklusif. Journal Of Islamic Elementary School. 3 (1), 19 – 20. Darmono, Al. 2015. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Studi Islam dan Sosial, Vol. 9, No. 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun