"Gak ada, Nal. Saya juga udah bahas ini sebelumnya sama Mas Jai, jadi saya rasa saya udah gak perlu banyak bicara lagi."
"Oh, oke, Mas."
Nala pergi kembali ke mejanya, tentu dengan wajah yang penuh kecewa. Segala yang sudah ia coba lakukan dengan sepenuh hati terasa bukan apa-apa setelah mendengar ucapan terakhir dari Mas Jai saat di ruangannya tadi.
*****
"Nala, kok kamu keliatan pucet. Kenapa? Kamu sakit?" Tanya Hanna.
"Iya Nal, kamu pucet. Ada apa sih?" Tambah Dina.
"Aku gak papa."
"Bohong. Kamu tuh ya, belakangan ini setiap pagi, pas baru sampe di office pasti matanya sembab. Dan tadi lagi, aku tuh udah beberapa kali lihat mata kamu merah kalo keluar dari toilet. Aku tuh merhatiin tau. Sebenernya kenapa sih, Nal. Cerita donggg."
"Cuma kecapean aja. Kayaknya pressure-nya makin gila. Makanya aku sampe hangover."
"Kamu kayaknya harus ambil cuti deh, Nal. Yuk aku temenin ke Mas Jai, sambil izin pulang buat istirahat."
"Gak bisa, Han. Aku gak bisa cuti. Tapi hari ini aku kayaknya akan izin pulang deh. Aku gak enak badan."