Dengan gagasannya ini, membawa sebuah manfaat bagi remaja yang tertarik pada sei pertunjukan dan membuat perkembangannya makin terjaga. Kabaret menjadi sarana untuk perkembangan seni pertunjukan karena beberpa alasan, di antaranya:
Menjadi Wadah Ekspresi Seniman
Kabaret memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan ide-ide dan kritik sosial mereka dengan cara yang kreatif dan menghibur. Sebagai bentuk seni yang relatif bebas dan tidak terikat pada aturan tertentu, kabaret memberikan ruang bagi seniman untuk bereksperimen dan mengembangkan kreativitas mereka dalam menciptakan pertunjukan yang baru dan inovatif.
Menjadi Media Pengkritik Sosial
Kabaret dapat menjadi media pengkritik sosial yang efektif karena dapat mengekspresikan isu-isu sosial dan politik secara kreatif dan lucu. Hal ini dapat membuat penonton lebih terbuka dan peka terhadap isu-isu sosial yang diangkat dalam pertunjukan kabaret, sehingga mendorong perubahan sosial yang lebih positif.
Menjadi Sarana Pengenalan Seni Pertunjukan
Kabaret juga dapat menjadi sarana pengenalan seni pertunjukan bagi masyarakat yang belum terlalu mengenal seni pertunjukan. Karena karakternya yang menghibur dan mudah dipahami, kabaret dapat menjadi pintu masuk bagi masyarakat awam untuk mengenal seni pertunjukan secara lebih luas.
Menjadi Media Pendidikan dan Pembelajaran
Kabaret juga dapat menjadi media pendidikan dan pembelajaran yang efektif, terutama untuk anak-anak dan remaja. Pertunjukan kabaret yang mengangkat isu-isu sosial dan budaya dapat menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif bagi anak-anak dan remaja.
Berkuliah di jurusan teater membuat opininya terhadap seni pertunjukan semakin luas, dengan berkembangnya zaman membuat kesenian malah semakin meredup. “Ambil aja contohnya pertunjukan teater bisa dibilang semakin berkembangan zaman semakin.. kalo disebut kurang peminat engga karena masih banyak orang yang seneng untuk berkegiatan teater, karena di Bandung sendiri juga banyak banget kelompok teater. Dari segi peminat pelakunya sebenernya masih banyak. Nah untuk si apresiatornya yang bisa dibilang tidak berkembang bahkan semakin menurun, karena rata-rata pertujukan teater terutama di Bandung itu bisa dibilang minus di segi marketing kaya media promosinya itu bisa dibilang jelek, karena ya yang nontonnya itu lagi itu lagi yang memang penggiat teater lu pasti nonton itu mau di mana pun., sedangkan untuk awam kurang tau soal itu, mentok-mentok umum yang tau tuh ya Longser. Longser juga kenapa masih ada apresiatornya ya karena bentuknya seni tradisional, dan biasanya apresiator ini ada di daerah-daerah. Faktor yang lain juga karena aku pikir teater tuh sering pake naskah-naskah lama yang memang udah bagus gitu, ga ada pembaharuan, ditambah lagi teater tuh bisa dibilang berat dan serius-serius, ruang lingkupnya yang semakin lama semakin menurun”