Mohon tunggu...
Putri Ayu Fitria
Putri Ayu Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Keperawatan

Healthy life is good.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Nursing Home Clinical System

25 Oktober 2021   09:01 Diperbarui: 25 Oktober 2021   09:18 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

MAKALAH

NURSING HOME CLINICAL SYSTEM

 

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan

Dosen Pengampu: Ns. Delly Arfa Syukrowardi, MNS

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Sri Rahmat Yuningsih (8884200005)

Nihlatin Nufus (8884200013)

Lissa Tiara Ramadhan (8884200019)

Putri Ayu Fitria (8884200024)

 

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah hasil riset yang berjudul Nursing Home Clinical System tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Ns. Delly Arfa Syukrowardi, MNS pada mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca tentang Nursing Home Clinical System.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ns. Delly Arfa Syukrowardi, MNS selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

                                                                                                                Rabu, 20 Oktober 2021

 

 

                                                                                                                                          Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di jaman yang sangat modern ini. Peranan teknologi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Berkat teknologi berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia. Hal tersebut akan juga berpengaruh pada keinginanan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan adanya kemajuan teknologi. Dengan demimikian perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang holistik tentunya harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan tersebut dengan kemajuan teknologi yang ada. 

Perkembangan teknologi informasi yang sudah dikembangkan dalam bidang keperawatan di dunia internasional adalah Mobile Nursing Information System, Nursing Home Clinical System, Informatic Telephone Triage Nursing, SisEnf dan masih banyak lagi teknologi informasi keperawatan yang sudah berjalan di luar negeri. Dari semua teknologi informasi yang dikembangkan tujuanya adalah untuk memberikan kemudahan pada perawat dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Sistem one touch sebelumnya tidak tersedia di perawatan rumah, sistem pengumpulan data baru ini memiliki dampak yang positif perawat dapat mendeteksi masalah penduduk dengan alert otomatis. Salah satu bukti efek positif dari otomatisasi yaitu ditemukan dari praktek kritis menggunakan tanda untuk meningkatkan evaluasi pasien yang spesifik dan keputusan klinis. OneTouch mengintegrasikan teknologi khusus biasanya digunakan untuk melacak secara elektronik perawatan di rumah, PDA di Samping tempat tidur untuk data perawatan masuk, dan teknologi wireless melalui perangkat lunak untuk mendukung CDSS (Clinical Decission Suport System).

Modul Bedside ini dirancang untuk menyediakan kelengkapan-kelemgkapan seperti, dokumentasi yang diverifikasi dan interaktivitas dari item tertentu dalam catatan klinis. 

Pengguna Nursing Home Clinical System ini sebelumnya menunjukkan bahwa jenis sistem dokumentasi Bedside  memberikan banyak manfaat penyediaan perawatan kesehatan. Tenaga kesehatan bisa melihat banyak hal tentang perawatan pada penduduk secara bersamaan dari berbagai daerah di fasilitas dan kemudian melacak informasi pelayanan penduduk yang nantinya akan  dikembalikan ke penyedia layanan tersebut. Biasanya informasi yang disediakan berupa hal-hal penting yang menyangkut, tanda-tanda klinis, pesan antara perawat, item rencana perawatan, perintah aktif dari dokter, dan perawatan.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian nursing home (panti jompo)?
  2. Siapa yang tinggal di nursing home (panti jompo)?
  3. Apa alasan utama untuk tinggal di nursing home (panti jompo)?
  4. Berapa lama biasanya tinggal di nursing home (panti jompo)?
  5. Apa faktor risiko penerimaan di nursing home (panti jompo)?
  6. Apa karakteristik nursing home (panti jompo)?
  7. Sistem apa yang digunakan dalam nursing home (panti jompo)?

