Mohon tunggu...
putriayuardini
putriayuardini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

memiliki kemampuan komunikasi serta berfikir kreatif dan inovatif

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Food Cost pada PT Aerofood ACS Surabaya

29 November 2024   14:30 Diperbarui: 29 November 2024   14:30 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Analisis Food Cost (Sumber: Putri Ayu)

Di balik nikmatnya hidangan yang disajikan di pesawat terbang, tersimpan kompleksitas pengelolaan biaya yang tak banyak orang tahu. Aerofood Surabaya, sebagai salah satu pemain utama dalam industri katering penerbangan di Indonesia, memiliki cerita menarik tentang bagaimana mereka mengelola food cost -- aspek krusial yang menentukan hidup matinya bisnis kuliner skala besar.

Memahami Pentingnya Food Cost dalam Bisnis Katering

Food Cost, atau biaya makanan, mungkin terdengar sederhana. Namun, dalam praktiknya, komponen ini menjadi salah satu faktor paling kompleks dalam manajemen katering. Food cost mencakup seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan bahan makanan -- mulai dari sayuran segar, daging, seafood, hingga bumbu-bumbu dan bahan pelengkap lainnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Food Cost

1. Dinamika Harga Bahan Baku

Tidak seperti bisnis kuliner skala kecil, Aerofood Surabaya harus menghadapi fluktuasi harga bahan baku dalam volume besar. Bayangkan ketika harga cabai melambung tinggi, dan mereka harus menyediakan makanan untuk puluhan penerbangan setiap hari. Strategi hedging dan kontrak jangka panjang dengan supplier menjadi kunci untuk menstabilkan biaya.

2. Standar Kualitas yang Tak Bisa Ditawar

Sebagai penyedia katering untuk maskapai penerbangan, standar kualitas bahan baku harus dijaga ketat. Daging sapi misalnya, harus memenuhi spesifikasi tertentu dan memiliki sertifikasi keamanan pangan. Bahan baku berkualitas premium ini tentu berpengaruh pada struktur biaya.

3. Tantangan Pengelolaan Inventory

Karakteristik bahan makanan yang mudah rusak (perishable) membuat pengelolaan inventory menjadi sangat kritis. Terlalu bayak stok bisa menyebabkan pembusukan, terlalu sedikit bisa menggangu operasional. Aerofood Surabaya harus pintar-pintar memprediksi kebutuhan dan mengatur pemesanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun