Salah satu impian menapaki masjid Nabawi  bersumber dari pajangan di dinding rumah kami, yang begitu bercahaya. Membuat hati seperti disinari cahaya ketika melihatnya. Lalu seolah mimpi itu menyala dalam dada, hingga akhirnya aku pun berusaha mewujudkannya diiringi dengan doa dan keyakinan, hingga akhirnya bisa tiba di Masjid Nabawi-Madinah bersama Ibunda dalam perasaan yang mengharu biru.
Saya melihat langsung di sana, dalam rombongan umroh kami, betapa banyak impian Umroh ke Tanah Suci, Mekah Al Mukaromah,dan Madinah Al Munawaroh. Menjadi impian yang terwujud nyata, bahkan dari seorang Ibu penjual nasi uduk, penjual gorengan, dan banyak lagi profesi lain. Allah memanggil hambaNya yang meminta dengan keyakinan. Karena belumlah tentu orang kaya dapat sampai ke sana jika tidak dipanggil Allah. Dan atas izin Allah juga, saya bisa mewujudkan impian ke tanah suci Mekah. Â
Serta beberapa impian lain yang Allah izinkan menjadi kenyataan setelah diupayakan dengan kerja keras penuh keyakinan dengan segala liku yang terkadang melemahkan dan mengundang air mata. Semua berubah manis yang menimbulkan rasa syukur akan rahmat yang Allah berikan.
Perjalanan dalam bermimpi dan berkata-kata ini mengajarkan arti yakin, optimis dan sabar. Karena sesungguhnya Allah beserta prasangka hambaNya. Maka berbaik sangkalah, dan teruslah bermimpi yang tinggi bahkan hingga ke langit. Karena pepatah bilang, gantungkan cita-citamu setinggi langit, karena ketika engkau jatuh pun engkau akan berada di antara bintang-bintang.