Ikan juga bisa melakukan hal yang sama. Kedua, mikroplastik dapat masuk ke dalam air laut melalui limbah domestik dan industri, seperti limbah tekstil atau limbah dari penggunaan kosmetik.Â
Dampak kontaminasi dari mikroplastik ini bisa menyebabkan berbagai masalah untuk ekosistem laut maupun bagi kesehatan bagi manusia. Bagi ekosistem laut, mikroplastik merusak dengan cara yang berbeda-beda.Â
Misalnya, partikel mikroplastik dapat menyerap polutan berbahaya seperti pestisida dan logam berat. Ketika organisme laut menelan mikroplastik yang terkontaminasi ini, polutan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh mereka dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.Â
Selanjutnya bagi kesehatan manusia mikroplastik yang sudah terkumpul dalam tubuh ikan dan kerang, dan ketika kita makan mereka maka kita juga akan makan mikroplastik tersebut.Â
Mikroplastik yang sudah masuk ke tubuh kita, dapat menyebabkan kerusakan fisika dan kimia dalam tubuh seperti kerusakan organ internal dan penyumbatan saluran pencernaan.Â
Bahkan, mikroplastik dapat bersifat karsinogenik dan gangguan endokrin yang berarti mereka dapat menyebabkan kanker dan gangguan hormon.
Di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, rumput laut Eucheuma cottonii terancam kontaminasi mikroplastik. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang mengkontaminasi Eucheuma cottonii didominasi oleh mikroplastik berukuran kecil (<1,5 mm) berbentuk serat (fiber), dan berwarna transparan.Â
Mekanisme kontaminasi mikroplastik pada Eucheuma cottonii terjadi melalui dua pola yaitu melilit pada talus dan terperangkap oleh epifit N. savatieri.Â
Umur tanam Eucheuma cottonii memiliki hubungan positif dengan jumlah mikroplastik yang mengkontaminasi Eucheuma cottonii (Suryandari, Retno., Nugroho, Puspito Andhika, 2022).
Penelitian lainnya juga menunjukkan keberadaan mikroplastik ditemukan di ikan seperti bandeng, ikan nila, dan kerang darah di daerah pantura Pulau Jawa.Â