"Maaf sebelumnya, aku disini cuma nawarin kue sama kalian, itu saja."
"Halah, kue-kue kamu itu basi, ga layak makan, tau gak!."
Itulah yang dirasakan Santi sehari-hari di Sekolah. Selalu direndahkan. Terkadang juga ada yang sudah terlewat batas, yaitu mereka dengan sengaja menumpahkan kue yang dijual Santi ke tong sampah.
"Santi, kamu itu ga pantes Sekolah di sini!, di sini itu sekolahnya orang kaya, tahu gak!." Ucap Vania, si ketua geng pembully itu.
"Tahu, apalagi Ibu mu, pakaiannya sangat kumuh sekali. Apalagi adekmu itu, seperti ga pernah diurus!"
"Maaf, kalian boleh hina aku atau merendahkan ku, tapi tolong kalian jangan merendahkan Ibuku dan juga adikku, mereka tidak tahu apa-apa!." Tegas Santi.
"Huhuhu, ga asik kamu San!."
Santi saat ini dihantui dengan uang ijazah itu. Ia bimbang, jika Santi cerita kepada Ibunya, nanti Ibunya akan kepikiran. Dan jalan satu-satunya yang diambil Ibunya yaitu dengan cara mengutang ke tetangganya.
"Aduh, bagaimana ini, uang untuk mengambil ijazah nanti, belum cukup. Masih kurang banyak. Apa aku cerita ke Ibu saja?." Pikir Santi yang bimbang.
                      ***
"Assalamualaikum, Ibu!, Santi pulang." Teriak Santi