2. Inovasi pembuatan Kue nastar
Dalam pembuatannya pun Kue nastar mengalami banyak modifikasi, mulai dari bentuk dan adonannya. Dengan bahan dasar terigu, mentega, dan telur, kue nastar dibentuk bulatan kecil agar mudah untuk dimakan.
Meskipun nastar memiliki sejarah dan nilai budaya yang kuat, namun tidak berarti kue ini tidak bisa berinovasi. Berbagai varian nastar telah dibuat dengan berbagai rasa yang berbeda, seperti diisi dengan selai coklat, kurma, dan lain sebagainya. Selain itu toping nya pun beragam, misalnya dihiasi parutan keju, cengkeh, dan choco chips.
3. Menjadi tradisi saat Ramadhan tiba
Tradisi menyajikan kue kering pada hari perayaan adalah sebuah tradisi yang awalnya dipopulerkan oleh Belanda. Dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah tradisi di Indonesia hingga sekarang dengan menyuguhkan kue kering saat bulan Ramadhan.
Selama bertahun-tahun, nastar telah menjadi bagian dari kebiasaan Lebaran Indonesia dan disajikan sebagai salah satu hidangan kue kering di meja makan setiap kali Lebaran. Selain itu, nastar juga menjadi simbol kekuatan tradisi karena dapat diberikan sebagai hadiah kepada anggota keluarga, tetangga, dan anggota keluarga terdekat sebagai cara untuk menunjukkan rasa syukur dan berbagi.
Hingga kini, kepopuleran Kue Nastar masih menjadi tahta tertinggi dibandingkan dengan Kue kering lainnya di saat Bulan Ramadhan. Seperti kue putri salju, kue kastengel, kue semprit, dan masih banyak lainnya.Â
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Kue Nastar adalah icon untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Dan Kue Nastar sendiri tidak akan dimakan oleh zaman, karena inovasi yang akan terjs berkembang disetiap zamannya. Kurang lengkap rasanya jika Lebaran bersama keluarga tercinta tanpa adanya Kue Nastar yang mendampingi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H