Pengertian BullyingÂ
Pengertian bullying adalah tindakan penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja dan berulang kali oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain. Tujuannya adalah untuk menyakiti secara fisik maupun mental.
Istilah bullying berasal dari kata bahasa Inggris "bully" yang artinya penggertak atau orang yang mengganggu orang lain yang lemah. Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut juga dengan perundungan atau penindasan.
Penyebab Tindakan bullyingÂ
Penyebab tindakan bullying itu bermacam-macam, bisa dari faktor individu, keluarga, maupun lingkungan. Berikut ini beberapa penyebabnya:
Faktor Individu:
1. Kurangnya rasa percaya diri: Pelaku bullying mungkin memiliki rasa percaya diri yang rendah dan merasa insecure. Mereka mungkin merasa lebih baik dengan menindas orang lain.
2. Kurangnya empati: Pelaku bullying mungkin tidak memiliki empati atau kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Hal ini dapat membuat mereka lebih mudah untuk menyakiti orang lain.
3. Pernah menjadi korban bullying: Pelaku bullying mungkin pernah menjadi korban bullying di masa lalu. Hal ini dapat membuat mereka ingin membalas dendam dengan menindas orang lain.
4. Masalah kesehatan mental: Pelaku bullying mungkin memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku.
5. Pengaruh pergaulan: Pelaku bullying mungkin terpengaruh oleh teman-temannya yang sering melakukan bullying. Mereka mungkin ingin diterima oleh kelompok dan merasa perlu untuk melakukan bullying juga.
Faktor Keluarga:
1. Pola asuh yang tidak sehat: Pola asuh yang terlalu keras, otoriter, atau permisif dapat meningkatkan risiko anak untuk menjadi pelaku bullying.
2. Kekerasan dalam rumah tangga: Anak yang tinggal di keluarga dengan kekerasan dalam rumah tangga lebih berisiko untuk menjadi pelaku bullying.
3. Kurangnya perhatian dan kasih sayang: Anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua lebih berisiko untuk menjadi pelaku bullying.
Faktor Lingkungan:
1. Kurangnya aturan dan pengawasan: Lingkungan yang tidak memiliki aturan dan pengawasan yang jelas dapat meningkatkan risiko bullying.
2. Budaya bullying: Budaya yang mentoleransi atau bahkan mendorong bullying dapat meningkatkan risiko bullying.
3. Media: Media yang menampilkan adegan kekerasan atau bullying dapat mencontohkan perilaku bullying kepada anak-anak.
Cara Pencegahan Tindakan bullyingÂ
Bullying merupakan masalah serius yang dapat berdampak jangka panjang bagi korbannya. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghentikannya. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bullying:
Di tingkat individu:
1. Bangun rasa percaya diri pada anak: Bantu anak untuk mengenali kekuatan dan keunikannya. Ajarkan mereka untuk menerima diri mereka apa adanya dan jangan mudah terintimidasi oleh orang lain.
2. Ajarkan anak tentang bullying: Jelaskan kepada anak apa itu bullying, bagaimana cara mengenalinya, dan apa yang harus dilakukan jika mereka mengalaminya.
3. Dorong anak untuk memiliki banyak teman: Bantu anak untuk menjalin pertemanan dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang. Semakin banyak teman yang dimiliki anak, semakin kecil kemungkinannya mereka menjadi korban bullying.
4. Latih anak untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat: Ajarkan anak bagaimana menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan konstruktif, tanpa menggunakan kekerasan atau intimidasi.
Di tingkat keluarga:
1. Jalin komunikasi yang terbuka dengan anak: Ciptakan suasana di mana anak merasa nyaman untuk berbicara dengan Anda tentang apa pun, termasuk jika mereka mengalami bullying.
2. Perhatikan tanda-tanda bullying pada anak: Perhatikan perubahan perilaku anak, seperti menjadi pendiam, murung, atau tidak mau pergi ke sekolah. Tanyakan kepada anak tentang harinya di sekolah dan dengarkan dengan seksama apa yang mereka katakan.
3. Laporkan bullying kepada pihak yang berwenang: Jika anak Anda mengalami bullying, laporkan kepada pihak sekolah, guru, atau konselor. Anda juga dapat melaporkan bullying kepada pihak berwajib jika bullying tersebut bersifat fisik atau seksual.
Di tingkat sekolah:
1. Buat kebijakan anti-bullying yang tegas: Sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang jelas dan tegas yang melarang segala bentuk bullying, baik fisik, verbal, maupun emosional.
2. Latih guru dan staf tentang bullying: Guru dan staf sekolah harus dilatih tentang bagaimana mengenali bullying, bagaimana cara menanganinya, dan bagaimana cara mencegahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H