"Waalaikumsalam, Nak. Ibu lagi makan sama adikmu."
"Bu, Santi mau cerita. Untuk uang ijazah itu masih kurang banyak Bu. Santi sudah capek gini-gini terus."
"Kamu capek kenapa Nak?. Cerita sama Ibu."
"Santi selalu direndahkan Bu, padahal niat Santi sudah baik untuk nawari mereka kue!."
"Nak, direndahkan orang itu memang makanan sehari-hari kita, jadi kamu sekarang harus berdamai dengan kata-kata mereka. Dan nanti mereka yang merendahkan kamu pasti menyesal. Oh ya, untuk uang ijazah nanti Ibu usahakan uangnya ada saat kamu wisuda."
Hari berlalu begitu cepat, dimana hari kelulusan itu sudah tiba. Teman-teman Santi sudah merencanakan bagaimana konsep saat wisuda nanti. Wisuda adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh siswa/i.
"Santi akhirnya kita lulus juga. Kamu senang tidak?."
"Iya Wa, aku juga senang banget la."
"EH, Santi, aku mau tanya dong. Gimana dengan ijazah mu?, apakah sudah bisa diambil saat wisuda?."
Ketika Wawa menanyakan hal itu kepada Santi, Santi langsung diam seribu bahasa. Melihat hal itu Wawa kebingungan.
"Santi, kok malah diam sih?, apakah ada yang salah dengan perkataan ku ya?."