“Anak ibu ini, nilai tes tertulisnya tinggi tetapi nilai wawancara sangat rendah, ini saya ada amplop silahkan ibu isi, tadi yang sebelumnya ada yang sudah mengisi 5 juta agar nanti bisa mengisi posisi sebagai front officer” kata laki-laki paruh baya itu sambil menyodorkan amplop putih besar.
Aku lalu bersitatap dengan ibuku. Beliau menangis memelukku, beliau mengaku menyesal telah memaksaku untuk melamar di BUMN ini. Aku pun tak pernah menyangka jika akhirnya akan seperti ini. Kelaurga ku tak satu pun pernah ‘membeli’ pekerjaan dan aku pun tentu saja tak ingin melakukannya.
Putriana Supriatin, S.Hum. seorang pecinta buku yang ikut mengamati perkembangan literasi dikalangan remaja saat ini. Gemar mengikuti kegiatan penulisan antologi bersama penggiat ;literasi daerah dan siswa disekolah tempatnya mengajar. Demi mempertahankan semangat literasi, ia kerap membagikan essay atau puisi di laman kompas.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H