Mohon tunggu...
Anne S. Puspita
Anne S. Puspita Mohon Tunggu... -

happy.go.lucky

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

FAQ Kenapa Jokowi Harus Tetapkan Kabut Asap Sebagai Bencana Nasional

4 Oktober 2015   20:57 Diperbarui: 4 Oktober 2015   21:29 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dengan angka penderita ISPA, kualitas udara, lumpuhnya ekonomi, turunnya daya beli hingga terganggunya sistem pendidikan?

9. Apa yang bisa menyebabkan tanggap darurat kabut asap tidak efektif?

Federasi Gerakan Kepalangmerahan (IFRC) merumuskan bahwa

(VULNERABILITY+ HAZARD ) / CAPACITY = DISASTER
A disaster occurs when a hazard impacts on vulnerable people.

Bencana terjadi saat kapasitas lebih besar dari ancaman yang dihadapi. Penyebabnya bisa banyak. Bisa berupa kurangnya kesiapsiagaan terhadap bencana (dari yang sifatnya struktural maupun non struktural) ataupun perhitungan resiko ancaman yang meleset.

Mengutip hasil studi OCHA (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs )
"Unfortunately, the response to most slow-onset emergencies often ends up resembling the response to rapid-onset events – a large influx of resources aimed at saving lives, the creation of temporary and often parallel coordination structures, and a response dominated by food aid. Time after time, the international community waits until a slow-onset event reaches the acute phase and then needs be dealt with using the tools created for a rapid-onset disaster. This is both inefficient and ineffective, wasting resources and exacerbating human suffering"
.
Dikatakan disana, sering kali cara kita melakukan tanggap darurat untuk slow onset disaster menggunakan pendekatan untuk rapid onset disaster, dimana ini tidak efektif, membuang sumber daya dan menyebabkan penderitaan manusia menjadi berlarut-larut.

Jarang terlihat adanya kegentingan pada slow onset disaster, karena mungkin “tidak seberdarah-darah” rapid onset disaster. Kebanyakan orang menunggu hingga akhirnya fase akut terjadi dan keadaan sudah sangat bahaya.

Jadi kemungkinan dua faktor yang menyebabkan tidak efektifnya tanggap darurat asap adalah kurangnya kapasitas sumber daya dan pendekatan yang tidak tepat. 

10. Bagaimana agar kegiatan tanggap darurat lebih efektif?

1. Memperbesar kapasitas agar lebih besar daripada resiko yang dihadapi. Karena status bencana masih bencana lokal daerah, maka kapasitas yang digerakkan sumbernya masih lebih banyak pada level daerah meskipun atas dampingan pemerintah pusat. 

Di beberapa daerah bahkan status tanggap darurat telah beberapa kali diperpanjang yang sebenarnya menunjukan ketidakmampuan kapasitas saat ini untuk menangani permasalah yang ada. Tetapkan kabut asap sebagai bencana nasional agar makin besar kekuatan yang digunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun