Cita-cita Alvaro untuk menjadi polisi pun pupus. Marsiyana Tiurnovita Sagala (45) ibunya Alvaro menunjukkan bagian bekas kepala Alvaro di kepala dan lengan yang kondisinya tidak semua seperti sebelumnya (dapat berfungsi dengan baik).
"Benang bekas jahitan di kepala Alvaro menyembul. Tetapi kami orang tuanya tidak tega lagi untuk melanjutkan operasi kepala karena Alvaro sangat kesakitan," ungkap Novita.
Baik Trinity, Alvaro, dan Anita atau Abel diberi pemahaman oleh orang tua masing-masing ataupun gereja untuk menjauhkan bibit-bibit dendam dan kebencian.
"Jika membiarkan anak-anak dendam, hanya akan menjadi beban. Anak-anak harus mengampuni (pelaku), biar tenang," ujar Sarina yang juga aktif di majelis gereja (Sintua) HKBP Trinity.
Alvaro 10 kali memasuki ruang operasi di Kuala Lumpur. Trinity melewati 18 kali operasi di Guangzhou, Cina. Jalan panjang penyembuhan hingga ke luar negeri terhadap anak-anak tak berdosa ini tidak banyak mendapat perhatian negara.
Kiranya Pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi memberi perhatian, sebab belum ada tindakan nyata, sebagai warna negara mereka berhak mendapat perlidungan dan pemeliharaan dari pemerintah, tidak mudah melewati semua ini, namun tentu dengan hadirnya pemerintah akan memudahkan kedaaan mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H