Mencari rezeki lewat jasa mengantar penumpang, kala waktunya orang lain tidur nyenyak di tempat tidur mereka. Batinku dalam hati.
Ku rasakan angin dingin berhembus lebih kencang, membuatku menggigil. Namun perempuan di balik punggungku masih diam seribu bahasa, jika ia tak ditanya.
"Bang, berhenti di perumahan itu ya.." Katanya perempuan di belakangku dengan pelan, seraya menunjuk ke arah kiri depan.
"Siap mba.." Jawabku sambil tersenyum. Ah.. akhirnya sampai juga, pikirku.
Tak lama, perempuan di belakangku turun. Lalu menyerahkan uang pecahan 50.000 ke arahku.
"Kembali mba?" Tanyaku padanya.
"Ga usah bang, terimakasih" Jawab perempuan itu sambil berbalik menuju perumahan di belakangnya. Suasana tampak sepi di sekitarnya, tak terlihat ada satpam perumahan atau orang lewat.
Tak memperhatikan lagi situasi. Aku fokus kegirangan sendiri.
Membayangkan uang tadi untuk makan anak dan istri. Karena jika diukur dari aplikasi online, mungkin saja tarif perjalanan kami hanya separuh uang yang perempuan tadi berikan.
Aku pun kemudian mulai menderu gas motor lagi, setelah memasukkan uang ke saku jaket. Sambil berpikir, bahwa memang terkadang ketika malam hari orang menjadi lebih royal terhadap uang.Â
Mungkin karena jasa ojek yang jarang ada. Sedangkan kebutuhan untuk berpergian atau memesan makanan kala malam hari tetap ada.