Mohon tunggu...
Putri EkaSari
Putri EkaSari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawati

Semoga menulis menjadikan amal shalih yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Menggapai Cita Lewat Luka

16 Oktober 2024   08:51 Diperbarui: 3 November 2024   05:40 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggapai Cita Lewat Luka

Oleh : Putri Eka Sari

Rintik gerimis mulai membasahi jilbabku, aku menjadi tergesa-gesa menyebrangi jalan di antara beberapa motor yang juga bergegas untuk meneduh di pinggir jalan. Hujan seketika berubah menjadi lebat.

Sesekali petir berbunyi di kejauhan. Jalan yang biasanya ramai kali ini lebih lenggang. Hujan membuat banyak yang lebih memilih berteduh dalam rumah. Aku yang kurang cekatan berlari meneduh, seketika langsung basah kuyup.

"Sini Mba.. neduh.. Di situ tampias..nanti makin dingin.." kata seorang abang Gojek sambil menunjuk ke sebelahnya.

"Ya Pak.." Jawabku singkat sambil mengangguk.. Aku terdiam menunduk, berharap tak ada yang bertanya atau mengajakku mengobrol lagi.

Dibalik pakaian yang basah, hatiku semakin terasa dingin. Samar air mata turun tersarukan oleh hujan yang membasahi. Tetes Air mata membasahi pipi, aku menangis dalam diam. Tanpa suara..

Kuedarkan pandangan ke sekeliling. Beberapa orang berteduh di depan kios pulsa ini, di antaranya pengemudi ojol dan penumpangnya yang tak ku kenali. 

Beruntungnya aku karena di tempat berteduh ini. Sehingga aku tak perlu menjelaskan tentang apa yang kurasakan. Ah, tapi orang juga belum tentu peduli dengan perasaan orang lain. Air mata yang terus menetes, menggambarkan sakitnya hatiku saat ini.

Selepas menghadiri acara pernikahan mas Ari, mantan kekasihku. Padahal yang kuharapkan, tentu aku yang bersamanya di pelaminan. Bukan dirimu Mas, yang memadu kasih dengan Perempuan lain disana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun