Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian spiral Kemmis dan Taggart. Pada penelitian ini terdapat empat komponen yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observation), dan refleksi (reflect). Berikut ini adalah keterangan dari masing-masing tahapan:
- Perencanaan (Plan)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal. Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan berupa penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Dacocan Method yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran.
- Tindakan (Act)
Tahap yang kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Pada tindakan, diterapkan melalui media pembelajaran yakni Dacocan Method yang telah peneliti siapkan.
- Pengamatan (Observe)
Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dilakukan sebagai upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Peneliti melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar dan peningkatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
- Refleksi (Reflection)
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan pembimbing untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi akan digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil yang Dicapai Siklus 1
- Perencanaan (Plan)
Tahapan perencanaan pada penelitian ini berupa assesmen. Tahapan assesmen ini bertujuan untuk mencari siswa yang termasuk kategori anak disleksia. Hasil assesmen menunjukkan dihasilkannya satu siswa penyandang disleksia. Kegiatan asesmen dilakukan di SD N 2 Bangunrejo. Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa untuk mengetahui siswa tersebut termasuk dalam kategori siswa disleksia atau tidak. Selanjutnya melakukan observasi kelas di sekolah. Peneliti melakukan observasi di SD N 2 Bangunrejo, berdasarkan hasil informasi dari guru kelas terdapat satu siswa sebagi penyandang disleksia. Selanjutnya yakni pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran.
- Â Tindakan (Act)
Tindakan yang dilakukan dengan menerapkan Dacocan Method melalui metode permainan. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama
Peneliti melakukan observasi berupa pengamatan langsung terhadap subjek penelitian yang telah dipilih dengan melakukan pre-test. Instrumen yang digunakan berupa soal-soal yang mencakup aspek visual, auditori dan asosiatif. Soal yang diberikan sejumlah 20 buah. Instrumen soal dibuat berdasarkan kesulitan yang biasanya dialami oleh anak disleksia. Ini betujuan untuk mendeteksi sejauh mana subjek penelitian mengalami disleksia. Setelah dilakukan pre-test, subjek penelitian mengerjakan dengan tepat sejumlah tujuh soal. Sehingga diperoleh hasil prosentasi 35% dari kemampuan membaca dan menulis sebelum dilakukan tindakan. Pada pertemuan awal ini peneliti mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh subjek penelitian secara dominan. Hasil dari pertemuan pertama ini menjadi dasar materi pada tahap tindakan yang akan dilakukan.