Mohon tunggu...
Putin Ristiani
Putin Ristiani Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta/Guru Kelas/TK IT Fatahillah

Jualan online

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam, Anak dan Merdeka Belajar

26 November 2023   06:15 Diperbarui: 26 November 2023   06:26 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Alam kaya akan jenis-jenis benda yang dapat dijadikan sebagai media dan bahan ajar yang mendukung efektifitas pembelajaran

  • Alam sebagai obyek belajar

Proses pembelajaran melalui pengamatan dan uji coba terhadap gejala-gejala alam mengasah daya kritis dan kepekaan anak yang akan menumbuhkan kesadaran akan kemahakuasaan Allah ta'ala.

  1. Penggunaan bahasa ibu sejak dini agar anak dapat mengungkapkan gagasan dan perasaannya secara utuh.
  2. Bermain bersama anak-anak dengan menjadi anak-anak. Tidak menggunakan ukuran orang dewasa dalam mendidik anak.
  3. Membangkitkan Logika Dasar dan nalar, melalui bahasa ibu
  4. Membangkitkan imajinasi positif tentang belajar, alam, kehidupan, dengan belajar bersama alam terbuka sehingga anak mendapatkan pengalaman pembelajaran di alam.
  5. Membangkitkan kesadaran bakat melalui beragam Aktivitas yang memperkaya wawasan anak.
  6. Mendokumentasikan Aktivitas untuk mendeteksi kecenderungan bakat anak
  7. Anak didekatkan pada sosok ayah dan ibu agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.
  • Contoh penyimpangan pembelajaran pada anak usia 0-7 tahun

 Mengutamakan akademik atau kognitif seperti calistung (baca tulis hitung).

  1. Menggegas hafalan tanpa memperhatikan ketertarikan anak pada hafalan, yg tepat dengan metode talaqi agar anak tertarik.
  2. Mengajarkan bahasa kedua sebelum bahasa ibu tuntas.
  3. Mendahulukan mengajarkan syariat atau ibadah daripada mengembangkan keimanan dan aqidah.
  4. Memberikan cerita-cerita tentang banyak peringatan tentang hal-hal yang buruk.
  5. Memberikan ancaman/hukuman apabila anak melakukan kesalahan/pelanggaran.
  6. Membandingkannya dengan anak-anak yang lain.
  7. Berkata atau bersikap atau berwajah yang tidak ramah apalagi kasar kepada anak.
  8. Berobsesi menjadikan anak sesuai profesi tertentu tanpa mempertimbangkan keunikan dan bakat anak.
  9. Menitipkan anak di bawah usia aqilbaligh, terutama di bawah usia 7 tahun pada oranglain atau lembaga atau boarding school dengan alasan apapun kecuali orang tua wafat atau uzur.
  10. Menggunakan ukuran orang dewasa dalam mendidik anak.
  11. Terlalu terkonsentrasi pada perbaikan kekurangan anak, seharusnya terkonsentrasi pada pengembangan kelebihan anak sehingga kekurangan akan tertutupi.
  • Pemetaan potensi anak usia 0-7 tahun

Pemetaan potensi pada anak usia 0-7 tahun dilakukan untuk membantu mengetahui potensi anak dalam hal:

  1. Kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence)
  2. Gaya belajar
  3. Sifat bakat
  4. Aktifitas bakat

Pada usia ini penekanan pemetaan sebenarnya pada potensi kecerdasan dan gaya belajar anak. Hal ini dikarenakan nantinya pada usia 7 tahun anak akan memasuki fase penumbuhan karakter belajar, sehingga jika lebih dini orang tua mengetahui potensi kecerdasan dan gaya belajar anak, maka akan lebih mudah menumbuhkan karakter belajar anak pada fasenya nanti.Potensi kecerdasan, gaya belajar, sifat dan aktifitas bakatanak akan mulai tampak sejak usia tiga tahun dan akan tampak jelas ketika usia 10 tahun.

Dan.....

Lihatlah konsep dalam kurikulum merdeka...Kunci pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka yang ada di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu memberikan ruang seluas-luasnya kepada peserta didik di satuan PAUD untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodradnya sebagai anak Indonesia. Hal ini menjadi salah satu tujuan Kurikulum Merdeka karena ingin memberikan sepenuhnya hak anak untuk bisa tumbuh, berkembang dan memperoleh layanan pendidikan secara tepat
Karakteristik Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran yang fleksibel. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan masing-masing peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Walaupun dalam pelaksanaannya tentu membutuhkan waktu kesiapan guru,birokrasi dan sebagainya...kita berharap akan terlaksana dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun