Tak terasa akhir tahun 2024 telah tiba. Membuat saya merenung, apa saja yang sudah saya lakukan selama 1 tahun ini ya?
Bagaimana dengan sahabat lainnya?Â
Yuk, Mari kita bermuhasabah kedalam diri, merefleksi tiap kejadian yang ada. Lalu apa sih makna Refleksi itu sebenarnya?
Dari segi bahasa, Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan. (Google.com).
Maka mari kita merefleksi, dan mengambil hikmah serta pelajaran. Dari berbagai hal yang ada dan terjadi di Dunia, dan kita akan mengambil kesimpulan bahwa : Tak ada yang Abadi.
Nah, kali ini kita akan mundur ke beratus tahun ke belakang dan mengupas sejarah yang terjadi di Dunia. Mungkin selama ini lewat pelajaran di sekolah. Kita menyaksikan banyak sejarah kejayaan yang berakhir dengan kehancuran. Baik itu kekaisaran, perusahaan, atau bahkan peradaban. Yang semuanya memiliki masa akhir.
Layaknya roda yang berputar. Fenomena ini dikenal sebagai "rise and fall" (kebangkitan dan keruntuhan). Tulisan ini akan menggali lebih dalam tentang pola ini dan memberikan contoh-contoh bagi kita, untuk merefleksi diri di akhir tahun ini. Semoga mudah dicerna dan menjadi manfaat:
a. Kekaisaran Romawi, Kejayaan yang Berakhir dengan Keruntuhan.
Kekaisaran yang menjadi salah satu kekuatan terbesar dalam sejarah ini. Runtuh karena korupsi, perang saudara, dan tekanan dari luar.
Pada puncak kejayaannya, Romawi menguasai sebagian besar Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat. Namun, setelah berabad-abad mempertahankan kekuasaan, Romawi akhirnya jatuh ke tangan barbar pada tahun 476 M.
Pelajaran bagi kita, bahwa setiap masa pasti ada akhirnya. Tak ada yang Abadi..
b. Andalusia, Peradaban yang Hilang.
Sebuah peradaban Islam di Spanyol, Andalusia. Merupakan contoh lain dari kejayaan yang berakhir dengan kehancuran.
Pada abad ke-8 hingga ke-15, Andalusia menjadi pusat ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur. Namun, perang Reconquista dan konflik internal menyebabkan runtuhnya peradaban ini.Â
Semua kemegahan itu ternyata bisa berakhir ya Sobat..
c. VOC, Kekuatan Ekonomi yang Menghilang dari muka Bumi.
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), sebuah perusahaan dagang Belanda yang didirikan pada tahun 1602, menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Kita mengenal VOC tentu lewat pelajaran sejarah, karena beratus tahun menjajah Indonesia ya Sobat..
Namun, kekuatan VOC pun berakhir. Karena korupsi, birokrasi yang rumit, dan persaingan dari Inggris menyebabkan VOC bangkrut pada tahun 1799.
Waduh, korupsi lagi-lagi menjadi biang kerok keruntuhan ya..
d. Kesultanan Ottoman dan Baghdad, Kehancuran karena Perang dan Konflik.
Salah satu kerajaan yang terbesar di Dunia, yaitu Kesultanan Ottoman. Yang bahkan pernah menjadi kekuatan terbesar di Timur Tengah, runtuh setelah Perang Dunia I.
Sementara itu, Baghdad, yang pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hancur oleh serbuan tentara Mongol dan konflik yang berkepanjangan. Pelajaran yang dapat diambil dari hal ini adalah, setiap orang dan kelompok memiliki beragam keinginan dan kepentingan. Konflik kepentingan ini yang terkadang menjadi akar dari perselisihan, dan bahkan kemudian menjadikannya perang antar saudara.Â
Kerajaan-kerajaan di Indonesia pun juga mengalami hal-hal serupa, yang berakhir hanya tinggal nama. DIantaranya, kerajaan majapahit, Kertanegara, Kutai, Samudra Pasai dan sebagainya.Â
Betapa miris ya.. Sebuah peradaban dibangun dengan susah payah, namun dihancurkan dengan mudah oleh ambisi dan ego dari manusia itu sendiri.
Â
e. Kegagalan Mengikuti Perubahan
Dalam dunia bisnis modern, Nokia dan BlackBerry merupakan contoh perusahaan alat komunikasi, dalam hal ini Handphone. Yang gagal mengikuti perubahan teknologi. Keduanya pernah menjadi pemimpin dalam pasar.
Namun rasa jumawa yang merasa takkan tergantikan. Serta kegagalan mereka berinovasi dan beradaptasi menyebabkan kehancuran yang tak terbantahkan.
Lalu, Apa pelajaran yang dapat dipetik dari berbagai kisah di atas?Â
1. Korupsi dan kelemahan internal.Â
Manusia kadang tak menyadari, bahaya akibat keserakahan yang dimiliki. Korupsi, birokrasi yang rumit, dan konflik internal dapat menyebabkan kehancuran.
2. Kegagalan berinovasi
Kegagalan mengikuti perubahan teknologi dan zaman dapat menyebabkan kehancuran.
3. Perang dan konflik
2 hal ini dapat menyebabkan kehancuran dan kerugian besar. Kita dapat melihat di Palestina ataupun Ukraina contohnya, perang dan konflik berkepanjangan menyebabkan banyak kerugian baik materi dan korban jiwa. Bukan hanya wilayah yang mengalami perang, namun juga seluruh Dunia ikut terkena dampaknya.
4. Kekuatan eksternal
Tekanan dari luar, seperti persaingan dan perubahan politik, dapat menyebabkan kehancuran. Salah satunya rusaknya tatanan sosial dan ekonomi.
5. Pelajaran dari Sejarah
Kisah-kisah di atas menunjukkan bahwa tidak ada kekuatan yang abadi. Semuanya memiliki masa akhir.
Bagi umat Islam, konsep "rise and fall" sudah diajarkan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman, "Karena sesungguhnya segala sesuatu di atas bumi itu akan binasa." (QS. Al-Rahman: 26-27).Â
Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat fana, tidak kekal, dan pasti memiliki akhir.
Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada kekuasaan, kekayaan, atau kejayaan duniawi (Harta, Tahta dan Wanita). Karena semuanya hanya titipan dan bisa berubah dalam sekejap. Sebaliknya, kita harus fokus pada kekekalan akhirat dan menjalankan hidup sesuai dengan nilai-nilai agama.
Jadi, ingatlah bahwa "rise and fall" adalah pola yang akan terus berulang dalam sejarah. Kembali lagi terus seperti roda yang terus berputar.
Yang diatas bisa jadi suatu saat berada di bawah. Yang pergi akan terganti dengan yang akan datang.
Maka harapannya, dengan mempelajari sejarah serta contoh-contoh di atas. Kita dapat belajar dari kesalahan masa lalu, terus beradaptasi, berinovasi tanpa lelah.Â
Karena yang mager (malas gerak) yang nantinya akan ketinggalan. Jadi.. Ayo munculkan Semangat dan harapan baru di tahun baru 2025 ya Sobat..
Sumber : Google.com dan FB IndratnoWidiarto
#PutriEkaSari Jakarta 31 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H