Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengunjungi Ka'bah bukan Sekadar Impian

1 November 2024   05:34 Diperbarui: 1 November 2024   08:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pribadi, di dinding rumah Vs Kenyataan - Masjid Nabawi, Madinah

Mimpi itu seolah harapan yang membuncah dalam dada. Menerbangkan ku ke langit, melintasi awan dan memeluk gemintang. Terasa berkilau, bercahaya, menyenangkan sekali rasanya bermimpi, apalagi saat itu aku masih sekolah menengah, sehingga belum memiliki apa-apa. Uang jajan pun masih bergantung pada orang tua.

Bertahun-tahun berlalu, aku pun mulai melupakan list impianku itu. Hingga akhirnya... ingatan itu pun Kembali, saat ku tatap masjid Nabawi, Madinah. 

Foto pribadi, di dinding rumah Vs Kenyataan - Masjid Nabawi, Madinah
Foto pribadi, di dinding rumah Vs Kenyataan - Masjid Nabawi, Madinah

Kenangan impian manis itu pun berkelebatan. Saat aku bersimpuh di depan Ka'bah. Sungguh, rasanya aku tak percaya. Berkali-kali ku kedip dan mengucek mata serta mencubit pipi, aku bertanya-tanya dalam hati, apakah ini semua benar terjadi. 

Aku bisa duduk dan berdoa di depan Ka'bah. Tempat yang selama ini hanya mampu ku pandangi pada gambar, dan hanya bisa ku lihat di TV saat azan atau ada berita tentang ibadah haji.

Mulutku masih menganga terkesima.. Begitu takjub.. Terbawa suasana haru.. Ketika tanpa sadar, panggilan azan pertama di Baitullah untukku.

Ku dengar berkumandang, suaranya merdu sekali, terasa lebih indah dari biasanya saat di Tanah Air. Allahu Akbar... Allahu Akbar.. Lailahailallah..

Air mataku pun makin mengalir deras, ketika aku bersama Ibu merapatkan shaf, bersama jama'ah lainnya melaksanakan sholat magrib bersama. Begitu syahdunya suara imam, begitu romantis suasana magrib di Mekah, seolah lafadz doa ku bisa menembus ke atas langit, didengar oleh Allah, Sang Maha.

Nuansa yang adem setelah matahari tenggelam, membuat perasaanku nyaman dan semakin haru. Ya rabb... ku penuhi panggilanMu.. Labbaik Allahumma Labbaik.. Labbaik kala syarikala kalabbaik... Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk, La Syarika laka..

Aku datang bersimpuh di hadap-Mu ya Allah.. HambaMu yang penuh dosa.. Kami berharap kasihMu, berharap Ridho Mu ya Allah.. Ucapku dalam hati, syahdu larut dalam buncahan rindu. 

Setelah berpuluh tahun berharap dan memeluk impian dengan erat serta keyakinan. Kau kabulkan doa dan harapanku, Ya Allah.. Tak hentinya syukur terucap dari bibirku yang kelu, Alhamdulillah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun