Detik ini adalah waktu dan keadaan yang harus saya lalui. Terasa sulit atau ringan, sedih atau bahagia, adalah hal yang harus saya lalui. Sebab, sebagai manusia punya cerita. Keadaan saat ini adalah kenangan di suatu hari nanti tentang bagaimana saya melangkah atau berjuang melewatinya.Â
Maka dari itu, saya buat kenangan dari sisa hidup ini yang setidaknya pantas untuk diceritakan nanti. Bahkan pantas untuk dikenang oleh mereka yang saya tinggalkan di dunia yang fana ini.
Buku yang berisi tentang seni dalam memaknai dan mengarungi kehidupan, saya tulis di sini. Saya selipkan kisah juga di dalamnya yang mana merupakan kisah pribadi saya. Bukan berupa aib, tetapi saya ingin membagikannya berharap bisa dipetik kebaikannya dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saya begitu semangat menulis buku ini. Sebab, risetnya adalah kehidupan saya dan  orang-orang di sekitar.
Kelebihan buku ini adalah menggunakan bahasa sederhana, mudah dimengerti, bahkan oleh yang tidak suka membaca sekalipun. Bisa dibaca oleh lintas generasi. Dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua, baik laki-laki maupun perempuan, adalah salah satu kelebihan buku ini.
Saya tidak ingin berlebihan dengan menuliskan banyak diksi level tinggi, agar terlihat hebat sebagai penulis. Selain memang ilmunya belum sampai ke sana, saya juga tidak mau buku ini menjadi berbeda. Selain itu, salah satu mentor saya dalam kelas menulis pernah berpesan untuk menyederhanakan rangkaian kata, agar pembaca mengerti apa yang ingin penulis sampaikan. Bahasa saya yang lugas, minim kiasan, sangat nampak dengan pilihan tulisan nonfiksinya.
Selain itu desain cover yang simpel tetapi terlihat elegan dan menarik. Memilih warga gelap, tetapi tetap terlihat. Seperti kehidupan yang terkadang tidak secerah yang diharapkan, tetapi selalu ada sisi terang di balik kesuraman. Dengan sampul bergambar jam, menunjukkan bahwa hidup di dunia ada batas waktunya. Waktu inilah yang sebaiknya kita pergunakan dengan sebaik mungkin.
Saya menyadari, bahwa tidak ada gading yang tidak retak. Tidak ada satu pun di muka bumi ini yang tidak pernah berbuat kekeliruan dan kesalahan. Sebab, kesempurnaan hanya milik Allah. Maka dalam buku ini pun masih terdapat kekurangan di sana-sini.Â
Saya hanya manusia biasa yang berharap bisa memberi kebermanfaatan untuk semua pembaca dan menjadikan buku ini sebagai sejarah kebaikan yang selalu dikenang sepanjang masa. Berharap goresan tinta ini menjadi amal yang akan terus mengalir, bahkan ketika saya telah tiada.
Namun, bagaimana pun saya bersyukur. Sebab, ini adalah buku solo kedua. Dengan artian, Allah selalu memampukan saya dalam melahirkan sebuah karya tulis.