Keenan, beberapa tahun yang lalu, aku terus mencarimu, menanyakan keberadaanmu kepada orang-orang yang mengenalmu. Tapi tak sedikitpun informasi yang aku dapatkan. Aku frustasi, bahkan beberapa kali keluar masuk rumah sakit karena keadaan tubuhku yang semakin melemah. Kala itu hanya Ibu yang mampu menenangkanku, menyemangatiku hingga akhirnya sedikit demi sedikit aku bisa bangkit. Dokter yang merawatku pada saat itu juga menyarankan aku untuk menenangkan diri sejenak dengan mengunjungi tempat-tempat yang aku sukai, atau melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan dokter tersebut juga mengajakku untuk travelling bersama. Ya, profesinya sebagai seorang dokter ternyata tak cukup baginya, di sela-sela kesibukan yang super padat, ia masih menyempatkan diri untuk melakukan perjalanan ke berbagai tempat.
Setelah kejadian itu, aku dan dokter tersebut mulai intens dalam berkomunikasi. Namanya Dokter Rangga, usianya hanya terpaut empat tahun di atasku. Senyumku seketika kembali, semangatku kembali seperti sedia kala. Mungkin memang sudah takdir, rencana Tuhan itu Maha Baik. Beberapa bulan setelah perkenalan Rangga melamarku, keluargaku menyambutnya dengan sukacita. Aku bahagia sekaligus trauma, takut bila pernikahanku kembali mengalami kegagalan.
Ah, tapi itu hanya pikiran kotorku saja, segera kutepis pikiran tak baik itu. Bila saja tak ada lelaki bernama Rangga, entah bagaimana kelanjutan hidupku ini. Rasanya tak berlebihan bila ia kujuluki sebagai malaikat. Tuhan mengirimkan "malaikat" untuk hidupku, yaitu sesosok lelaki yang tak pernah aku sesali keberadaannya. Rangga Sastrowardoyo.
Nama Anggota Tim:
Putri Apriani
Bunda Syafni Nengsih
Bunda Doinya Thamrin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H