Mohon tunggu...
Putri Ramadhani
Putri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswi IAIN Metro Lampung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengalaman yang Tak Terduga

13 Juni 2024   13:50 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:05 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah ini bermula ketika aku yang bernama putri lulus dari sekolah dasar. Setelah lulus, aku memiliki keinginan untuk menempuh sekolah menengah pertama ku di pesantren modern, dan orangtuaku menuruti keinginan ku untuk menempuh sekolah di salah satu pesantren Modern yang ada di Lampung.

 Saat itu, aku pun senang sekali karena akan masuk ke pesantren yang aku inginkan bersama temanku yang bernama chinta dan mifta, tetapi akupun turut merasa sedih karena akan meninggalkan orangtuaku di kampung, karena ini juga pengalaman pertamaku meninggalkan rumah.

Beberapa bulan kemudian dipagi hari, tibalah saatnya aku harus meninggalkan rumah, aku diantar oleh keluargaku yaitu ayah, ibu, kaka dan adikku kepesantren yang akan menjadi tempatku menunutut ilmu. 

Pada siang hari, Tibalah aku dan keluargaku di tempat pesantren. Disana aku menemukan banyak sekali teman seumuranku yang juga di antar oleh orangtua mereka. Disana pun aku menemukan teman ku yaitu mifta dan chinta mereka bersalaman kepada orangtuaku dan kepadaku juga.

Mifta dan chinta: Hai putt...

Aku: Hai chin, hai mif. Kalian udah lama sampai sini?

Udah ucap mereka berdua

Chinta: Kita satu asrama tau putt

Mifta: Iya put kita bertiga satu asrama tau

Aku: Wah alhamdulillah sekali ya kita bisa satu kamar ucapku

Aku: Btw orangtua kalian dimana?udah pulang ya?

Chinta dah mifta: iya udah dari tadi mereka pulang

Oooo ucapku

Mereka pun berpamitan untuk membereskan barang barang yang belum dimasukkan ke lemari asrama. Akupun langsung masuk kekamar asramaku dan membereskan barang barangku untuk dimasukan ke dalam lemari, orangtuaku juga membantu ku untuk membereskan barang barang yang aku bawa dari rumah. Sorepun tiba, orangtuaku berpamitan untuk pulang kekampung akupun mengiyakan sambil menangis tersedu karena sedih akan tinggal dipesantren sendiri.

Hari demi hari akupun mengikuti kegiatan dipesantren seperti belajar menggunakan bahasa arab setiap hari nya, belajar bahasa inggris, belajar mahfudzot dan masih banyak lagi yang aku pelajari di pesantren ini. Dan tidak terasa sudah 1 setengah tahun aku di pesantren.

Hari jumat pun tiba, yang berarti hari dimana orangtua diperbolehkan untuk menjenguk anaknya dipesantren, orangtuaku pun mnjengukku di pesantren pada pagi hari dengan membawakan makanan kesukaanku yaitu nasi goreng, nutrijelly dan beberapa jajanan warung. 

Akupun mengajak orang tuaku duduk di asramaku, Aku banyak bercerita tentang keseharian ku dipesantren dan orangtuaku pun ikut bercerita tentang hal hal yang terjadi dikampung. Dan tibalah ayah ibuku membuka pembicaaran tentang kakak pertamaku ingin menikah.

Ayah    : Put..kakakmu bulan depan menikah

Aku     : Yang bener yah?

Ibu       : Iya nak, minggu depan lamarannya

Aku     : wahh, Terus akunya ga pulang yah, apa aku izin aja ya?

Ayah    : Ya kalo masih banyak acara gagapa nak gapulang waktu lamarannya, tapi pas acara nikahnya kamu pulang ya, soalnya bakal ada acara khitanan adekmu.

Ibu       : Iya nak, kamu pas acara intinya aja gapapa.

Aku     : emm, emang masih banyak acara dipondok yah bu, izin dipondok juga susah ucapku

Ayah dan ibu: Yaudah gapapa, nanti pas acara intinya ayah yang dateng kesini untuk ngizinin kamu

Aku     : oke yah

Orangtuaku pun pamit pulang kerumah, akupun kembali ke kamarku untuk sholat, malamnya setelah selesai belajar malam, akupun bersiap siap untuk tidur. Tapi sebelum aku tidur aku memikirkan yang aku dan orangtua ku perbincangkan tadi, boleh ga ya izin pas hari intinya, sedangkan acara inti adat lampung butuh 1 minggu, sedangkan perizinan dipondok sangat ketat, kemungkinan diberiizin pun Cuma sehari pikirku.

h-2 pun tiba sebelum hari pernikahan kakakku, sore hari orangtuaku menjemputku di pesantren, akupun menemui mereka dan mengajak mereka ke tempat perizinan dipondok. Ayahkupun berbincang bincang kepada pengurus pondok dan memberi tau jika aku ingin meminta izin, tetapi pengurus pondok hanya memberikanku waku sehari untuk pulang, setelah acara akad aku diharus sudah sudah berada dipondok sorenya.

Ayahkupun meminta keringanan tapi tidak disetujui, dan ayahkupun mengiyakan. Dan disore itu aku pulang kerumahku untuk menghadiri acara pernikahan kakaku. 

Hari pernikahanpun tiba, pada waktu siang, selesai sudah acara akad nikah, acara akadpun selesai tetapi acara resepsi dan acara khitanan adekku masih dihari berikutya, tetapi dikarenakan waktu perizinaku telah habis, akupun diantar oleh ayahku kepondok dengan menggunakan motor. 

Tetapi sampai dipondok akupun dimarahi dikarenakan telat beberapa jam, akupun menangis dan ayahku menenangkanku, ayah ku berucap udah ga usah nangis, nanti kalo kamu sudah tidak nyaman disini ayo kita pindah saja, akupun mengangguk.

Malam hari pun tiba, aku termenung memikirkan banyak hal dimalam hari itu. Aku menangis sepanjang malam, tubuhku memang dipondok, tetapi pikiranku memikirkan rumah. Pagi harinya pun tiba, setelah sholat subuh, aku pun langsung menuju keruangan khusus untuk menelpon. Saat giliranku ku menelpon, langsungku telpon no ayah ku disana, dan tenyata yang mengangkat telponnya adalah ibuku.

Ibu  : Hallo?

Aku : Ibu.., ucapku ditelpon sambil menangis

Ibu  : Iya nak..? kenapa

Aku : Aku pengen pulang bu, disini ga enak, pengen ikut acara nikahan kaka aja, ucapku sambil menangis

Ibu   : Yaudah nak..kamu beres beres saja sekarang, nanti kakamu yang jemput kesana

Tiba tiba kakaku mengambil handphone dari ibuku.

Kaka : Halo dek, ayo siap siap sekarang nanti kakak jemput pagi ini, disini orang rame banget, keluarga kita semuanya kumpul jadi satu, disini cuma kamu aja yang ga ada, orang orang pada nanyain kamu, kita disini senang senang, kamu disana malah kesiksa.

Aku : Iya kak, sekarang aku siap siap ya, ucapku sambil menangis

Kakak : Yasudah siap siap sana, sudah dulu ya

Aku  : Iya kak

Aku pun bergegas ke kamar asramaku, untuk membereskan baju baju yang harus aku bawa pulang. Temanku pun terheran heran dan bertanya.

Azfa : Loh put, mau kemana?

Aku  : Mau pulang fa, acara nikahan kakaku belum selesai

Azfa : Loh baru kemaren balik kesini loh

Aku : Iya  fa, soalnya kemaren bener bener harus balik kepondok karena waktu izinnya nyampe kemaren aja.Ucapku

Azfa : Owalah, hati hati ya put kalo pulang

Aku ; Iya azfa.Ucapku

Pukul 08.00, tibalah kakaku dipondok, akupun langsung menuju ke tempat kakaku menunggu sambil menenteng tas yang sudah berisi baju baju. Akupun bergegas naik kemotor tanpa izin kepengurus pondok. Pada pukul 09.00, Sampailah aku dan kakaku di rumah, disana sudah ramai sekali tamu tamu yang berdatang. 

Akupun langsung masuk ke rumah dan menemui ayah dan ibuku, ayah dan ibuku langsung menenangkanku, dan mengusap kepala ku, dan berucap gapapa, kita pindah sekolah aja ya disini, semua sekolah sama aja, akupun mengganguk sambil menahan tangis, kakak dan adekkupun berusaha menenangkanku.

Satu minggu telah berlalu, acara resepsi dan acara khitanan pun sudah selesai. Dan dihari minggu setelah resepsi pun aku dan keluarga ku langsung menemui pengurus pondok, untuk memberitahukan bahwa aku ingin pindah sekolah, pengurus pondok awalnya menawari ayahku untuk aku melanjutkan sekolahku dipondok lagi, tetapi ayahku menolak, dihari itupun aku memberesi barang barangku yang ada dipondok, aku pun berpamitan kepada teman temanku juga dihari itu.

Esoknya pun, aku dan ayahku langsung menuju ke sekolah baru yang akan aku tempati untuk menuntut ilmu, aku sangat sedih, karena sebenernya tidak terpikirkan sama sekali untuk pindah sekolah, tetapi karena keadaan mau tidak mau aku harus pindah dari pondok ke sekolah baruku saat ini.

Pada awal masuk sekolah di tempat baru, aku merasa tidak nyaman, karena disana aku merasa terasingi dan tidak mempunyai banyak teman, culture shock melihat anak anak yang kepribadian yang berbanding tebalik di pondok, sistem belajar yang berbeda dipondok dan banyak perbedaan antara sekolah lama dan baruku. tetapi waktu demi waktu aku jalani, dan akhirnya aku bisa beradaptasi dengan lingkungan baruku. 

Dari yang aku awalnya tidak mempunyai teman, lama lama aku bisa mengakrabkan diri ke mereka, bisa mempunyai guru yang baik, dan lingkungan yang baik juga, dan tidak lupa yang dulunya jika pulang ke kamar asrama, tetapi sekarang ketika pulang sekolah akupun langsung pulang kerumah orangtuaku. Banyak hal yang bisa dipetik dari pengalaman pindah sekolahku, banyak suka duka yang aku alami dimasa sekolah menengah pertamaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun