Mohon tunggu...
Puspa Agustin
Puspa Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Sastra Indonesia

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dira

3 Juli 2023   19:30 Diperbarui: 3 Juli 2023   19:53 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: perempuan terbaring lemah. (Sumber gambar: pinterest/@kavehkanani)

"Hah?" Galih tersentak. Itu adalah video yang ia rekam ketika mencium bibir Nina, namun entah bagaimana video tersebut menjadi misterius. Hanya ada Galih seorang diri di dalam video itu.

Galih bergidik. Suasana dalam kos seketika menjadi agak hening, tetapi masih ada sedikit suara-suara bising kendaraan dari luar yang menyelinap masuk. Tubuh Dira gemetar, wajahnya menjadi pucat pasi. Ia berkali-kali menelan ludah sambil mengupas kulit apel.

"Hmm, lo makan apel doang? Katanya laper."

"Hah? Oh, iyaa... Ini dulu 'lah. Nanti baru dilanjut makan beratnya."

Galih mengangguk, dan kembali ke makanan dan pekerjaannya.

Dira menghirup udara dalam-dalam. Mundur sedikit dari posisi duduknya. Badannya mulai berkeringat dingin. Ia mempersiapkan posisi nyamannya, dan kembali menarik napas panjang. Dengan satu tarikan napas itu, Dira pun menikam Galih dari belakang, tepat pada leher sisi samping yang terdapat percabangan pembuluh darah atau carotyd sinus. Setelah itu ia juga menusuk bagian perut Galih hingga tiga kali, dan Galih tersungkur kaku dengan berlumuran darah.

Dira bergidik. Jantungnya berdetak kencang. Ia langsung bergegas pergi, pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ia masuk ke kamar mandi. Tepat azan berkumandang sebagai pertanda memasuki waktu asar. Dira mencoba menenangkan dirinya, sejurus kemudian ia mengambil wudhu dan pergi ke kamarnya menunaikan sholat asar.

Di sujud rakaat terakhir, Dira menangis cukup lama, untuk kali ini ia bisa mengeluarkan air mata. Akan tetapi tiba-tiba tangan kirinya merogoh bagian bawah sajadah, yang ternyata ia menyimpan pisau di bawahnya. Tanpa bangun dari sujud, Dira menusukkan pisau tersebut ke perutnya dan tubuhnya jatuh merebah ke kanan.

Dira meringis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun