Mohon tunggu...
Putin Ristiani
Putin Ristiani Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta/Guru Kelas/TK IT Fatahillah

Jualan online

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam, Anak dan Merdeka Belajar

26 November 2023   06:15 Diperbarui: 26 November 2023   06:26 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penekanan pembelajaran pada usia 0-7 tahun adalah penekanan pada permainan imajinasi, banyak menstimulasi sensorik dan motorik anak. Hingga usia 7 tahun anak belum memiliki tanggung jawab moral dan sosial. Peran guru dan orang tua cukup sebagai fasilitator yang mengawasi dan mendokumentasikan anaknya bermain bebas dan spontan.

Allah berfirman:

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" [Ar-Ruum/30 :30].

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu diriwayatkanbahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.." [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

- -

Dari Jundub bin 'Abdillah, ia berkata, kami dahulu bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kami masih anak-anak yang mendekati baligh. Kami mempelajari iman sebelum mempelajari Al-Qur'an. Lalu setelah itu kami mempelajari Al-Qur'an hingga bertambahlah iman kami pada Al-Qur'an. (HR. Ibnu Majah, no. 61. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih

Karakter keimanan: Membangkitkan kesadaran Allah sebagai Robb dengan keteladanan, kisah inspiratif dan kepahlawanan, membangkitkan imaji positif terhadap diri, Allah, Ibadah, dan Agama.

Karakter Belajar: Membangkitkan logika dasar dan nalar melalui bahasa ibu sehingga sempurna ekspresinya, belajar bersama alam, belajar bersama kehidupan, imaji positif tentang alam, kehidupan dan belajar, belajar dari mencoba.

Karakter Bakat: Membangkitkan kesadaran bakat melalui beragam aktifitas untuk memperkaya wawasan, dan mendokumentasikan aktifitas anak.

  • Karakter anak usia 0-7 tahun

 Karakter keimanan:

Setiap anak lahir dalam keadaan telah terinstal potensi karakter keimanan, karena setiap dari kita telah bersaksi bahwa Allah adalah Robb pencipta alam semesta pada saat di rahim ibu.

Karakter belajar:

Setiap anak adalah pembelajar tangguh dan hebat yang sejati. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kreatifitas imajinasi, explorer, penjelajah, dan peneliti unggul.

Karakter bakat:

Setiap anak adalah unik (berbeda dengan lainnya), mereka masing-masing memiliki sifat produktif atau potensi produktif yang merupakan panggilan hidupnya, yang akan membawanya kepada peran spesifik peradaban

  • Kondisi anak usia 0-7 tahun

 Masa emas karakter iman

  1. Imajinasi dan abtraksi anak pada puncaknya
  2. Alam Bawah sadar terbuka lebar
  3. Imajinasi tentang Allah, Rasul, kebajikan dan kebaikan sangat mudah dibangkitkan
  4. Melingkupi semua karakter lainnya. Tanpa tumbuhnya karakter iman, karakter lainnya akan menjadi tidak mulia.
  5. Otak kanan lebih dominan dari otak kiri
  6. Pembentukan egosentris (pendidikan personal), anak merasa dirinyalah yang paling penting, paling hebat dan pusat perhatian semua orang.
  7. Setiap anak lahir dalam keadaan unik dalam penciptaannya. Tidak ada manusia yang sama di muka bumi, setiap anak adalah very special limited edition
  • Langkah pembelajaran pada anak usia 0-7 tahun

 Membangkitkan Imajinasi positif dan kesadaran bahwa Allah sebagai Robb (tauhid rububiyyah)melalui keteladanan dan kisah-kisah kepahlawanan, inspiratif yang membahagiakananak.

  1. Meneladani kebaikan dari penciptanya bagi seorang bayi adalah meneladani kedua orang tuanya, bagaimana ayah bundanya bersikap, maka begitulah anak balita membangun imaji baik dan buruk tentang Robbnya kemudian mempersepsi Robbnya yang kemudian membentuk pengsikapan terhadap Robbnya dalam kehidupannya kelak.
  2. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membiarkan cucunya bermain kuda-kudaan di punggung beliau pada saat beliau sujud ketika mengimami sholat sampai lama sekali hingga cucunya puas. Hal ini untuk membangkitkan imajinasi positif kepada anak bahwa ibadah itu menyenangkan

:

"Al Hasan dan Al Husain memanjat punggung Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam ketika beliau sedang sujud. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam pun memperlama sujudnya. Beliau berkata (setelah shalat) : 'Aku enggan bangun dari sujud, sampai mereka puas menaiki punggungku'"

.

  1. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam meminta Imam sholat untuk memendekkan bacaannya apabila terdapat anak-anak di shaf makmumnya. Hal ini akan menjadikan anak berpresepsi bahwa dalam melakukan shalat sangat menyenangkan hatinya.
  2. Membangkitkan egosentris untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
  3. Belajar bersama alam (BBA). Memanfaatkan alam yang luas terbentang untuk proses pembelajaran dalam tiga hal pokok:
  • Alam sebagai ruang belajar

Alam adalah ruang belajar interaktif yang tidak dibatasi sekat-sekat dinding, dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja

  • Alam sebagai media dan bahan ajar

Alam kaya akan jenis-jenis benda yang dapat dijadikan sebagai media dan bahan ajar yang mendukung efektifitas pembelajaran

  • Alam sebagai obyek belajar

Proses pembelajaran melalui pengamatan dan uji coba terhadap gejala-gejala alam mengasah daya kritis dan kepekaan anak yang akan menumbuhkan kesadaran akan kemahakuasaan Allah ta'ala.

  1. Penggunaan bahasa ibu sejak dini agar anak dapat mengungkapkan gagasan dan perasaannya secara utuh.
  2. Bermain bersama anak-anak dengan menjadi anak-anak. Tidak menggunakan ukuran orang dewasa dalam mendidik anak.
  3. Membangkitkan Logika Dasar dan nalar, melalui bahasa ibu
  4. Membangkitkan imajinasi positif tentang belajar, alam, kehidupan, dengan belajar bersama alam terbuka sehingga anak mendapatkan pengalaman pembelajaran di alam.
  5. Membangkitkan kesadaran bakat melalui beragam Aktivitas yang memperkaya wawasan anak.
  6. Mendokumentasikan Aktivitas untuk mendeteksi kecenderungan bakat anak
  7. Anak didekatkan pada sosok ayah dan ibu agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.
  • Contoh penyimpangan pembelajaran pada anak usia 0-7 tahun

 Mengutamakan akademik atau kognitif seperti calistung (baca tulis hitung).

  1. Menggegas hafalan tanpa memperhatikan ketertarikan anak pada hafalan, yg tepat dengan metode talaqi agar anak tertarik.
  2. Mengajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu tuntas.
  3. Mendahulukan mengajarkan syariat atau ibadah daripada mengembangkan keimanan dan aqidah.
  4. Memberikan cerita-cerita tentang banyak peringatan tentang hal-hal yang buruk.
  5. Memberikan ancaman/hukuman apabila anak melakukan kesalahan/pelanggaran.
  6. Membandingkannya dengan anak-anak yang lain.
  7. Berkata atau bersikap atau berwajah yang tidak ramah apalagi kasar kepada anak.
  8. Berobsesi menjadikan anak sesuai profesi tertentu tanpa mempertimbangkan keunikan dan bakat anak.
  9. Menitipkan anak di bawah usia aqilbaligh, terutama di bawah usia 7 tahun pada oranglain atau lembaga atau boarding school dengan alasan apapun kecuali orang tua wafat atau uzur.
  10. Menggunakan ukuran orang dewasa dalam mendidik anak.
  11. Terlalu terkonsentrasi pada perbaikan kekurangan anak, seharusnya terkonsentrasi pada pengembangan kelebihan anak sehingga kekurangan akan tertutupi.
  • Pemetaan potensi anak usia 0-7 tahun

Pemetaan potensi pada anak usia 0-7 tahun dilakukan untuk membantu mengetahui potensi anak dalam hal:

  1. Kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)
  2. Gaya belajar
  3. Sifat bakat
  4. Aktifitas bakat

Pada usia ini penekanan pemetaan sebenarnya pada potensi kecerdasan dan gaya belajar anak. Hal ini dikarenakan nantinya pada usia 7 tahun anak akan memasuki fase penumbuhan karakter belajar, sehingga jika lebih dini orang tua mengetahui potensi kecerdasan dan gaya belajar anak, maka akan lebih mudah menumbuhkan karakter belajar anak pada fasenya nanti.Potensi kecerdasan, gaya belajar, sifat dan aktifitas bakatanak akan mulai tampak sejak usia tiga tahun dan akan tampak jelas ketika usia 10 tahun.

Dan.....

Lihatlah konsep dalam kurikulum merdeka...Kunci pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka yang ada di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu memberikan ruang seluas-luasnya kepada peserta didik di satuan PAUD untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodradnya sebagai anak Indonesia. Hal ini menjadi salah satu tujuan Kurikulum Merdeka karena ingin memberikan sepenuhnya hak anak untuk bisa tumbuh, berkembang dan memperoleh layanan pendidikan secara tepat
Karakteristik Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran yang fleksibel. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Walaupun dalam pelaksanaannya tentu membutuhkan waktu kesiapan guru,birokrasi dan sebagainya...kita berharap akan terlaksana dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun