Mohon tunggu...
Putri Dita Novitasari
Putri Dita Novitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Fighting!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Kepribadian dalam Menentukan Pilihan Karier

24 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 26 Desember 2024   10:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karir merupakan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Karir merupakan suatu keseluruhan kehidupan seseorang dalam perwujudan diri untuk menjalani hidup dan mencapai tujuan. Menentukan karirnya secara tepat seseorang membutuhkan proses atau waktu yang cukup panjang sehingga pekerjaan atau jabatan yang dipilih benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi dirinya.

Pilihan karier adalah salah satu keputusan penting dalam kehidupan yang dapat memengaruhi kebahagiaan, kepuasan, dan kesuksesan seseorang. Salah satu faktor yang berperan besar dalam menentukan jalur karier adalah kepribadian. Kepribadian tidak hanya memengaruhi cara seseorang bekerja, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi dengan rekan kerja, menghadapi tantangan, dan mencapai tujuan.

Bagaimana tipe kepribadian memengaruhi pilihan karier seseorang?

Tipe kepribadian memengaruhi pilihan karier seseorang dengan menentukan cara individu berinteraksi, menyelesaikan tugas, dan menghadapi tantangan di lingkungan kerja. Berikut adalah beberapa cara bagaimana tipe kepribadian memengaruhi keputusan karier:

  1. Realistic (Realistis)

    Tipe orang-orang yang berurusan dengan lingkungan yang objektif, konkrit, dan sikap fisik yang manipulatif. Mereka menghindari tujuan dan tugas-tugas yang menuntut subjektivitas, ekspresi intelektual atau seni, atau kemampuan sosial. Mereka digambarkan sebagai pribadi yang maskulin, fisik yang kuat, tidak ramah, emosional yang stabil, dan materialistis. Mereka lebih memilih bidang pertanian, teknik, terampil-perdagangan, dan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin. Mereka menyukai kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik, peralatan, mesin, peralatan, dan struktur, seperti olah raga, kepramukaan, kerajinan, dan kerja toko.

  2. Investigative (Investigasi)
    Tipe orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan menggunakan akal-memanipulasi ide, kata, dan simbol. Mereka lebih memilih panggilan ilmiah, tugas teoritis, membaca, mengumpulkan, aljabar, bahasa asing, dan aktivitas kreatif seperti seni, musik, dan seni pahat. Mereka menghindari situasi sosial dan melihat diri mereka sebagai orang yang tidak ramah, maskulin, gigih, ilmiah, dan tertutup. Mereka berprestasi terutama dalam bidang akademik dan ilmiah, serta biasanya buruk sebagai pemimpin.

  3. Artistic (Artistik)
    Tipe ini adalah individu yang menghadapi lingkungan dengan menciptakan bentuk-bentuk seni dan produk. Mereka mengandalkan tayangan subjektif dan fantasi dalam mencari solusi untuk masalah. Mereka lebih memilih bidang musik, seni, sastra, pekerjaan yang berhubungan dengan drama, dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan alam. Mereka tidak menyukai kegiatan dan peran yang bernuansa maskulin, seperti perbaikan mobil dan atletik. Mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang tidak ramah, feminin, penurut, introspektif, sensitif, impulsif, dan fleksibel.

  4. Social people (Sosial)
    Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan menggunakan keahliannya dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Mereka dilambangkan dengan ketrampilan sosial dan kebutuhan untuk interaksi sosial. Mereka lebih memilih pendidikan, terapeutik, dan pekerjaan/panggilan religius dan aktivitasnya, seperti gereja, pemerintah, layanan masyarakat, musik, membaca, dan drama. Mereka melihat diri mereka sebagai individu yang ramah, alami, ceria, konservatif, bertanggung jawab, berprestasi, dan penerimaan dirinya baik.

  5. Enterprising (Giat)
    Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan cara mengekspresikan kualitas petualang, dominan, antusias, dan impulsif. Dicirikan sebagai pribadi yang persuasif, verbal, terbuka, menerima diri, percaya diri, agresif, dan exhibitionistic (suka menunjukkan kemampuan yang dimilikinya), mereka lebih suka bidang penjualan, pengawasan, dan panggilan/pekerjaan yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kegiatan yang dapat memuaskan kebutuhan akan dominasi, ekspresi verbal, pengakuan, dan kekuasaan.

  6. Conventional (Konvensional)
    Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan dengan memilih tujuan dan kegiatan yang membawa persetujuan sosial. Pendekatan mereka terhadap masalah adalah stereotip, benar, dan tidak orisinal. Mereka menciptakan kerapihan, ramah, terkesan konservatif. Mereka lebih memilih tugas yang berhubungan dengan ketatausahaan/administrasi dan tugas komputasional, teridentifikasi dengan bisnis, dan menempatkan nilai tinggi pada sikap ekonomis. Mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang maskulin, cerdas, dominan, dikendalikan, kaku, dan stabil dan memiliki lebih matematis dari bakat verbal.

Sejauh mana peran kepribadian dalam menentukan kepuasan dan kesuksesan dalam karier?

Kepribadian memainkan peran besar dalam menentukan kepuasan dan kesuksesan dalam karier, tetapi bukan satu-satunya faktor. Berikut adalah bagaimana kepribadian memengaruhi kedua aspek ini:

1. Pengaruh Kepribadian terhadap Kepuasan Kerja

  • Kesesuaian Pekerjaan dengan Kepribadian
    Ketika pekerjaan selaras dengan kepribadian, individu cenderung merasa lebih nyaman, termotivasi, dan bersemangat. Misalnya, seorang ekstrovert akan lebih puas dalam pekerjaan yang melibatkan banyak interaksi sosial, sementara introvert merasa lebih puas dalam pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja sendiri.
  • Lingkungan Kerja yang Cocok
    Lingkungan kerja yang sesuai dengan kepribadian juga memengaruhi kepuasan. Individu yang terstruktur akan merasa nyaman di lingkungan yang terorganisir, sementara orang yang fleksibel cenderung menikmati lingkungan yang dinamis dan penuh tantangan.
  • Pengelolaan Stres dan Konflik
    Kepribadian yang stabil secara emosional cenderung lebih tahan terhadap stres dan konflik di tempat kerja, yang meningkatkan kepuasan kerja jangka panjang.

2. Pengaruh Kepribadian terhadap Kesuksesan Karier

  • Kinerja dan Produktivitas
    Individu dengan kepribadian yang sesuai dengan peran mereka cenderung menunjukkan performa lebih tinggi, karena mereka menggunakan kekuatan alami mereka dalam bekerja.
  • Kemampuan Beradaptasi dan Belajar
    Kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman baru cenderung lebih sukses dalam menghadapi perubahan dan terus belajar, yang penting untuk pertumbuhan karier.
  • Kepemimpinan dan Pengaruh
    Ekstrovert dan orang yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik lebih mudah membangun jaringan dan memengaruhi orang lain, yang dapat mempercepat kesuksesan karier mereka.

3. Batasan Peran Kepribadian

  • Keterampilan dan Pengalaman
    Meskipun kepribadian berperan penting, keterampilan, pendidikan, dan pengalaman tetap menjadi faktor utama dalam menentukan kesuksesan karier.
  • Motivasi dan Tekad
    Seseorang dengan kepribadian yang kurang cocok untuk pekerjaan tertentu masih bisa meraih sukses melalui motivasi, kerja keras, dan ketekunan.

Pentingnya Mengetahui Kepribadian Diri
Memahami kepribadian diri dapat membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih karier. Tes kepribadian dapat memberikan wawasan tentang kekuatan dan kelemahan, serta bagaimana individu tersebut merespons situasi tertentu. Dengan demikian, individu dapat memilih pekerjaan yang tidak hanya sesuai dengan keahlian tetapi juga selaras dengan nilai dan gaya kerja mereka. Pemilihan karir merupakan salah satu proses pembuatan keputusan terpenting dalam kehidupan individu. Keputusan yang ia buat akan berdampak pada apa yang akan dilalui dalam hidupnya. Menurut Yunitasari (dalam Sarina, 2012:2) “Pemilihan karir merupakan cara, usaha seseorang untuk mengambil satu diantara banyak jabatan, pekerjaan yang memberikan harapan sesuai yang diinginkan.

Referensi

Super dalam Dewa Ketut Sukardi. (1989). Eksistensi Bimbingan Karir di Desa dan Kota dalam Pemilihan Karir Siswa. Jurnal Reflektika. Jambi: Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Holland, J. L. (1997). Teori pilihan karir: Kepribadian dan lingkungan kerja (Edisi ke-3, diterjemahkan oleh Muhammad Khoerul Amri). Psychological Assessment Resources.

Sarina. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun