"Bu....!!" Aku mencoba menjelaskan kepada ibu yang seakan tak peduli. Bahkan, beliau bilang bahwa ayah juga takkan memberiku izin.
'Terserah deh, Bu..!! Arum bukan anak kecil lagi. Mau ayah dan ibu nggak izinkan. Arum tetap mau pergi. Toh, Arum bukan mau jadi anak nakal. Arum mau ngejar mimpi Arum buat jadi penulis. Bukannya Ibu yang selalu tanya semenjak ayah belikan Arum laptop kalau kapan Arum mau jadi penuis sampai sekarang nggak jadi-jadi. Ini mau Arum buktiin.." ujarku dan segera berpamitan untuk ke terminal dan menuju bus Bandung.
Untuk pertama kali dalam hidupku berangkat sendiri ke Bandung. Berbekal keberaniaan yang sebelumnya tak pernah ada. Aku menghadiri kegiatan bersama penulis lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah kegiata di Bandung, aku mulai memberanikan diri untuk meng-upload tulisan-tulisan fiksiku di media sosial. Aku mengikuti lomba-lomba menulis dan berkenalan dengan banyak penulis lainnya. Sampai akhirnya aku berkenalan dengan seseorang yang kukagumi di televisi.
"Bang Wibi, mau baca karyaku tidak?"Â tanyaku memberanikan diri mengirimkan DM Instagram kepada seorang Anchor Tv yang kukagumi.
"Boleh, kirim ke Alamat kantor bisa?" balasnya . Dengan antusias aku membalas pesannya dan mengirimkan Novel itu kepadanya bersama dengan sepucuk surat.
Aku sangat kagum dengannya karena prestasi yang ia miliki dan komunikasi dia yang sangat bagus. Aku mencoba afirmasi agar suatu saat aku bisa seperti dia bisa berbicara di depan orang banyak, menjadi mentor dan motivator juga.
Rasa kagumku dengannya semakin menjadi.Keramahan dia membuatku makin terpesona. Kulihat prestasinya semakin melejit saat aku baru membangun karier-ku.
"Kak Arum, mau aku daftarin untuk kegiatan di Bogor bersama Direktorat? Kebetulan aku jadi Mc-nya.." ajaknya dalam pesan DM. Aku sangat terkejut dan tak menolak ajakannya.
Jadilah perdana aku bertemu dia. Wajahnya yang tampah dan keramahannya membuat aku semakin mengaguminya, tapi semakin insecure dengan prestasinya. Dari dia aku akhirnya banyak belajar segala hal dan mencoba afirmasi apapun yang aku inginkan.
Dari sinilah perjalanan baruku dimulai sebagai Arum Sekar Rengganis. Sesuai namaku, aku harus menjadi bunga yang mekar, harum, dan suaraku terdengar merdu di telinga banyak orang. Aku harus menjadi sosok yang menginspirasi perempuan di luar sana.