1. Bangun rasa percaya diri pada anak: Bantu anak untuk mengenali kekuatan dan keunikannya. Ajarkan mereka untuk menerima diri mereka apa adanya dan jangan mudah terintimidasi oleh orang lain.
2. Ajarkan anak tentang bullying: Jelaskan kepada anak apa itu bullying, bagaimana cara mengenalinya, dan apa yang harus dilakukan jika mereka mengalaminya.
3. Dorong anak untuk memiliki banyak teman: Bantu anak untuk menjalin pertemanan dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang. Semakin banyak teman yang dimiliki anak, semakin kecil kemungkinannya mereka menjadi korban bullying.
4. Latih anak untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat: Ajarkan anak bagaimana menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan konstruktif, tanpa menggunakan kekerasan atau intimidasi.
Di tingkat keluarga:
1. Jalin komunikasi yang terbuka dengan anak: Ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbicara dengan Anda tentang apa pun, termasuk jika mereka mengalami bullying.
2. Perhatikan tanda-tanda bullying pada anak: Perhatikan perubahan perilaku anak, seperti menjadi pendiam, murung, atau tidak mau pergi ke sekolah. Tanyakan kepada anak tentang harinya di sekolah dan dengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan.
3. Laporkan bullying kepada pihak yang berwenang: Jika anak Anda mengalami bullying, laporkan kepada pihak sekolah, guru, atau konselor. Anda juga dapat melaporkan bullying kepada pihak berwajib jika bullying tersebut bersifat fisik atau seksual.
Di tingkat sekolah:
1. Buat kebijakan anti-bullying yang tegas: Sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas yang melarang segala bentuk bullying, baik fisik, verbal, maupun emosional.
2. Latih guru dan staf tentang bullying: Guru dan staf sekolah harus dilatih tentang bagaimana mengenali bullying, bagaimana cara menanganinya, dan bagaimana cara mencegahnya.