1.3 Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui pengertian nursing home (panti jompo)
  2. Untuk mengetahui siapa yang tinggal di nursing home (panti jompo)
  3. Untuk mengetahui alasan utama tinggal di nursing home (panti jompo)
  4. Untuk mengetahui lama tinggal di nursing home (panti jompo)
  5. Untuk mengetahui faktor risiko penerimaan di nursing home (panti jompo)
  6. Untuk mengetahui karakteristik nursing home (panti jompo)
  7. Untuk mengetahui system yang digunakan dalam nursing home (panti jompo)

1.4 Manfaat Penulisan

  1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian dari nursing home (panti jompo)
  2. Pembaca dapat mengetahui siapa saja yang biasanya tinggal di nursing home (panti jompo)
  3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami alasan utama seseorang tinggal di nursing home (panti jompo)
  4. Pembaca dapat mengetahui lama tinggal di nursing home (panti jompo)
  5. Pembaca dapat mengetahui faktor risiko penerimaan di nursing home (panti jompo)
  6. Pembaca dapat mengetahui karakteristik nursing home (panti jompo)
  7. Pembaca dapat mengetahui system yang digunakan dalam nursing home (panti jompo)

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1. Pengertian Nursing Home (Panti Jompo)

Menurut website (Nursing Home Sebagai Opsi Hunian Bagi Orang Tua - RUKUN, 2021) nursing home atau yang biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan panti jompo adalah sebuah hunian yang ditinggali dan ditujukan pada seseorang yang memiliki kesehatan yang stabil tetapi dalam kehidupannya sehari - hari membutuhkan banyak asistensi atau bantuan dari orang lain. 

Layanan bantuan atau pendampingan yang dimaksud pada Nursing Home disebut dengan jasa Assisted Living, yaitu pelayanan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan bantuan (asistensi) dalam kehidupan seseorang dan terdiri dari fungsi - fungsi yang biasa dikenal dengan Activities of Daily Living (ADL) yaitu mandi, makan, mobilisasi, sosialisasi, perawatan diri, serta pemantauan kesejahteraan.

Sedangkan menurut website (Panti Jompo | HealthInAging.Org, 2020), nursing home (panti jompo) merupakan suatu lembaga yang sangat teratur dan memiliki kualitas yang sangat tinggi, serta memiliki kecanggihan dalam melakukan perawatan dan pengobatan kepada seseorang yang memiliki masalah pada kesehatan fisiknya ataupun masalah pada kesehatan mentalnya.

2.2 Penghuni atau Pengguna dari Nursing Home (Panti Jompo)

Berdasarkan website (Panti Jompo | HealthInAging.Org, 2020), nursing home (panti jompo) biasa dihuni oleh orang dewasa yang lebih tua (lanjut usia). Hampir setengah dari seluruh total penghuninya berusia 85 tahun atau lebih dan sedikit penghuni yang berusia dibawah 65 tahun. Sebagian besar penghuni berjenis kelamin perempuan dengan total persentase yaitu 72% dan sisanya berjenis kelamin laki - laki dengan persentase 28%.

2.3 Alasan Utama Tinggal di Nursing Home (Panti Jompo)

Berdasarkan website (Panti Jompo | HealthInAging.Org, 2020), alasan paling umum atau alasan utama para lansia tinggal di nursing home (panti jompo) adalah adanya ketidakmampuan dalam melakukan Activities of Daily Living (ADL). Lebih dari 80% penghuni nursing home (panti jompo) sekiranya membutuhkan 3 bantuan ADL atau lebih, misalnya seperti mandi dan berpakaian. Lalu, sekitar 90% penghuni yang sudah mampu berjalan membutuhkan pengawasan dan pendampingan.

Selain masalah kondisi fisik, kondisi mental juga masih banyak dialami oleh para lansia di nursing home (panti jompo), salah satunya yaitu penyakit demensia yang paling umum dialami dan memengaruhi sekitar 50-70% penghuni. Ditemukan lebih dari penghuni memiliki kesulitan dalam membuat keputusan pada kehidupan sehari - hari dan memiliki kesulitan dalam mengingat atau mengetahui keberadaan mereka dari waktu ke waktu.

Adapun dari seluruh total penghuni nursing home (panti jompo), terdapat penghuni yang memiliki masalah dalam perilakunya. Masalah dalam perilaku tersebut biasanya terdiri dari perilaku yang kasar secara verbal (fisik), menolak perawatan yang akan diberikan, dan melakukan perilaku yang tidak pantas di tempat umum. Selain itu, masalah komunikasi juga sering terjadi dan dirasakan oleh hampir setengah dari penghuni nursing home (panti jompo).

2.4 Lama Tinggal di Nursing Home (Panti Jompo)

Berdasarkan website (Panti Jompo | HealthInAging.Org, 2020), lama tinggal di nursing home (panti jompo) sangat bervariasi. Dari total seluruh penghuni, sekitar setengah dari total penghuni tinggal selama 1 tahun, sekitar 25% penghuni hanya tinggal selama 3 bulan atau kurang, dan sekitar 21% penghuni tinggal selama hampir 5 tahun. Banyak penghuni yang awalnya tinggal untuk sementara atau dengan waktu yang singkat dengan alasan untuk rehabilitasi atau perawatan terminal (akhir kehidupan).

2.5 Faktor Risiko Penerimaan di Nursing Home (Panti Jompo)

Menurut website (Panti Jompo | HealthInAging.Org, 2020), terdapat beberapa faktor risiko untuk masuk menjadi penghuni nursing home (panti jompo) yaitu:

  1. Usia. Bertambahnya usia dapat memperbesar peluang untuk bisa dirawat di nursing home (panti jompo), sekitar 15% penghuni yang berusia 85 tahun atau lebih tinggal di nursing home (panti jompo) dan hanya 1,1% penghuni yang berusia 65 - 74 tahun.
  2. Berpenghasilan rendah.
  3. Dukungan keluarga yang buruk. Terutama dalam kasus seorang lansia yang tidak memiliki pasangan atau anak.
  4. Aktivitas sosial yang rendah.
  5. Kesulitan fungsional atau kesulitan mental.
  6. Ras atau etnis. Orang - orang dengan ras / etnis kaukasia lebih memungkinkan untuk dirawat di nursing home (panti jompo).
  7. Sindrom geriatri. Seperti sering jatuh, kelemahan, demensia, dan lain - lain juga dapat meningkatkan risiko perawatan di nursing home (panti jompo).

2.6 Karakteristik Nursing Home (Panti Jompo)

Berdasarkan Indonesian Journal of School Counseling (Yentika, 2018), nursing home (panti jompo) identik dengan tempat penampungan bagi orang yang sudah tua. Kategori atau ciri-ciri orang tua yang ditampung oleh nursing home (panti jompo) di antaranya yaitu yang memang sebatang kara dan tidak punya sanak saudara yang bisa merawatnya. 

Di nursing home (panti jompo) ada petugas atau sukarelawan yang bisa menemani dan merawat mereka melalui hari-hari tua mereka, yang masih memiliki sanak saudara bahkan yang masih memiliki anak dan cucu yang tidak bisa merawatnya. Berbagai faktor para orang tua (manula) berada di nursing home (panti jompo) antara lain seperti sibuk dan tidak ada waktu, dikarenakan alasan semua orang di rumah kerja jadi tidak ada yang memperhatikan kebutuhan orang yang sudah renta tersebut.

Menurut website (Panti Jompo | HealthInAging.Org, 2020), nursing home (panti jompo) saat ini semakin memiliki dan menawarkan layanan medis yang hampir serupa dengan layanan yang dimiliki di rumah sakit. Adapun layanan medis yang dimiliki di nursing home (panti jompo) sangat bervariasi, namun biasanya meliputi:

  • Asuhan keperawatan yang terampil
  • Perawatan ortopedi (perawatan yang diberikan untuk mengatasi masalah otot, tulang, dan sendi)
  • Perawatan pernapasan
  • Dukungan setelah melakukan operasi
  • Terapi fisik, okupasi, dan wicara
  • Terapi intravena dan antibiotik
  • Perawatan luka
  • Konseling gizi
  • Perawatan istirahat
  • Perawatan rumah sakit
  • Perawatan akhir hayat

2.7 Sistem Yang Digunakan Dalam Nursing Home (Panti Jompo)

Berdasarkan Jurnal Universal Teknologi (Elvionita & Sari, 2021), Pembuatan Sistem Informasi Pengelolaan Panti Sosial Jompo (Lansia) Dhuafa Sayang Ummi berbasis Website Di Kota Dumai menggunakan Unified Modelling Language (Sujono, 2021) dalam  merancang  system.  dimulai dengan  membuat rancangan sistem.

  • Rancangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap pembahasan dari sistem yang akan dibangun. Rancangan sistem berarti menggambarkan tampilan dan cara kerja dari sistem secara global.

1. Use Case Diagram

Untuk melihat perilaku atau deskripsi dari urutan aksi yang dilakukan oleh aplikasi untuk memberikan hasil kepada aktor maka digunakan use case diagram.

2. Class Diagram

Class Diagram  adalah  sebuah  spesifikasi  yang  jika  diinstansiasi  akan menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi obyek.  Sebuah class  diagram  digunakan  untuk  menunjukkan keberadaan dari kelas dan hubungannya di dalam pandangan logic dari sebuah sistem.

  • Implementasi Sistem

Sistem ini akan diimplementasikan di Yayasan Panti Jompo Dhu'afa Sayang Ummi untuk  mempermudah  dalam mengenalkan  dan  memberikan  informasi seputar panti jompo kepada masyarakat, dan juga mempermudah pihak Panti Jompo dalam mendapatkan bantuan untuk para lansia dalam binaan maupun luar binaan, berikut hal-hal yang terdapat dalam system informasi yang dibangun.

1. Halaman Login

Halaman login  sebagai akses masuk  ke dalam system dengan  menggunakan username dan password. User adalah orang yang siap memakai sebuah komputer yang sudah disiapkan oleh system analisis dan dibawah pengawasan admin.

2. Halaman Home

Halaman Home sebagai akses untuk langsung bisa melihat tampilan Website ke  dalam Sistem Informasi Yayasan Panti  Jompo Dhu'afa Sayang Ummi Berbasis Website Kota Dumai.

3. Halaman Beranda

Halaman ini akan berisikan tampilan menu sejarah panti, Struktur & Visi Misi, dan halaman layanan fasilitas.

4. Halaman Input Legalitas

Halaman input Legalitas sebagai akses untuk memasukkan data legalitas yayasan pada Sistem Informasi Yayasan Panti Jompo Dhu'afa Sayang Ummi Berbasis Website Kota Dumai.

5. Halaman Tampilan Legalitas

Halaman ini menyediakan tabel untuk melihat data legalitas yang telah di inputkan melalui form input legalitas.

6. Halaman Input Data Lansia

Halaman input Data Lansia sebagai akses untuk memasukkan data lansia pada Sistem Informasi Yayasan Panti Jompo Dhu'afa Sayang Ummi Berbasis Website Kota Dumai.

7. Halaman Tampilan Data Lansia

Halaman ini menyediakan tabel untuk melihat data lansia yang telah diinputkan pada form input data lansia.

8. Halaman Tampilan Galeri Kegiatan

Halaman ini adalah akses untuk bisa melihat tampilan menu galeri kegiatan yang telah dilaksanakan baik di dalam panti maupun di luar panti pada Sistem Informasi Yayasan Panti Jompo Dhu'afa Sayang Ummi Berbasis Website Kota Dumai.

9. Halaman Input Donasi (Admin)

Halaman input Data Donasi (Admin) sebagai akses untuk memasukkan data donasi atau bantuan  yang  diberikan  masyarakat  umum atau  dari  pihak  institusi pemerintah maupun swasta yang diserahkan langsung ke panti maka admin akan menginputkan data donasi ini ke system menggunakan form input data donasi.

10. Halaman Input Donasi (Masyarakat)

Halaman input Data Donasi (masyarakat) sebagai akses untuk memasukkan data donasi yang dilakukan oleh masyarakat secara langsung ke  Sistem Informasi  Yayasan Panti Jompo yang hanya bisa diakses oleh masyarakat atau donatur.

11. Halaman Tampilan Donasi

Halaman ini menyediakan tabel untuk melihat data donasi yang telah diinput oleh admin termasuk donasi yang telah diinput oleh masyarakat secara langsung melalui web panti jompo sayang ummi.

Berdasarkan JMIR Publications (Edelman et al., 2020), system yang digunakan dalam nursing home (panti jompo) yaitu :

1. Electronic Health Records (Catatan Kesehatan Elektronik)

Sistem catatan kesehatan elektronik telah digunakan di bidang kesehatan lainnya pengaturan perawatan untuk meningkatkan alur kerja dan kualitas perawatan; Namun, integrasi penuh lebih lambat dalam pengaturan panti jompo. Memungkinkan semua staf panti jompo untuk mengakses dan mendokumentasikan catatan elektronik memberikan kesempatan untuk real-time komunikasi antar anggota staf. Namun, banyak perawat rumah hanya memiliki komputer di stasiun perawatan pusat yang jauh dari kamar penghuni. Untuk charting elektronik menjadi efisien, adaptasi platform charting seluler diperlukan, seperti penggunaan tablet atau stasiun kerja seluler tempat perawatan. Di saat Pandemi juga sangat mendorong kebutuhan untuk meningkat penggunaan sistem rekam medis elektronik untuk mengumpulkan data dan menggunakan mereka untuk pengambilan keputusan klinis di panti jompo.

2. Telehealth

Telehealth mencakup berbagai informasi elektronik dan teknologi telekomunikasi untuk mendukung sambungan jarak jauh perawatan kesehatan klinis dan kegiatan terkait melalui konferensi video, aplikasi berbasis internet, pencitraan simpan-dan-maju, media streaming, dan layanan berbasis telepon. Pendekatan telehealth untuk meningkatkan akses perawatan dan hasil di antara orang dewasa yang lebih tua telah dipelajari secara ekstensif dan dikaitkan dengan derajat tinggi kepuasan pasien dan pengasuh. Peningkatan penggunaan penangguhan telehealth potensi besar untuk mengurangi beban staf panti jompo, meningkatkan integrasi perawatan keahlian khusus penghuni panti jompo, dan memperkaya hubungan dengan keluarga dan teman, meningkatkan sosial koneksi selama jarak fisik yang diperlukan. Sebagai contoh, dalam pengaturan perawatan akut, penggunaan tablet atau robot telepresence telah memungkinkan staf untuk berinteraksi lebih banyak dengan pasien sambil mengurangi durasi kontak dan penggunaan APD. Panti jompo harus mempertimbangkan untuk mengadopsi pendekatan telehealth yang telah berhasil digunakan dalam pengaturan perawatan kesehatan lainnya untuk membantu menjaga penghuni panti jompo tetap aman dan memfasilitasi sosial koneksi sambil mengamati jarak fisik.

Hasil Penelitian Terkait

No.

Judul

Metode

Hasil

Kesimpulan

Sumber

1.

The Relationship of Nursing Home Price and Quality of Life (Hubungan Harga Panti Jompo dan Kualitas Hidup)

Data yang digunakan dalam studi cross-sectional ini dikumpulkan oleh pemerintah Flemish dari tahun 2014 hingga 2017 dan berasal dari 659 panti jompo Flemish. Dari 2014 hingga 2016, data Quality of Life (QOL) dari 21.756 penduduk dinilai dengan instrumen InterRAI. Instrumen ini berisi 11 dimensi QOL. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menguji pertanyaan penelitian.

Regresi linier berganda menunjukkan bahwa kenaikan 10 euro dalam harga panti jompo harian dikaitkan dengan penurunan yang signifikan ( P  <0,001) sebesar 0,1 dalam 5 dimensi QOL (akses ke layanan, kenyamanan dan lingkungan, makanan, rasa hormat, dan keselamatan dan keamanan). Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara harga panti jompo dan QOL sangat kecil. Ketika melakukan analisis subkelompok berdasarkan jenis kepemilikan, hasil yang ditemukan sebelumnya hanya signifikan secara statistik untuk panti jompo swasta.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga panti jompo memiliki kepentingan terbatas sehubungan dengan kualitas hidup penduduk. Berlawanan dengan kepercayaan populer, penelitian ini menunjukkan efek negatif terbatas dari harga pada QOL. Penelitian lebih lanjut yang mencakup indikator QOL lainnya diperlukan untuk memungkinkan pembuat kebijakan dan manajer panti jompo meningkatkan QOL penghuni panti jompo.

BMC Health Services Research

(9 November 2020)

(Raes et al., 2020)

2.

Joy-of-life in cognitively intact nursing home residents: the

impact of the nurse--patient interaction (Kegembiraan hidup penghuni di panti jompo yang secara kognitif utuh: dampak interaksi perawat-pasien)

Data cross-sectional dikumpulkan pada tahun 2017 dan

2018 menggunakan Skala Interaksi Perawat-Pasien dan

Skala Joy-of-Life. Sebanyak 204 penghuni panti jompo yang secara kognitif utuh memenuhi kriteria inklusi dan 188

(92%) berpartisipasi. Model persamaan struktural (SEM)

hubungan antara interaksi perawat-pasien dan

joy-of-life diuji dengan STATA/MP 15.1. Persetujuan etis diberikan dan setiap peserta memberikan persetujuan tertulis secara sukarela.

Model SEM menghasilkan kecocokan yang baik dengan data

(v2 = 162,418, p = 0,004, df = 118, v2

/df = 1,38,

RMSEA = 0,046, p-close 0,652, CFI = 0,97, TLI = 0,96,

dan SRMR = 0,054). Seperti yang dihipotesiskan, perawat-pasien

interaksi yang berhubungan secara signifikan dengan kegembiraan hidup

(c1,1 = 0,61, t = 7,07**).

Temuan ini mengungkapkan hubungan yang sangat signifikan

antara interaksi perawat-pasien dan kegembiraan hidup pada penghuni NH, menunjukkan bahwa kualitas relasional dari interaksi perawat-pasien harus menjadi aspek integral penting dari perawatan NH. Akibatnya, kualitas seperti itu harus ditekankan dalam praktik klinis, dan penelitian dan pendidikan harus lebih memperhatikan interaksi perawat-pasien sebagai bagian integral yang penting dari proses perawatan yang mempromosikan kegembiraan hidup dan dengan demikian kesejahteraan.

Scandinavian Journal of Caring Sciences (2021)

(Haugan et al., 2021)

3.

Nursing home residents' perspectives on their social relationships (Perspektif penghuni panti jompo tentang hubungan sosial mereka)

Kami menganalisis wawancara individu dan kelompok yang diperoleh selama "sesi keterlibatan pemangku kepentingan" dengan penghuni yang secara kognitif utuh (N = 11 sesi; N = 13 peserta) dari dua panti jompo di North Carolina. Wawancara dilakukan sebagai bagian dari studi yang lebih besar tentang perencanaan perawatan yang diarahkan orang. Kami mengintegrasikan pendekatan analitik tematik dan naratif untuk memandu analisis data wawancara, menggunakan pendekatan pengkodean tiga siklus. Daftar periksa COREQ diikuti.

Warga menggambarkan hubungan sosial mereka dengan tiga kategori orang: warga lain, anggota keluarga dan staf NH. Dalam deskripsi penghuni tentang bagaimana hubungan ini dibangun dan dipelihara, makna hubungan mereka terbukti dalam bagaimana mereka berfungsi untuk mendukung hasil psikosikal yang penting, khususnya rasa memiliki, kontinuitas, tujuan, dan signifikansi penghuni di NH, konsisten dengan Indera Kerangka. Sementara penduduk menggambarkan hubungan dalam ketiga kategori sebagai pendukung hasil ini, setiap jenis hubungan memiliki kontribusi yang tumpang tindih dan berbeda. Hubungan penghuni dengan penghuni lain memupuk rasa memiliki mereka, memiliki tujuan dan pencapaian, dan diakui sebagai orang penting di dalam NH. Hubungan dengan anggota keluarga mendukung mempertahankan rasa kesinambungan dengan kehidupan mereka sebelumnya, selain mempromosikan rasa memiliki dan signifikansi. Saling menghormati dan timbal balik muncul sebagai elemen penting yang membantu membangun hubungan yang bermakna antara penghuni dan staf, yang memfasilitasi rasa memiliki dan signifikansi.

Studi ini mengeksplorasi bagaimana penghuni NH mengalami hubungan mereka dengan individu lain

di NH, serta anggota keluarga, dan arti dari hubungan ini. Budaya yang berpusat pada hubungan yang memberdayakan setiap orang yang terlibat dalam kehidupan NH untuk mempromosikan hubungan timbal balik

hubungan dapat membantu untuk mempromosikan hasil psikososial positif warga seperti rasa

rasa memiliki, kesinambungan, tujuan, pencapaian, dan signifikansi, sehingga meningkatkan kesejahteraan

seluruh komunitas NH.

J Clin Nurs (2017)

(Justyna, 2017)

4.

The relationship between care dependency and pain in nursing home residents (Hubungan antara ketergantungan perawatan dan nyeri pada penghuni panti jompo)

Studi cross-sectional ini dilakukan setiap tahun di panti jompo Austria. Kami mengukur prevalensi dan tingkat nyeri dengan mengajukan pertanyaan tentang nyeri yang dialami dan tingkat nyeri yang diukur dalam tujuh hari sebelum wawancara, serta nyeri yang dialami pada saat wawancara ini.

Sampel penelitian terdiri dari 81,1% dari 1.528 penduduk panti jompo Austria. Secara keseluruhan, prevalensi nyeri lebih tinggi pada residen yang bergantung pada perawatan dibandingkan dengan residen yang tidak bergantung pada perawatan. Penghuni yang bergantung pada perawatan lebih sering mengalami nyeri ringan/sedang daripada residen yang tidak bergantung pada perawatan. Keduanya, prevalensi dan tingkat nyeri

tidak berbeda signifikan secara statistik antara tingkat ketergantungan perawatan. Penghuni yang bergantung pada perawatan yang menderita nyeri menerima jumlah intervensi non-farmakologis yang secara statistik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan residen independen yang merawat yang menderita nyeri.

Temuan penelitian kami menunjukkan bahwa penghuni yang bergantung pada perawatan mengalami

nyeri lebih sering daripada perawatan penghuni independen. Lebih jauh, perbedaan yang ditemukan dalam pereda nyeri tampaknya berkorelasi dengan tingkat ketergantungan perawatan yang berbeda, suatu aspek yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Archives of Gerontology and Geriatrics (2020)

(Hoedl & Bauer, 2020)

5.

Nursing home oversight during the COVID-19 pandemic (Pengawasan panti jompo selama pandemi COVID-19)

Data Kualitas, Sertifikasi, dan Pengawasan (QCOR) yang tersedia untuk umum dari Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS).

Jumlah survei standar dan keluhan menurun secara signifikan pada kuartal kedua tahun 2020 dibandingkan dengan kerangka waktu yang sama pada tahun 2019. Kutipan defisiensi umumnya menurun mendekati nol pada April 2020 dengan pengecualian defisiensi pencegahan dan pengendalian infeksi dan kutipan untuk kegagalan melaporkan COVID -19 data ke jaringan keselamatan kesehatan nasional. Tindakan penegakan terkait turun jauh pada tahun 2020, dibandingkan dengan 2019.

Temuan penelitian kami menunjukkan bahwa pada bulan-bulan sejak COVID-19 Pertama kali Berdampak pada panti jompo jadi upaya pengawasan peraturan telah menurun drastis,aspek pengawasan rutin lainnya juga menurun karena batasan yang dapat dibenarkan untuk masuk ke panti jompo jadi kita harus mengembangkan kebijakan yang memungkinkan untuk menyeimbangkan tuntutan pandemi sambil memenuhi tanggung jawab mereka secara efektif

Journal of the

American Geriatrics Society (12 February 2021)

(Stevenson & Cheng, 2021)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Nursing home (panti jompo) merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan untuk membantu individu, dalam hal ini lansia, untuk mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Nursing home (panti jompo) adalah sebuah sarana hunian bersama yang diperuntukkan bagi seseorang yang memerlukan banyak asistensi dalam kesehariannya. Layanan pendampingan di nursing home (panti jompo) atau yang biasa disebut Assisted Living (layanan bagi kehidupan dengan asistensi) mencakup fungsi-fungsi yang disebut Activities of Daily Living (ADL) yaitu hal-hal termasuk mandi, ke toilet, makan, mobilisasi, sosialisasi, perawatan diri, dan pemantauan kesejahteraan sehari-hari.

            Kebutuhan pelayanan tidak hanya sekedar pada pemenuhan kebutuhan tempat tinggal dan makan saja. Akan tetapi, lebih dari itu. Kebutuhan fisik dan psikososial sangat perlu diperhatikan. Penurunan kemampuan fisiologi tubuh lansia akibat degenerasi menyebabkan lansia rentan terserang penyakit. Maka dari itu, tidak cukup pelayanan hanya difokuskan pada presidensialnya saja, akan tetapi bagaimana pelayanan perawatannya yang bersifat paliatif, jangka panjang, dan holistik. Pada dasarnya, lansia sangat membutuhkan dan menginginkan perhatian dan kasih sayang dari pihak-pihak yang berada di sekitarnya.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat menambah wawasan pembaca tentang nursing home (panti jompo), khususnya bagi tenaga kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan, kita perlu dan harus memberikan pelayanan terbaik bagi lansia melalui nursing home ini. Ketika memberikan pelayanan keperawatan, hendaknya tenaga kesehatan, khususnya perawat dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya dan harus kompeten demi memberikan pelayanan yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Edelman, L. S., McConnell, E. S., Kennerly, S. M., Alderden, J., Horn, S. D., & Yap, T. L. (2020). Mitigating the effects of a pandemic: Facilitating improved nursing home care delivery through technology. JMIR Aging, 3(1), 1--7. https://doi.org/10.2196/20110

Elvionita, D., & Sari, F. (2021). Sistem Informasi Pengelolaan Data Panti Sosial Jompo Dhuafa Sayang Ummi Berbasis Website Di Kota. Jurnal Unitek, 14(1), 1--9. https://doi.org/10.52072/unitek.v14i1.172

Haugan, G., Eide, W. M., Andr, B., Wu, V. X., Rinnan, E., Taasen, S. E., Kuven, B. M., & Drageset, J. (2021). Joy-of-life in cognitively intact nursing home residents: the impact of the nurse--patient interaction. Scandinavian Journal of Caring Sciences, 35(1), 208--219. https://doi.org/10.1111/scs.12836

Hoedl, M., & Bauer, S. (2020). The relationship between care dependency and pain in nursing home residents. Archives of Gerontology and Geriatrics, 90(June), 104166. https://doi.org/10.1016/j.archger.2020.104166

Justyna, W. (2017). Nursing home residents' perspectives on their social relationships. Physiology & Behavior, 176(5), 139--148. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2017.03.040

Nursing Home Sebagai Opsi Hunian bagi Orang Tua - RUKUN. (2021). https://rukunseniorliving.com/nursing-home/

Panti jompo | HealthInAging.org. (2020). https://www-healthinaging-org.translate.goog/age-friendly-healthcare-you/care-settings/nursing-homes?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,sc

Raes, S., Vandepitte, S., De Smedt, D., Wynendaele, H., DeJonghe, Y., & Trybou, J. (2020). The relationship of nursing home price and quality of life. BMC Health Services Research 2020 20:1, 20(1), 1--10. https://doi.org/10.1186/S12913-020-05833-Y

Stevenson, D. G., & Cheng, A. K. (2021). Nursing home oversight during the COVID-19 pandemic. Journal of the American Geriatrics Society, 69(4), 850--860. https://doi.org/10.1111/jgs.17047

Yentika, Y. (2018). Konsep Diri LANSIA di Panti Jompo. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), 46. https://doi.org/10.23916/08431011

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun