Satu di antaranya adalah keterbatasan fasilitas publik yang disediakan untuk meluapkan ekspresi para remaja. Kemdian dari sisi psikologis, seorang remaja memang tengah dalam masa labil mencari jati diri dan mereka krisis akan identitas.
Hal tersebut ditandai dengan munculnya perubahan biologis maupun psikologis, sehingga mereka para remaja merasakan dua bentuk integrasi. Pertama, akan terbentuk rasa konsisten dalam kehidupan dan kedua, upaya remaja dalam mencapai identitas adalah melakukan peran.Â
Kasus kejahatan atau kenakalan remaja terjadi karena terdapat kegagalan dalam mencapai integrasi dan yang kedua, yaitu mencapai sebuah identitas dengan melakukan peran. Berangkat dari kegagalan tersebut lahir sebuah bentuk ekspresi dari remaja untuk mendapatkan pengakuan. Kembali ke topik pembahasan, berikut faktor pendorong pelaku aksi klitih di Yogyakarta, antara lain:
1. Â Â Â Â Â Â Faktor Lingkungan
Remaja yang terlibat aksi klitih memiliki kelompok yang mendukung untuk melakukan aksi kejahatan atau kenakalan remaja. Kurangnya individu dalam mengontrol diri dalam memilih lingkungan atau teman untuk bersosialisasi memiliki dampak penting dalam pembentukan perilaku remaja.Â
Apabila seorang remaja memilih teman yang memiliki dampak positif dalam kehidupannya, maka perlu dipertahankan teman tersebut. Apabila seorang remaja berkumpul dengan teman atau orang-orang yang memiliki dampak negatif dalam hidupnya, maka tinggalkan karena akan membawa keburukan. Misalkan aksi klitih yang terjadi di Yogyakarta, klitih artinya mencari angin atau keluyuran atau berkumpul.
Akan tetapi makna tersebut condong kepada melakukan kejahatan, bukan lagi kenakalan remaja karena aksi klitih ini memakan korban. Pada dasarnya lingkungan merupakan tempat nyaman setelah keluarga, dimana remaja mendapatkan pengakuan dan eksistensi dari teman-teman sebayanya.Â
Beberapa remaja tidak mendapatkan pengakuan dari keluarga, maka dari itu remaja lebih suka main dengan teman sebayanya atau lingkungannya. Faktor lingkungan mengambil alih peran pembentuk karakter remaja menjadi seorang remaja delinkuen yang lalu dikembangkan di pergaulannya ataupun didapat akibat meniru perbuatan teman sebayanya.
2. Â Â Â Â Â Â Faktor Internal Remaja
Masa pubertas dihiasi dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan dijadikan alasan bagi seorang remaja yang melakukan kenakalan atau tindak kejahatan.Â
Menilai beberapa kasus kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja, tindakan tersebut muncul karena adanya rasa ingin tahu sehingga melakukan coba-coba seperti meminum minuman keras atau narkoba. Pada kasus klithih, remaja yang melakukan tindak kejahatan tersebut beralasan ingin tahu.