Mohon tunggu...
Jamur Pena
Jamur Pena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Media hiburan berwawasan, agar bisa kenal lebih dekat bisa follow akun instagram @putranug__ .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Dia, Alasan Anjing Sering Menjadi Kata Umpatan Sepanjang Zaman

12 Agustus 2024   20:53 Diperbarui: 12 Agustus 2024   22:57 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anj*** lo"

Salah satu kata umpatan yang paling ikonik pada zaman milenial hingga saat ini sebelum banyak plesetan kata umpatan tersebut menjadi: njirr, anjay, anjrot, dll. 

Seiring berjalannya waktu kata umpatan berkembang banyak dan terksesan bahasanya bukan kasar lagi tapi menjerumus ke jorok, vulgar, dan sebagainya. 

Tapi pernah terpikirkan tidak oleh kita kenapa kata "anjing" menjadi kata umpatan yang paling bertahan lama tidak tertelan zaman? 

Lalu apa asal usulnya kata "anjing" menjadi kata umpatan yang terkesan sangat kasar padahal kan anjing termasuk hewan paling setia pada tuannya. Banyak juga yang mengambil hikmah dari kisah anjing yang setia kepada majikannya.

Berikut ini ada beberapa alasan mengapa anjing menjadi kata umpatan paling kasar, paling awet tidak terlelan zaman, dan paling ikonik dari kata umpatan kasar lainnya:

1. Anjing itu nyebelin

Ini berdasarkan pengalaman hidup saya --hehe, tapi dari pengalaman hidup ini saya tersadarkan kenapa kata anjing sangat enak menjadi kata umpatan.

Mungkin dari kita pernah merasakan rasanya melewati rumah yang memiliki hewan peliharaan anjing, terkadang anjing suka lari-lari gak jelas lalu menggonggong kencang membuat kita kaget.

Untung dalam kondisi gerbang rumah dikunci atau anjingnya sedang diikat, kalau tidak kita bisa dikejar oleh mereka dan kondisi seperti itu memang sangat menyebalkan.

Makanya saya kepikiran pada saat itu jika ada orang menyebalkan atau membuat diri kita kesal, kita akan mengumpat.

"Anj*** lo"

Yang artinya emang orang itu udah nyebelin setingkat anjing yang ga jelas, ujug-ujug ngejar sama menggonggong tanpa alasan tertentu. Memang banyak anjing yang lucu tapi anjing yang modelan seperti di atas ga kalah banyak.

"Tapi masih ada kok kata umpatan hewan selain anjing sepert monyet atau babi?"

Ya, benar sekali, kalo babi sudah jelas dan dapat dilihat dari pola hidupnya, kalo monyet kurang lebih seperti anjing --sama-sama nyebelin kelakuannya.

2. Dalam agama Islam anjing termasuk hewan najis

Meskipun banyak perbedaan pendapat perihal najis di sini seperti yang dilansir dari NU Online:


Artikel NU Online
Artikel NU Online

Artinya, "Kedua, jenis benda najis yang diperselisihkan ulama. Ulama fiqih berbeda pendapat perihal status najis sejumlah benda berikut ini. pertama, anjing," (Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhayli, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut, Darul Fikr: 1985 M/1405 H], cetakan kedua, juz I, halaman 153).

Menurut Mazhab Hanafi, anjing tidak termasuk benda najis karena anjing bermanfaat sebagai penjaga dan pemburu. Sedangkan babi jelas benda najis karena kata ganti "ha" pada Surat Al-An'am ayat 145 merujuk pada babi yang disebut "rijsun" atau kotor.   Adapun mulut anjing itu sendiri atau liurnya dan fesesnya, menurut Mazhab Hanafi, tetap najis. Tetapi status kenajisan beberapa bagiannya tidak bisa dianalogikan pada fisiknya secara keseluruhan.

Dalam pandangan Mazhab Maliki menganggap anjing adalah hewan yang suci. Status sucinya berlaku untuk anjing jenis mana pun, yaitu anjing penjaga, pemburu, dan anjing dengan fungsi lain. Tetapi sebuah bejana yang terkena liur anjing, kemasukan kaki atau lidahnya, harus dibasuh sebanyak tujuh kali sebagai bentuk kepatuhan kepada syariat (ta'abud).

Adapun Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hambali menilai anjing dan babi, air bekas jilatan keduanya, keringat keduanya, dan hewan turunan dari salah satunya sebagai najis berat. Pandangan ini didasarkan pada hadits riwayat Muslim dan Ad-Daruquthni.   Benda yang terkena itu semua, menurut pandangan kedua mazhab ini, harus dibasuh sebanyak tujuh kali di mana salah satunya dicampur dengan debu yang suci.

Karena mayoritas masyarakat Indonesia mengikuti Madzhab Syafi'i, maka mereka akan menganggap bahwa anjing itu najis mugholadhah (najis berat).

Maka dari itu kata anjing di negara Indonesia termasuk bahasa kasar. Menunjukkkan bahwa jika ada orang mengumpat, maka orang yang diumpat itu udah bikin kesel bin nyebelin setingkat najis mugholadhah --harus dimandiin 7 kali basuhan campur tanah, bukan kembang 7 rupa yaa, hehe.

3. Makian anjing berasal dari masa VOC

Sejarahnya ketika setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaannya, Indonesia pada saat itu belum benar-benar merdeka karena kekacauan masih terjadi dimana-mana.

Maka dari itu para penjajah tetap menempatkan tentara bayarannya di berbagai tempat.

Salah satu contohnya akan keberadaan Batalyon V yang dijuluki "Andjing NICA", pasukan ini merupakan tentara KNIL di bawah komando NICA. 

Julukan "Andjing NICA" ini berasal dari lencana mereka yang digambarkan sebagai anjing menggonggong sebagai identitas batalyon.

Konon katanya pasukan Andjing NICA memang dikenal kejam meski harus melawan bangsanya sendiri, sampai-sampai para pejuang Indonesia menyebutnya "Anjing Belanda" sebagai hinaan.

Mungkin itu beberapa alasan kenapa anjing menjadi kata umpatan yang sangat ikonik.

Saya menulis ini bukan berarti menyuruh para pembaca agar menormalisasikan bahasa kasar yang tidak patut diucapkan, tapi tujuan saya hanya membeberkan fakta bahwa memang munculnya bahasa kasar seperti ini pasti memiliki alasan pada zamannya dan menjadi budaya pada zaman berikutnya.

Semoga bermanfaat.

Sumber:

https://www.nu.or.id/bahtsul-masail/ini-pandangan-ulama-perihal-najis-anjing-E7H5d

https://www.jambione.com/nasional/1362685839/Maaf-Nian-Ternyata-Ini-Sejarah-MakianUmpatan-Anjing

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun