Pernahkah kamu bayangkan sedang menikmati semangkuk ramen yang hangat dengan topping seafood segar, tanpa menyadari di dalamnya mungkin tersembunyi ribuan potongan plastik yang sangat kecil.
Sungguh mengejutkan bukan? Namun, itulah kenyataan yang sedang kita hadapi saat ini. Mikroplastik, partikel plastik berukuran sangat kecil telah merambah hampir seluruh sudut lautan kita dan masuk ke dalam rantai makanan laut.
Bukan lagi menjadi hal yang tabu bahwa sumber pangan laut sangat penting bagi kita. Namun ada salah satu masalah yang sedang mengancam keamanan pangan laut kita, yes “Kontaminasi Plastik”.
Mikroplastik adalah serpihan-serpihan plastik yang berukuran sangat kecil, bahkan kurang dari 5 milimeter. Mereka dapat masuk ke dalam tubuh ikan dan kerang bahkan rumput laut yang kita makan.
Terdapat fakta mengejutkan yang mengatakan bahwa 80% ikan yang kita makan dari laut di Indonesia ini telah terkontaminasi mikroplastik (Rijal, MS., Annisa N., Firda, 2021).
Hal ini berarti, setiap kali kita makan ikan maka kita juga mungkin mengkonsumsi serpihan plastik kecil. Contohnya, ketika kamu makan ikan tuna maka kamu mungkin juga makan serpihan plastik yang masuk di tubuh ikan tersebut.
Sebenarnya, apa mikroplastik ini? Lalu bagaimana mikroplastik ini bisa ada di makanan laut kita?
Mikroplastik berasal dari berbagai sumber, mulai dari botol minuman plastik yang dibuang sembarangan hingga serat sintetis dari pakaian kita yang terurai saat dicuci.
Partikel-partikel ini berukuran sangat kecil sehingga sulit dideteksi dengan mata telanjang. Namun, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia sangat signifikan.
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui beberapa cara. Pertama, ikan salah mengira jika serpihan plastik sebagai makanan. Seperti kita manusia, ketika sedang makan rendang dan salah mengira lengkuas sebagai rendang.