Mohon tunggu...
Putri PuspitaSari
Putri PuspitaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Karya Tulis Ilmiah Dampak Penggunaan Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia pada Mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek

31 Desember 2021   16:22 Diperbarui: 31 Desember 2021   19:40 2014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

KARYA TULIS ILMIAH 

DAMPAK PENGGUNAAN BAHASA GAUL TERHADAP EKSISTENSI BAHASA INDONESIA PADA MAHASISWA STKIP PGRI TRENGGALEK

Kelompok 5

Putri Puspita Sari ( 2088201011 ) 

Niza Siskianda Putri ( 2088201012 )

Hana Khofifah Umniyah ( 2088201027 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP PGRI TRENGGALEK

2021

Dampak Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK

 ABSTRAK

 Bahasa merupakan suatu alat komunikasi dan merupakan identitas atau ciri dari sebuah wilayah. Setiap orang dalam berkomunikasi memerlukan bahasa untuk mengungkapkan ide dan mengutarakan pendapat mengenai apa yang dirasakan. Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Indonesia mulai tergeser oleh ragam bahasa gaul atau bahasa prokem yang diciptakan dan digunakan oleh kalangan remaja atau mahasiswa baik digunakan dalam bentuk lisan maupun tulisan, baik secara formal maupun tidak formal yang mengakibatkan penggunaan Bahasa Indonesia menjadi tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Bahasa gaul juga berdampak pada penggunaan Bahasa Indonesia yakni remaja atau mahasiswa menjadi terbiasa akan penggunaan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari dan melupakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dampak Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia Pada Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan sampel mahasiswa di STKIP PGRI Trenggalek semester 3 prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan total 30 mahasiswa. Instrumen dalam penelitian ini berupa angket, wawancara, observasi, dan teknik dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 1). 33% mahasiswa dari total 30 mahasiswa mengatakan bahwa mereka sering menggunakan ragam bahasa gaul sedangakan 36.7% mahasiswa diantaranya mengatakan bahwa mereka jarang menggunakan bahasa gaul. 2). Sebanyak 67% mahasiswa dari total 30 mahasiswa mengatakan  bahwa bahasa gaul berdampak pada penggunaan bahasa Indonesia, mereka memberikan alasan bahwa bahasa gaul sudah menjadi kebiasaan saat berkomunikasi dengan teman dan untuk mempersingkat dalam mengucapkan suatu kata.

Kata Kunci : Bahasa, Bahasa Gaul, Eksistensi 

 BAB I PENDAHULUAN

 1. 1 LATAR BELAKANG 

          Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2014:32) Bahasa merupakan sebuah simbol atau lambang dari bunyi yang bersifat arbitrer (bahasa bersifat manasuka jadi tidak ada suatu keharusan bahwa rangkaian bunyi harus mengandung suatu makna)  yang digunakan oleh suatu anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, sebagai bentuk berkomunikasi, dan sebagai bentuk mengidentifikasikan diri. Selain sebagai alat komunikasi bahasa juga dapat membantu manusia dalam menjalankan berbagai tugas dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam pekerjaan.

       Menurut Chaer dan Agustina (1995:14) Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa fungsi bahasa  secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. Dalam ilmu sosiolinguistik, bahasa dipandang  sebagai tingkah laku sosial (sosial behavior) yang dipakai dalam komunikasi sosial. Bahasa merupakan identitas dan ciri khas suatu negara, seperti negara Indonesia yang memiliki bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga memiliki peranan sebagai bahasa persatuan. (Tommy dkk, 2020:Hal 8)

Seiring dengan perkembangan teknologi dan pengaruh budaya luar. Banyak bermunculan bahasa baru yang unik dan melahirkan istilah - istilah baru. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh remaja masa kini, sangat tidak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar. Bahasa gaul tercipta dari remaja yang mencampur-adukkan Bahasa Indonesia dengan bahasa daerah dan asing. Menurut Sarwono (2004:Hal 172) Bahasa Gaul merupakan suatu bahasa khas yang digunakan dan dibuat oleh kalangan remaja atau mahasiswa yang kata-katanya diubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengerti di antara mereka dan bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja atau mahasiswa yang terjangkau oleh media massa, padahal bahasa gaul berkembang, berubah dan bertambah ragamnya hampir setiap hari.

Menurut Apriyana (2011: Hal 8) Akhir akhir ini dalam dunia perfilman maupun kehidupan sehari hari pemakaian bahasa Indonesia dengan baik & benar sudah mulai tergeser dan digantikan dengan bahasa anak remaja yang biasa disebut dengan ragam bahasa gaul. Penggunaan bahasa gaul terkadang muncul dalam situasi resmi yang mengakibatkan mencampur adukkan penggunaan bahasa Indonesia sehingga menjadi tidak baik dan tidak benar.

          Banyak istilah  kosakata baru yang muncul dalam bahasa gaul seperti aku menjadi lu/loe, kamu gw/gua, dan banyak kata yang dipersingkat seperti mager (males gerak), bucin (budak cinta), gaje (ga jelas), gercep (gerak cepat), pansos (panjat sosial). Tidak hanya singkatan bahasa gaul juga menyai kata yang dibalik seperti kuy (yuk), takis (sikat), sabi (bisa), kilab (balik). Para remaja lebih sering menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi karena adanya anggapan bahwa seseorang yang menggunakan bahasa gaul ini dianggap keren dan tidak norak.

          Menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang sedang belajar di perguruan tinggi dan secara administrasi mereka terdaftar di Perguruan Tinggi. Kebanyakan mahasiswa berumur 19 -23 tahun yang bisa disebut dengan remaja. Secara luas, pengertian mahasiswa adalah agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yang akan memberikan solusi kepada masyarakat. Mahasiswa memiliki peran sebagai agen perubahan yang dituntut bersifat kritis dan di tuntut sebagai pelopor bagi masyarakat.

          Oleh karena itu, dengan melihat fenomena diatas, kelompok kami ingin menganalisis  apa dampak penggunaan bahasa gaul pada mahasiswa di STKIP PGRI TRENGGALEK. Selain itu, kami selaku mahasiswa ingin mengetahui bagaimana pendapat para mahasiswa yang bersangkutan, dengan melakukan penelitian mengenai pihak yang bersangkutan.

1. 2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa dampak bahasa gaul terhadap eksistensi Bahasa Indonesia pada mahasiswa di STKIP PGRI TRENGGALEK ?

1. 3 TUJUAN PENULISAN 

 1. Untuk mengetahui dampak Bahasa Gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia pada mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

 2. 1 Pengertian Bahasa 

 Menurut Wibowo (2001: Hal 172), Bahasa merupakan suatu sistem atau symbol, lambang dari bunyi yang bermakna, artikulatif (dihasilkan oleh alat vokal) arbitrer dan konvensional, dan digunakan umat manusia sebagai media komunikasi oleh sekelompok orang dalam kelompoknya untuk menghidupkan perasaan serta mengutarakan pikiran. Bahasa menurut Pateda (2011:7) merupakan rangkaian bunyi yang bersifat sistemik seperti alat musik (instrumentalis) yang menggantikan individu dengan menegaskan sesuatu kepada lawan bicara dan akhirnya menghidupkan kerjasama antara penutur dan lawan bicara. Selain sebagai alat komunikasi bahasa juga dapat membantu manusia dalam menjalankan berbagai tugas dalam bidang ilmu pengetahuan maupun dalam pekerjaan. 

Soejono (2004: Hal 30) juga mengutarakan bahwa bahasa adalah sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup manusia dan dalam berkomunikasi bersama. Devitt & Hanley (2006:Hal 1); Noermanzah (2017:Hal 2) menjelaskan bahwa bahasa adalah suatu pesan yang disampaikan dalam bentuk ungkapan sebagai alat komunikasi dalam situasi tertentu dalam berbagai kegiatan.

           Bahasa juga dijelaskan secara rinci oleh Chaer (2012:Hal 33) berupa sistem, lambang, bunyi,  dan bersifat arbitrer, bermakna, konfensional, unik, bervariasi, serta dinamis, yang digunakan sebagai alat interaksi sosial, dan berfungsi sebagai identitas bagi penuturnya. Lebih lanjut Chaer menjelaskan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi yang memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan bahasa yang lain atau juga bisa dikatakan bahwa bahasa adalah suatu hak yang dimiliki manusia sebagai suatu insan yang mampu berkomunikasi dan untuk itu manusia dapat berkembang dan untuk dapat bertahan hidup.

          Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki peran sebagai media komunikasi serta media untuk menyalurkan ide dalam kehidupan manusia dalam proses berinteraksi sesama manusia. Melalui bahasa, segala sesuatu yang ada disekitar manusia dapat diungkapkan sebagai bahan komunikasi. Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peran yaitu sebagai aspek nilai dan aspek makna. Bahasa juga dapat dikembangkan dan dapat diwariskan pada generasi yang akan datang, khususnya mahasiswa sebagai generasi penerus serta agen perubahan sosial selalu dituntut untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata.

2. 2 Fungsi Bahasa

Menurut Gorys Keraf (dalam Nina 2014: Hal 17) , secara umum bahasa memiliki empat fungsi, yaitu:

  • Bahasa sebagai sarana ekspresi diri, yaitu  mengungkapkan apa yang ada di dalam hati kita, misalnya untuk menunjukkan keberadaan kita di tengah-tengah orang lain.
  • Bahasa sebagai alat komunikasi, berfungsi untuk menyampaikan kepada orang lain segala sesuatu yang kita rasakan, pikirkan dan ketahui.
  • Melalui bahasa yaitu sebagai sarana integrasi dan adaptasi sosial, yaitu dapat mengetahui segala tata krama, perilaku dan kebiasaan masyarakat serta berupaya menyesuaikan diri dengan lingkungan.

    Sehingga berdasarkan berbagai fungsi bahasa diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat kontrol sosial, bahasa juga berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan ekspresi diri, dengan bahasa kita dapat mempengaruhi sebuah pendapat dan perilaku orang lain. Fungsi Bahasa Indonesia selain sebagai bahasa resmi kenegaraan, juga sebagai bahasa penyatu dan alat penghubung antar daerah ataupun perbedaan di dalam keanekaragaman bahasa yang dimiliki Indonesia.

    Dengan menguasai fungsi bahasa, dapat memudahkan mahasiswa dalam mengekspresikan diri dalam lingkungan pertemanan, kelas maupun lingkungan masyarakat. Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan berinteraksi terhadap sesama  mahasiswa maupun terhadap seseorang yang belum dikenal. Mahasiswa juga dapat dengan mudah untuk berbaur dan menyesuaikan diri terhadap bebbagai situasi dan kondisi lingkungan. Dengan menguasai fungsi bahasa, mahasiswa juga dapat mempengaruhi seseorang dalam berkomunikasi baik dari pandangan, sikap maupun tungkah lakunya sesuai dengan apa yang diharapkan.

 2. 3 Kedudukan Bahasa

Arum Putri (2015 :Hal 3) mengemukakan pendapatnya mengenai bahasa Indonesia  bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai alat komunikasi berperan penting sebagai penyampaian informasi. Tidak semua warga di Indonesia memahami dan mengetahui apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sesungguhnya belum tentu bahasa Indonesia yang benar itu baik dan bahasa Indonesia yang baik itu benar. Berdasarkan pasal 25,  ayat 1, UU nomor 24 tahun 2009, bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa resmi negara bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.

Bahasa Indonesia yang baik merupakan bahasa yang searah dengan situasi dan secara efektif menyampaikan makna kepada orang yang sedang diajak bicara. Sementara bahasa Indonesia yang dikatakan benar merupakan bahasa Indonesia, yang mengikuti kaidah bahasa baku yang sudah ditetapkan. Sebagai sebuah keharusan, bagi warga negara Indonesia harus mempunyai kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah tanpa memandang dari generasi mana dan darimana orang tersebut berasal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia tidak hanya memiliki fungsi sebagai alat pemersatu bahasa Indonesia juga mempunyai fungsi dalam penggunaan penyelenggaraan administrasi negara, seperti dalam penyelenggaraan di dunia pendidikan dan dalam perkantoran.

2. 4 Bahasa Gaul

Menurut Mulyana (dalam Sari 2015 : 2 : Hal 172 ), bahasa gaul merupakan sejumlah kata atau istilah yang memiliki makna khusus, berbentuk unik, menyimpang, atau bahkan kontradiktif ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. 

Menurut Pusat Bahasa dan Sastra (dalam Hilaliyah 2010 : 2) Bahasa prokem atau yang biasa disebut dengan bahasa gaul atau bahasa sandi yang digunakan dan digemari oleh remaja atau bahkan mahasiswa tertentu.

Bahasa gaul dengan bahasa Indonesia sangat berbeda dikarenakan dalam bahasa gaul, gaya yang dipakai cenderung menjadi gaya santai, jadi tidak terlalu standar atau kaku. Penyimpangan tersebut tercermin dalam kosakata, struktur, kalimat, dan intonasi. Keragaman bahasa gaul terdapat pada bahasa sehari-hari penduduk Jakarta yang sangat internasional. Oleh karena itu, banyak  yang menyebutnya sebagai varian santai dari dialek Jakarta (Sudana, 2011: 144).

Menurut Kridalaksana, "bahasa gaul" dicirikan oleh pemakaian kata-kata dalam bahasa Indonesia atau dialek yang terdiri oleh dua fonem yang terakhirnya dipotong kemudian disisipkan ke dalam bentuk -ok- sebelum fonem terakhir yang tersisa (2008:28)

Dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul adalah sebuah kata atau istilah yang memiliki makna khusus yang hanya diketahui oleh beberapa orang saja. Bahasa gaul juga biasa disebut bahasa prokem yang banyak digemari oleh kalangan remaja dan mahasiswa.

Seiring perkembangan zaman, banyak remaja yang juga mahasiswa yang menggunakan ragam bahasa gaul. Mahasiswa seringkali menyingkat istilah dalam dunia perkuliahan. Istilah atau ragam bahasa gaul sampai saat ini banyak yang tidak beraturan atau banyak juga yang berbentuk singkatan kata. Contoh dari kata bahasa gaul yang sering digunakan adalah Baper, mager, santuy/sanss, telmi, gabut, caper, dll. Bahasa gaul juga kerap digunakan dalam kegiatan bermedia sosial maupun dalam bertutur kata sehari hari.

 2. 5 Contoh Bahasa Gaul 

Ragam bahasa gaul remaja memilik iciri khusus, yaitu: singkat, lincah dan kreatif. Dalam bahasa gaul biasanya terdiri dari beberapa kata-kata yang cenderung pendek, sementara jika katanya panjang akandiganti menjadi lebih pendek atau dengan melalui proses morfologi sehingga menjadi kata yang lebih pendek.

Kosakata khas:

Bahasa Indonesia → Bahasa Gaul

Aku → Gua, gue,guwa

Ayah/ Bapak → Bokap

Cantik → Kece

Ibu → Nyokap

Kamu → Lo, Lu Elu

Bahasa Gaul → Artinya

Mager → Malas Gerak

Bucin  → Budak Cinta

Kuy  → Yuk

Santuy / sanss →Santai

Komuk → Kondisi Muka

Baper → Bawa Perasaan

Mantul → Mantap Betul

Japri → Jalur Pribadi

Telmi → Telat Mikir

Sotoy → Sok tahu

Lola → Loading Lama

Caper → Cari Perhatian

Sabi → Bisa

Ngab → Bang

2. 6 Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Bahasa Gaul

 Bahasa gaul  biasanya sering digunakan oleh kalangan remaja atau mahasiswa sebagai sarana komunikasi dalam suatu kelompok. Hal ini dikarenakan remaja memiliki bahasa sendiri untuk mengekspresikan dirinya. Kaum muda membutuhkan sarana komunikasi  untuk menyampaikan apa yang mereka anggap tertutup untuk kelompok usia lain, atau untuk mencegah orang lain  mengetahui apa yang mereka bicarakan. Pada masa remaja terdapat ciri-ciri seperti petualangan, pengelompokan, dan perilaku menyimpang. Ciri ini juga tercermin  dalam bahasa mereka. Keinginan mereka untuk membentuk kelompok yang secara eksklusif dapat mendorong mereka untuk menciptakan suatu sistem atau ragam bahasa rahasia (Sumarsono dan Partana, 2002:150).

 Selain berfungsi untuk mempererat hubungan, bahasa gaul juga merupakan salah satu bentuk identitas. Bahasa gaul di Indonesia dapat dikatakan cukup unik dengan berbagai variasi yang sangat banyak. Hal ini terjadi karena beberapa bahasa gaul menggabungkan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia. Biasanya dalam berkomunikasi, orang-orang menggunakan bahasa mereka sendiri yang tidak mudah dipahami yang lainnya. Intinya dengan menggunakan bahasa gaul mereka ingin menyampaikan suatu hal tetapi mereka tidak ingin orang lain mengetahuinya.

 Menurut Arum Putri (2015 : 5) penyebab maraknya penggunaan bahasa gaul saat ini dikarenakan kurangnya rasa cinta kaum remaja atau mahasiswa sebagai agen penerus bangsa  terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Saat ini sejalan dengan perkembangan zaman semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penggunan tatanan bahasanya.

 Dengan ini disimpulkan bahwa faktor yang melatar belakangi penggunaan bahasa gaul adalah karena remaja atau mahasiswa ingin membuat bahasa rahasia dikalangan mereka sendiri dan karena kurangnya rasa cinta terhadap bahasa indonesia sehingga semakin maraknya bahasa gaul yang tercipta.

 Penggunaan bahasa gaul di kalangan anak muda atau remaja dan mahasiswa  berdampak buruk terhadap perkembangan bangsa Indonesia sebagai identitas nasional. Karena, saat ini banyak siswa, baik dari kalangan remaja bahkan mahasiswa sudah menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari mereka. Seolah mereka tidak mengerti bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa nasional Indonesia. Bahkan penggunaan bahasa gaul sudah merambah di berbagai kalangan baik dari desa maupun kota. Sebagai warga negara Indonesia, semestinya menghindari bahasa gaul yang sangat umum dan banyak digunakan di kalangan remaja maupun mahasiswa.

 2. 7 Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia

 Menurut Nina Nurhasanah (2014: Hal 19) pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

  • Bahasa baku dalam bahasa Indonesia tidak lagi dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai akibatnya masyarakat Indonesia kehilangan patokan & bimbingan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik & benar.
  • Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam bahasa Indonesia tidak dipakai lagi oleh masyarakat Indonesia.
  • Bahasa Indonesia menjadi diremehkan oleh masyarakat Indonesia karena mereka merasa dirinya sudah menguasai bahasa Indonesia dengan baik & benar.
  • Bahasa Indonesia baku menjadi enggan dan jarang dipakai oleh masyarakat Indonesia Sementara bahasa Indonesia merupakan bidang pendidikan yg wajib  dipahami dalam melaksanakan berbagai jenis pekerjaan diantaranya surat menyurat, pembicaraan resmi, goresan pena akademik, dll.
  • Masyarakat Indonesia menjadi kehilangan rasa bangga dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik & benar, sementara mereka telah terbiasa menggunakan bahasa pergaulan yg lazim digunakan.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul adalah suatu bahasa yang  memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan bahasa Indonesia pada umumnya. Bahasa yang digunakan oleh para remaja ini berasal dari kreativitas mengolah kata baku bahasa Indonesia menjadi kata tidak baku, yang terbilang cukup luar biasa.

Penggunaan bahasa gaul seringkali atau bahkan selalu dijumpai dalam sebuah iklan di televisi atau koran dan radio, dalam lirik lagu remaja, dalam novel remaja, dalam jejaring sosial, dan media lainnya. Ini adalah fakta bahwa pertumbuhan bahasa gaul  tidak bisa dihindari oleh orang Indonesia. Hal ini karena pengaruh perkembangan teknologi dan penggunaannya. karena sebagian besar remaja dan pelajar bahkan mahasiswa menjadi faktor penyebab utama sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia akan tergeser keberadaanya.

Menurut Siallagan (2011), mahasiswa memiliki tiga peran penting dan mendasar yaitu peran intelektual, moral dan sosial.

  • Peran intelektual
  • Mahasiswa harus dapat hidup secara proporsional dengan harapan bahwa mahasiswa dapat menjadi teladan terhadap siswa, anak, dan masyarakat sebagai manusia yang cerdas, orisinal, dan penuh perhatian.
  • Peran moral
  • Sebagai mahasiswa dan sebagai warga kampus yang dikenal bebas berekspresi, bertindak, berdiskusi, berspekulasi, dan berbicara, harus menunjukkan perilaku yang bermoral dalam segala tindakan, tanpa terkontaminasi atau terpengaruh oleh kondisi lingkungan,
  • Peran sosial
  • Sebagai mahasiswa yang membawa perubahan, harus selalu menciptakan sinergi, dan selalu berpikir kritis, dan bertindak konkrit. Hal ini ditandai dengan kemauan dan integritas untuk menjadi pelopor, dalam menyampaikan ambisi serta melayani masyarakat.

       Dari pemaparan terdebut diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah universitas. Mahasiswa yang digolongkan sebagai kaum intelektual memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa diharapkan menjadi pemimpin  dalam dunia masyarakat atau kerja, menjadi penggerak yang dinamis menuju kedalam proses modernisasi, dan mampu memasuki dunia kerja sebagai tenaga profesional yang berkualitas.

          Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki peran sabagai kaum intelektual, mahasiswa dituntut harus mampu menjalani hidupnya secara proporsional. Mahasiswa sebagai seseorang yang mengetahui bagaimana mengemukakan ekspresinya secara bebas, harus mampu menunjukkan perilaku moral yang sesuai tanpa adanya pengaruh dari pihak tertentu. Mahasiswa sebagai tonggak perubahan, harus mampu menjadi pionir dalam menyalurkan aspirasi dan mengabdi kepada masyarakat.

2. 8 Pengertian Eksistensi

          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah hal berada, keberadan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Istilah eksistensi berasal dari kata existere (eks= keluar, sistere= ada atau berada). Pengertian keberadaan dapat dijelaskan menjadi 4. Pertama, keberadaan adalah apa yang ada. Kedua, keberadaan adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, keberadaan merupakan segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, keberadaan adalah kesempurnaan. Eksistensi adalah kesempurnaan Sedangkan menurut Abidin Zaenal (2007:16) dalam Sinaga (2011) Eksistensi merupakan suatu proses yang bersifat dinamis, menjadi atau mengada. Hal ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yamg berasal dari kata existere, yang memiliki arti keluar dari, melampaui atau mengatasi. Dengan ini, eksistensi tidak bersifat kaku, tetapi fleksibel atau lunak dan berkembang atau sebaliknya tergantung pada potensinya.

          Menurut Nadia Juli Indrani (2010) dalam Sinaga (2011) seseorang juga dapat mengenali keberadaan dengan sebuah kata. Dimana keberadaan yang dimaksud merupakan pengaruh atas kehadiran atau ketidakhadiran kita. Dalam istilah "hukuman" merupakan suatu istilah umum dan konvensional yang memiliki pengertian berbeda. Istilah ini sering digunakan tidak hanya dalam bidang hukum, tetapi juga dalam istilah umum seperti dalam bidang moral, agama, dll.

          Sehingga berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah keberadaan yang mana keberadaan itu bisa ada karena pengaruh atas ada atau tidaknya kita, Keberadaan ada karena kitab bisa mengakuinya. Keberadaan atau eksistensi juga bersifat fleksibel dan dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin hari semakin berkembang dan menjadi canggih.

 2. 9 Dampak dari Penggunaan Bahasa Gaul Bagi Mahasiswa

  Berikut ini dampak dari penggunaan bahasa gaul bagi mahasiswa menurut Joko Suleman dan Eva Putri Nurul (2018 :Hal 157)

 Dampak Positif 

          Bahasa gaul dapat menumbuhkan kreatifitas kaum remaja maupun mahasiswa dengan menciptakan ragam bahasa baru yang terus berkembang. Bahasa gaul juga tidak menjadi penghalang dalam menikmati segala perubahan dan inovasi bahasa yang keluar. Bahasa gaul dapat digunakan dengan syarat digunakan dalam media yang tepat dan komunikator yang tepat, serta dalam situasi yang tepat.

Dampak Negatif

          Bahasa gaul memiliki beberapa efek samping dalam berkomunikasi yaitu dapat mempersulit penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Namun, hendaknya remaja atau mahasiswa wajib selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di sekolah, kampus atau di tempat kerja. Bahasa gaul dapat mengganggu siapa saja yang membaca atau mendengar kata-kata di dalamnya. Tidak semua orang mengerti arti dari kata-kata dalam ragam bahasa gaul ini. Apalagi ketika ditulis, sangat membingungkan dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahaminya. Bahasa gaul dapat mempersulit pengguna untuk berkomunikasi dengan orang lain di acara formal. Misalnya, saat presentasi di depan kelas atau di acara formal lainnya seperti seminar atau konferensi.

          Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul memiliki dampak positif dan negatif bagi mahasiswa. Dampak positifnya mahasiswa menjadi semakin kreatif dalam menciptakan ragam bahasa yang baru dan sesuai perkembangan zaman. Dampak negative dari penggunaan bahasa gaul adalah dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dalam acara formal karena tidak semua orang mengerti maksud dari bahasa gaul tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2015, hlm. 62) Metode deskriptif adalah metode yang pada dasarnya didasarkan pada fakta-fakta yang ada atau fenomena yang menurun secara empiris. Sedangkan (Moleong, 2017, hlm. 5) mengungkapkan bahwa definisi penelitian kualitatif adalah pendekatan yang terikat data dan tidak berbentuk angka namun mencari kualitas dengan bentuk variabel dan berwujud ucapan sebagai data yang dihasilkan dalam bentuk kata-kata tertulis dan lisan tentang karakteristik individu, keadaan, gejala, berdasarkan kelompok tertentu yang diamati.

Jenis penelitian ini tergolong penelitian di lapangan, dan kami juga melakukan pengamatan dalam group chat yang akan kami lakukan pada mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK. Adapun data yang akan kami peroleh melalui teknik wawancara, observasi, teknik dokumen, selanjutnya data yang berhasil dikumpulkan, dianalisis untuk dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan dalam penelitian. Sumber data penelitian adalah Mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK. Dalam penelitian ini kami akan melibatkan sejumlah 30 responden.

 BAB IV PEMBAHASAN

          Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan untuk mengetahui dampak bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia pada mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK serta mendeskripsikan seberapa penting bahasa gaul dan pemerolehan bahasa gaul. Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia tingkat 2 dan mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar kelas 3c tingkat 2 yang berjumlah 30 responden.

Rekapitulasi Pertanyaan No. 1 Frekuensi Penggunaan Bahasa Gaul

Pertanyaan

  • Seberapa seringkah anda menggunakan bahasa gaul dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari?

Alternatif Jawaban → F → %

  • Sering →10 → 33,3%
  • Agak Sering → 9 → 30 %
  • Jarang →11 → 36,7%
  • Tidak Pernah →0 → 0

Jumlah → 30 → 100%

          Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada mahasiswa yang berjumlah 30 orang sitemukan kategori sering sebanyak 10 mahasiswa atau 33,3 %, kategori agak sering 9 mahasiswa atau 30 %, kategori jarang sebanyak 11 mahasiswa atau 36,7 % dan kategori tidak pernah sebanyak 0 mahasiswa. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK dikategorikan jarang menggunakan bahasa gaul.

 Rekapitulasi Pertanyaan No. 2 Lokasi Penggunaan Bahasa Gaul

Pertanyaan

  • Dimana anda berkomunikasi menggunakan bahasa gaul?

Alternatif Jawaban → F → %

  • Di kampus saat proses belajar mengajar berlangsung → 1 → 3,4 %
  • Di kampus bersama teman saat santai → 19 → 63,3%
  • Di rumah bersama orang tua → 0 → 0
  • Dimana Saja →10 → 44,4%

Jumlah → 30 → 100%

          Berdasarkan data yang diperoleh terdapat I mahasiswa atau 3,4 % yang menggunakan bahasa gaul dikampus saat proses belajar mengajar berlangsung, Adapun sebanyak 19 mahasiswa atau 63,3 % yang menggunakan bahasa gaul di kampus bersama teman saat santai, sedangkan sebanyak 0 mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul dirumah bersama orang tua, dan sebanyak 10 mahasiswa atau 44,4 % dari total 30 mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul dimana saja. Berdasarkan pemaparan diatas kita dapat mengetahui bahwa mayoritas mahasiswa menggunakan bahasa gaul di kampus bersama teman saat sedang santai.

Rekapitulasi Pertanyaan No. 3 Lawan Tutur Penggunaan Bahasa Gaul

Pertanyaan

  • Dengan siapa biasanya anda menggunakan bahasa gaul saat berbicara?

Alternatif Jawaban → F → %

  • Teman sebaya → 28 → 93,3 %
  • Guru atau dosen → 0 → 0
  • Orang tua → 0 → 0
  • Bersama siapa saja → 2 → 6,7 %

Jumlah → 30 → 100 %

          Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 28 mahasiswa dari jumlah total 30 mahasiswa atau 93,3 % menggunakan bahasa gaul dengan teman sebaya, sedangkan sebanyak 0 mahasiswa dari 30 mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul kepada guru atau dosen maupun orang tua, Sementara itu terdapat 2 mahasiswa atau 6,7 % yang menggunakan bahasa gaul bersama siapa saja. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa di STKIP PGRI TRENGGALEK menggunakan bahasa gaul kepada teman sebaya.

Rekapitulasi Pertanyaan No. 4 Sumber Kosakata Bahasa Gaul

Pertanyaan

  • Darimana anda mendapatkan kosakata bahasa gaul?

Alternatif Jawaban → F → %

  • Dari guru → 0 → 0
  • Dari orang tua → 0 → 0
  • Dari media sosial dan teman → 30 → 100%

Jumlah → 30 →100 %

          Bahasa gaul dapat diperoleh dari mana saja misalnya dari guru, dari orang tua, dari media sosial dan teman. Berdasarkan penyebaran angket pada mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK sebanyak 0 mahasiswa dari 30 mahasiswa memperolah bahasa gaul dari guru dan dari orang tua. Sedangkan sebanyak 30 mahasiswa atau 100 % memperoleh bahasa gaul dari media sosial dan teman.

Rekapitulasi Pertanyaan No. 5 Pengaruh Prnggunaan Bahasa Gaul

  • Menurut anda bahasa gaul yang anda gunakan mempengaruhi penggunaan bahasa indonesia dalam berkomunikasi? (contoh jawaban Ya/Tidak, alasannya)

Jawaban Ya

Ya, Karena agar saat berkomunikasi menjadi lebih menyenangkan

Ya, karena dapat menggeser penggunaan bahasa Indonesia

Iya, biasanya dalam posisi tertentu penggunaan bahasa gaul sangat bisa untuk mengekspresikan suatu emosi.

Ya, karena sudah menjadi kebiasaan saat berkomunikasi dengan teman dan untuk mempersingkat dalam mengucapkan suatu kata.

Ya, karena sudah menjadi kebiasaan dalam berkomunikasi dengan teman dan juga biasanya mempersingkat dalam pengucapan sesuatu kata.

Ya. Karena terkadang secara tidak sadar dan sudah terbiasa menggunakan bahasa tersebut akhirnya terbawa saat berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita.

Ya, karena disisi mana kita dapat mengetahui kata kata yang lebih luas tapi disisi lain bisa berdampak tidak baik seperti kurang sopan dan bisa membuat hati seseorang terluka atau seseorang tidak nyaman dengan pembicaraan yang di lontarkan.

Ya, karena kalau lama kelamaan hal itu menjadi hal wajar dikhawatirkan akan menggeru kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar

Ya, karena lebih sering menggunakan bahasa gaul daripada bahasa formal

Ya, karena dengan seiringnya waktu bahasa gaul itu bisa didapatkan atau dipengaruhi dari medsos contohnya WA, ig, dll. Dan kebanyakan kaum milenial ketika berkomunikasi dengan teman sebaya atau bahkan kepada orang yang lebih dewasa juga menggunakan bahasa gaul serta kurang menggunakan bahasa yang sopan dan santun.

Ya , contohnya saya : gue

Ya. Karena bahasa kita itu adalah tetap  bahasa Indonesia dan untuk berkomunikasi pun tetap menggunakan bahasa Indonesia yang jelas sopan dan santun .

Ya, karena banyak orang yang salah mengartikan makna dari bahasa gaul tsb

Iya

ya, karena itu bahasa yang di gunakan pada saat ini

Ya. Alasannya terkadang jika terlalu menggunakan bahasa gaul saat berkomunikasi dengan teman menjadi kebiasaan dan sampai melupakan bahasa Indonesia yang baku

Ya, karena masih ada lawan biacara yang bingung atau kurang mengerti bahasa gaul yang kita ucapkan.

Ya, karena biasanya pengucapan bahasa nya seperti kurang efisien

Iya karena kadang bahasa gaul menyimpang dengan kaidah bahasa Indonesia

Iya, karena dapat mempengaruhi kaidah dalam penggunaan bahasa Indonesia

Jawaban Tidak

Tidak

Tidak

Tidak, karena saat berkomunikasi dengan orang tua dan dengan orang yang masih belum kita kenal cenderung menggunakan bahasa Indonesia dan bukan menggunakan bahasa gaul.

Tidak

Tidak. Karena saya hanya menggunakan bahasa gaul ketika bersama teman-teman. Kalau dalam momen formal, misalnya dengan orang yang lebih tua atau dalam pembelajaran selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar."

TIDAK, KARENA BAHASANYA TIDAK RESMI

Tidak

Tidak, Karena bahasa gaul hanya saya gunakan jarang

Tidak, karena bahasa gaul sendiri hanya untuk berkomikasi dengan sesama teman.

Tidak. Karena saya tidak selalu menggunakan bahasa gaul

Jumlah Jawaban Ya = 20 Mahasiswa

Jumlah Jawaban Tidak =10 Mahasiswa

          Berdasarkan hasil angket yang disebar kepada mahasiswa STKIP PGRI TRENGGALEK, sebanyak 67% mahasiswa dari total 30 mahasiswa yang mengiyakan bahwa bahasa gaul mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia, mereka memberikan alasan yang beragam salah satunya "Ya, karena sudah menjadi kebiasaan saat berkomunikasi dengan teman dan untuk mempersingkat dalam mengucapkan suatu kata" 

          Sedangkan sebanyak 33%  mahasiswa lainnya menjawab bahwa penggunaan bahasa gaul tidak mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia mereka, salah satu alasannya adalah " Tidak. Karena saya tidak selalu menggunakan bahasa gaul ". Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa setuju jika penggunaan bahasa gaul mereka mempengaruhi atau bahkan menggeser penggunaan bahasa Indonesia mereka.

BAB V KESIMPULAN

 Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian yang berjudul Dampak Penggunaan Bahasa Gaul terhadap eksistensi Bahasa Indonesia pada mahasiswa di STKIP PGRI TRENGGALEK diatas dapat penulis simpulkan hal hal berikut :

  • Bahasa Gaul merupakan ragam jenis bahasa yang tidak resmi yang di sebabkan atau dipengaruhi oleh situasi yang tidak resmi. Banyaknya penggunaan ragam bahasa gaul  merupakan penyimpangan dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Permasalahn ini dapat menghambat perkembangan Bahasa Indonesia ditambah lagi kurangnya kesadaran untuk mencintai dan terus menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.
  • Berdasarkan hasil observasi dengan pengisian angket pada mahasiswa di STKIP PGRI TRENGGALEK sebanyak 33% mahasiswa dari total 30 mahasiswa yang mengatakan bahwa mereka sering menggunakan ragam bahasa gaul sedangakan 36.7% mahasiswa diantaranya mengatakan bahwa mereka jarang menggunakan bahasa gaul. Salah satu faktor utama atau penyebab banyaknaya mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul adalah karena ingin menciptakan suasana keakraban dan keseimbangan dalam berkomunikasi antar teman sebaya sehingga membuat suatu komunikasi menjadi tidak monoton. Mahasiswa banyak menggunakan bahasa gaul saat di kampus bersama teman saat santai, sedangkan dalam lingkungan keluarga atau di lingkungan kelas saat pembelajaran berlangsung mereka cenderung menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.
  • Berdasarkan hasil dari penyebaran angket pada mahasiswa STKIP PGRI TRNGGALEK sebagian besar mahasiswa memperoleh atau mengetahui ragam bahasa gaul dari media sosial dan teman. Hal ini disebabkan pesatnya perkembangan media elektronik atau media massa dan maraknya artis atau public figure yang menggunakan bahasa gaul sehingga membuat maraknya penggunaan ragam bahasa gaul terutama pada kalangan remaja atau mahasiswa. Berdasarkan hasil angket juga dibuktikan bahwa sebagian besar mahasiswa mengiyakan bahwa penggunaan bahasa gaul akan mempengaruhi atau menggeser penggunaan bahasa Indonesia mereka sehari-hari. Hal ini dapat disebabkan karena sudah terbiasanya mereka menggunakan ragam bahasa gaul sehingga mereka mulai meninggalkan atau melupakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi sehari-hari.

Daftar Pustaka 

Pandaleke, T. F., Koagouw, F. V., & Waleleng, G. J. (2020). Peran Komunikasi Sosial Masyarakat Dalam Melestarikan Bahasa Daerah Pasan Di Desa Rasi Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Dalam Jurnal ACTA DIURNA KOMUNIKASI, Vol 2 No. 3 Universitas Sam Ratulangi.

Suleman, J., & Islamiyah, E. P. N. (2018, October). Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja Terhadap bahasa Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia (SENASBASA) Universitas Muhammadiyah Malang (Vol. 2, No. 2).

Azizah, ARA (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja. Jurnal Skripta Universitas PGRI Yogyakarta, (Vol 5 NO. 2).

Setyawati, N. (2014). Pemakaian Bahasa Gaul dalam Komunikasi di Jejaring Sosial.  Dalam Jurnal Sasindo, Universitas PGRI Semarang Vol 2 No 2 (2 Agustus).

Nurhasanah, N. (2014). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia. In Forum Ilmiah (Vol. 11, No. 1, pp. 15-21).

Sari, B. P. (2015). Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja Terhadap Bahasa Indonesia. Dalam Unib Scholar Repository Universitas Bengkulu

Rahayu, Arum Putri. 2015. "Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran". Dalam Jurnal: Paradigma, Volume 2, Nomor 1, Halaman 1-15

Muliawati, H. (2017). Variasi Bahasa Gaul pada Mahasiswa Unswagati Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2016. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, Vol 4 No. 2, 42-53. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun