Mohon tunggu...
Puspa Agustin
Puspa Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Sastra Indonesia

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dira

3 Juli 2023   19:30 Diperbarui: 3 Juli 2023   19:53 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: perempuan terbaring lemah. (Sumber gambar: pinterest/@kavehkanani)

***

Dira menghela napas panjang. Dengan sedikit remang-remang, tangan kanannya menyambar handuk yang tersangkutkan di gagang pintu, kemudian berjalan menuju kamar mandi dengan langkah lunglai. 

Sudah hampir tiga bulan, Dira menjadi sangat akrab dengan kamar mandi, padahal dahulu ia seperti bermusuhan dengan air kerap kali harus mandi. Kini ia seperti punya ritual tersendiri ketika sedang mandi, yaitu Dira akan mengalirkan air dari selang ke arah vaginanya dengan tekanan tinggi. Ini dilakukan bukan karena ia spesies manusia yang hiperseks. Dia hanya kosong dan sepi. Ia ingin menangis, namun tidak tahu kenapa, air mata tidak pernah bisa ia keluarkan. Dira tidak pernah punya tempat untuk cerita, hal itu membuat dia bingung untuk mengekspresikan emosinya. Ditambah dengan peristiwa itu, di malam keakraban dari entah komunitas atau perkumpulan apa namanya, ia hanya di ajak Galih, katanya, please, temenin gue, temen-temen gue pada bawa partner masa gue enggak, Dir... 

Dan di malam itu, Galih merenggut virgin-nya dengan penuh pemaksaan yang Dira sendiri sebenarnya tidak terlalu ingat, dia agak mabok di malam keakraban. Itu pun dicekoki oleh Galih. Tiga gelas wine malam itu berhasil merenggut dunianya. Dira ingin sekali melaporkan tindakan yang tergolong pelecehan seksual itu, namun seperti kebanyakan kasus pelecehan seksual lainnya, dia tidak punya cukup bukti. Malah Galih memegang kartu as-nya. Ia memiliki video mereka saat sedang melakukan hubungan intim tersebut, dengan itu Galih mengancamnya.

Terserah sih kalo lo mau lapor, tapi ini 'kan bukan aib gue doang ya, di sini ada muka lo, dan ini juga bakal jadi aib lo. Kalo misal ini sampai kesebar, lo kayaknya harus udah siapin penjelasannya sih ke orang tua lo, ke prodi, ke dekan, ke... begitu kata Galih yang cukup memuakkan untuk didengar terlalu lama sehingga langsung dipotong oleh Dira dengan satu kata, "Brengsek!"

Akibat peristiwa itu, Dira seperti terikat dengan Galih, tak banyak yang bisa ia lakukan selain ada di sisinya. Namun bukan dengan status kekasih atau semacamnya. Dira terus membuntuti Galih hanya untuk sebagai antisipasi, jikalau sampai video tersebut tersebar, kemungkinan besar ia akan dikucilkan oleh keluarganya. Sebab pada saat ini pun keluarga bukan tempat teraman baginya dan hanya Galih yang mungkin ia punya di kemudian hari.

***

"Mantap, gokil gokil!!!" Tutur Galih yang sedang melihat hasil potretnya di DSLR Canon 450D.

"Mau dijual di mana?"

"Ada 'lah. Banyak platform. Onlyfans, myystar,... Ya ada pokoknya, gampang itu biar jadi urusan gue. Lo... Cukup jadi model alibi gue aja, oke?!"

Dira mengabaikan perkataan Galih, sebenarnya dari awal Dira memang tidak benar-benar perduli dengan apa yang dilakukan Galih dan begitu juga dengan apa yang diucapkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun