Mohon tunggu...
Anne S. Puspita
Anne S. Puspita Mohon Tunggu... -

happy.go.lucky

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

FAQ Kenapa Jokowi Harus Tetapkan Kabut Asap Sebagai Bencana Nasional

4 Oktober 2015   20:57 Diperbarui: 4 Oktober 2015   21:29 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Kalau dalam kasus kabut asap, bagaimana tanggap darurat dapat dilakukan?

Dalam kasus kabut asap, sebenarnya ada dua ancaman/peristiwa yang terjadi. Yang pertama adalah kebakaran lahannya sendiri, yang kedua adalah kabut asapnya.

Kegiatan tanggap darurat pada prinsipnya berusaha memulihkan masyarakat atas dampak bencana dengan cara memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dasar mereka, dengan mengatasi dampak ataupun mengamankan dari ancamannya.

Disini berarti ada dua hal yang harus sekaligus kita tanggulangi: ancamannya, berupa api yang membakar lahan dan dampak yang sebenarnya yaitu kabut asap.

Memadamkan api sama pentingnya dengan mengatasi dampak kabut asap, termasuk kesehatan, baik fisik maupun psikologis dan dampak ekonomi.

 

8. Bagaimana mengukur apakah kegiatan tanggap darurat asap sudah cukup berhasil?

Masa tanggap darurat berhubungan dengan penyelamatan nyawa manusia, oleh karenanya harus cepat dan menggunakan strategi yang tepat.

Indikator tanggap bencana yang efektif tentu saja seberapa cepat dampak dapat diatasi, dengan kehilangan minimal baik korban jiwa maupun kerugian sosial ekonomi, dan ini tentu saja memiliki time boundary atau berbatas waktu.

Makin lama ancamannya berlangsung makin besar potensi membahayakan kehidupan dan penghidupan.

Indikator keberhasilan yang paling sering digunakan pemerintah saat ini: Angka titik api yang berhasil dipadamkan,padahal itu hanya sebagian dari permasalahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun