Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Nadya Fatira berjudul ‘Kata Hati’ mengalun indah dari mp3 player milik Ratna. Tumpukan berkas-berkas di meja kerjanya harus ia selesaikan malam ini juga. Besok pagi semua berkas yang telah ia kerjakan akan digunakannya sebagai bahan presentasi di hadapan para klien. Yah, setahun sudah ia bekerja di perusahaan otomotif yang pernah ia incar dulu.
Beberapa jam kemudian, Ratna sudah berhasil membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ada yang mengganjal di hatinya, ia gundah. Lagu itu mengingatkannya pada Lio. Ah, mengapa juga mengungkapkan perasaan itu terlalu sulit aku lakukan. Ya, ini bukan pekerjaan yang mudah. Aku merasa kaku untuk melakukannya. Lalu sampai kapan? Batin Ratna mencoba mencari jalan keluar.
Ratna mengambil ponselnya, kemudian mencari kontak bernama Lio. “Aku harus menghubungi Lio, sekarang, atau tak sama sekali.”
Dalam sebuah chat :
Lio, apa kabar?
Alhamdulillah baik, Na. Kamu apa kabar? Baru aja aku mau telpon kamu.
Baik juga. Telpon? Ada apa?
Nanti aja aku jelasinnya, Na. Kita bisa ketemu?
Bisa! Jam berapa?
Jam 4 sore aja ya? Enaknya ketemu di mana?
Hhmm, gimana kalo di Klinik Kopi aja?