Mohon tunggu...
Putri Dita Novitasari
Putri Dita Novitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Fighting!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Kepribadian dalam Menentukan Pilihan Karier

24 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:20 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kepribadian memiliki peran penting dalam menentukan pilihan karier seseorang. Setiap individu memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi preferensi dan kecenderungan mereka dalam memilih jalur pekerjaan. Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, pemahaman tentang hubungan antara kepribadian dan karier dapat membantu individu menemukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.


Karir merupakan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Karir merupakan suatu keseluruhan kehidupan seseorang dalam perwujudan diri untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan. Menentukan karirnya secara tepat seseorang membutuhkan proses atau waktu yang cukup panjang sehingga pekerjaan atau jabatan yang dipilih benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi dirinya.

Pilihan karier adalah salah satu keputusan penting dalam kehidupan yang dapat memengaruhi kebahagiaan, kepuasan, dan kesuksesan seseorang. Salah satu faktor yang berperan besar dalam menentukan jalur karier adalah kepribadian. Kepribadian tidak hanya memengaruhi cara seseorang bekerja, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi dengan rekan kerja, menghadapi tantangan, dan mencapai tujuan.

Bagaimana tipe kepribadian memengaruhi pilihan karier seseorang?

Tipe kepribadian memengaruhi pilihan karier seseorang dengan menentukan cara individu berinteraksi, menyelesaikan tugas, dan menghadapi tantangan di lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa cara bagaimana tipe kepribadian memengaruhi keputusan karier:

  1. Realistic (Realistis)

    Tipe orang-orang yang berurusan dengan lingkungan yang objektif, konkrit, dan sikap fisik yang manipulatif. Mereka menghindari tujuan dan tugas-tugas yang menuntut subjektivitas, ekspresi intelektual atau seni, atau kemampuan sosial. Mereka digambarkan sebagai pribadi yang maskulin, fisik yang kuat, tidak ramah, emosional yang stabil, dan materialistis. Mereka lebih memilih bidang pertanian, teknik, terampil-perdagangan, dan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin. Mereka menyukai kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik, peralatan, mesin, peralatan, dan struktur, seperti olah raga, kepramukaan, kerajinan, dan kerja toko.

  2. Investigative (Investigasi)
    Tipe orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan menggunakan akal-memanipulasi ide, kata, dan simbol. Mereka lebih memilih panggilan ilmiah, tugas teoritis, membaca, mengumpulkan, aljabar, bahasa asing, dan aktivitas kreatif seperti seni, musik, dan seni pahat. Mereka menghindari situasi sosial dan melihat diri mereka sebagai orang yang tidak ramah, maskulin, gigih, ilmiah, dan tertutup. Mereka berprestasi terutama dalam bidang akademik dan ilmiah, serta biasanya buruk sebagai pemimpin.

  3. Artistic (Artistik)
    Tipe ini adalah individu yang menghadapi lingkungan dengan menciptakan bentuk-bentuk seni dan produk. Mereka mengandalkan tayangan subjektif dan fantasi dalam mencari solusi untuk masalah. Mereka lebih memilih bidang musik, seni, sastra, pekerjaan yang berhubungan dengan drama, dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan alam. Mereka tidak menyukai kegiatan dan peran yang bernuansa maskulin, seperti perbaikan mobil dan atletik. Mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang tidak ramah, feminin, penurut, introspektif, sensitif, impulsif, dan fleksibel.

  4. Social people (Sosial)
    Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan menggunakan keahliannya dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Mereka dilambangkan dengan ketrampilan sosial dan kebutuhan untuk interaksi sosial. Mereka lebih memilih pendidikan, terapeutik, dan pekerjaan/panggilan religius dan aktivitasnya, seperti gereja, pemerintah, layanan masyarakat, musik, membaca, dan drama. Mereka melihat diri mereka sebagai individu yang ramah, alami, ceria, konservatif, bertanggung jawab, berprestasi, dan penerimaan dirinya baik.

  5. Enterprising (Giat)
    Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan cara mengekspresikan kualitas petualang, dominan, antusias, dan impulsif. Dicirikan sebagai pribadi yang persuasif, verbal, terbuka, menerima diri, percaya diri, agresif, dan exhibitionistic (suka menunjukkan kemampuan yang dimilikinya), mereka lebih suka bidang penjualan, pengawasan, dan panggilan/pekerjaan yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kegiatan yang dapat memuaskan kebutuhan akan dominasi, ekspresi verbal, pengakuan, dan kekuasaan.

  6. Conventional (Konvensional)
    Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan memilih tujuan dan kegiatan yang membawa persetujuan sosial. Pendekatan mereka terhadap masalah adalah stereotip, benar, dan tidak orisinal. Mereka menciptakan kerapihan, ramah, terkesan konservatif. Mereka lebih memilih tugas yang berhubungan dengan ketatausahaan/administrasi dan tugas komputasional, teridentifikasi dengan bisnis, dan menempatkan nilai tinggi pada sikap ekonomis. Mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang maskulin, cerdas, dominan, dikendalikan, kaku, dan stabil dan memiliki lebih matematis dari bakat verbal.

Sejauh mana peran kepribadian dalam menentukan kepuasan dan kesuksesan dalam karier?

Kepribadian memainkan peran besar dalam menentukan kepuasan dan kesuksesan dalam karier, tetapi bukan satu-satunya faktor. Berikut adalah bagaimana kepribadian memengaruhi kedua aspek ini:

1. Pengaruh Kepribadian terhadap Kepuasan Kerja

  • Kesesuaian Pekerjaan dengan Kepribadian
    Ketika pekerjaan selaras dengan kepribadian, individu cenderung merasa lebih nyaman, termotivasi, dan bersemangat. Misalnya, seorang ekstrovert akan lebih puas dalam pekerjaan yang melibatkan banyak interaksi sosial, sementara introvert merasa lebih puas dalam pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja sendiri.
  • Lingkungan Kerja yang Cocok
    Lingkungan kerja yang sesuai dengan kepribadian juga memengaruhi kepuasan. Individu yang terstruktur akan merasa nyaman di lingkungan yang terorganisir, sementara orang yang fleksibel cenderung menikmati lingkungan yang dinamis dan penuh tantangan.
  • Pengelolaan Stres dan Konflik
    Kepribadian yang stabil secara emosional cenderung lebih tahan terhadap stres dan konflik di tempat kerja, yang meningkatkan kepuasan kerja jangka panjang.

2. Pengaruh Kepribadian terhadap Kesuksesan Karier

  • Kinerja dan Produktivitas
    Individu dengan kepribadian yang sesuai dengan peran mereka cenderung menunjukkan performa lebih tinggi, karena mereka menggunakan kekuatan alami mereka dalam bekerja.
  • Kemampuan Beradaptasi dan Belajar
    Kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman baru cenderung lebih sukses dalam menghadapi perubahan dan terus belajar, yang penting untuk pertumbuhan karier.
  • Kepemimpinan dan Pengaruh
    Ekstrovert dan orang yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik lebih mudah membangun jaringan dan memengaruhi orang lain, yang dapat mempercepat kesuksesan karier mereka.

3. Batasan Peran Kepribadian

  • Keterampilan dan Pengalaman
    Meskipun kepribadian berperan penting, keterampilan, pendidikan, dan pengalaman tetap menjadi faktor utama dalam menentukan kesuksesan karier.
  • Motivasi dan Tekad
    Seseorang dengan kepribadian yang kurang cocok untuk pekerjaan tertentu masih bisa meraih sukses melalui motivasi, kerja keras, dan ketekunan.

Pentingnya Mengetahui Kepribadian Diri

Memahami kepribadian diri sangat penting dalam membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih karier. Dengan mengenali kepribadian, individu dapat memahami kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, serta bagaimana mereka cenderung merespons situasi atau tantangan tertentu. Tes kepribadian, misalnya, dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang preferensi pribadi, apakah seseorang lebih suka bekerja secara mandiri atau dalam tim, dan jenis lingkungan kerja yang paling nyaman bagi mereka. Dengan informasi tersebut, individu dapat memilih pekerjaan yang tidak hanya sesuai dengan keahlian, tetapi juga selaras dengan nilai-nilai dan gaya kerja yang mereka miliki.

Pemilihan karier adalah salah satu keputusan terbesar dalam kehidupan seseorang, karena akan mempengaruhi jalannya hidup mereka. Keputusan ini berdampak langsung pada pengalaman dan kepuasan hidup seseorang dalam jangka panjang. Seperti yang dikatakan oleh Yunitasari (dalam Sarina, 2012:2), pemilihan karir adalah usaha individu untuk memilih satu di antara banyak pekerjaan yang dapat memberikan harapan sesuai dengan keinginan dan tujuan hidupnya. Oleh karena itu, memahami kepribadian diri sangat krusial agar keputusan karier yang diambil dapat mendukung kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan profesional dan pribadi.


Proses Pemilihan Karier

Ginzberg dalam Akbar (2011) proses pemilihan karier mencakup beberapa tahapan yaitu tahap fantasi, tahap tentatif, tahap realistik, tahap eksplorasi, tahap kristalisasi dan tahap spesifikasi.

  1. Tahap fantasi

Tahap ini seseorang memilih kariernya secara sembarangan, tidak didasarkan pada kemampuannya. Pemilihan karir didasarkan karena rasa kagum dan terkesan terhadap suatu profesi.

  1. Tahap tentatif

Tahap ini seseorang mulai berkembang dalam pilihan kariernya, awalnya pertimbangan karier hanya didasarkan pada ketertarikan saja tidak mempertimbangkan hal lainnya yang juga mempengaruhi, dalam tahap ini hal tersebut dipertimbangkan. Seseorang mulai menyadari bahwa minatnya berubah-ubah dan mulai memikirkan karier apa yang cocok untuk dirinya sesuai dengan kemampuannya.

  1. Tahap realistik

Tahap realistik seseorang memberikan penilaian terhadap karier yang akan dipilihnya. Penilaian berasal dari pengalaman atau pengetahuannya tentang karier yang dipilihnya kemudian dijadikan pertimbangan untuk memasuki pekerjaan atau untuk menentukan jurusan yang dipilihnya di perguruan tinggi.

  1. Tahap eksplorasi

Tahap eksplorasi seseorang yang telah melakukan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan pilihan kariernya akan mencapai keberhasilan atau bisa juga mengalami kegagalan. Keberhasilan atau kegagalan yang dialami akan membentuk pola pikir dari seseorang mempertimbangkan kembali karier yang telah dipilihnya.

  1. Tahap kristalisasi

individu berpikir lagi dan menyadari bahwa untuk menentukan pilihan kariernya harus mempertimbangkan faktor-faktor yang ada yang sangat mempengaruhi dalam menentukan keputusannya baik itu faktor yang berasal dari diri individu maupun faktor yang berasal dari luar diri individu. Adanya faktor-faktor tersebut pada akhirnya individu akan menentukan pilihan kariernya yang sesuai.

  1. Tahap spesifikasi

setelah seseorang menentukan pilihan karier yang menurutnya sesuai, dalam tahap ini pilihan pekerjaan atau jurusan dispesifikasikan lebih khusus.

Kesimpulan
Kepribadian memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan jalur karier seseorang, karena setiap individu memiliki karakteristik unik yang memengaruhi preferensi, interaksi sosial, dan cara mereka menghadapi tantangan di tempat kerja. Memahami hubungan antara tipe kepribadian dan pilihan karier membantu individu dalam memilih profesi yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan potensi mereka, sehingga meningkatkan kepuasan kerja dan peluang sukses. Proses pemilihan karier merupakan perjalanan panjang yang melibatkan berbagai tahap, mulai dari fantasi hingga spesifikasi, di mana individu secara bertahap mengarahkan diri menuju karier yang sesuai dengan karakteristik dan pengalaman mereka.

Referensi
Nurazizah, N. (2018). Hubungan Tipe Kepribadian dengan Pilihan Karir Peserta Didik Kelas XI MAN 1 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(12).

Super dalam Dewa Ketut Sukardi. (1989). Eksistensi Bimbingan Karir di Desa dan Kota dalam Pemilihan Karir Siswa. Jurnal Reflektika. Jambi: Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Holland, J. L. (1997). Teori pilihan karir: Kepribadian dan lingkungan kerja (Edisi ke-3, diterjemahkan oleh Muhammad Khoerul Amri). Psychological Assessment Resources.

Sarina. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura.


Akbar, A. (2011). Psikologi Karier: Perkembangan dan Pemilihan Karier Seseorang. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun