Kalimatnya terputus. bisa kulihat air menggenangi mata seorang gadis yang sejujurnya sudah kutaksir sejak SMA kelas dua.Â
"Dan kini Tuhan menghukumku. Merasakan cinta lalu mematahkannya persis yang kulakukan seperti pada pria-pria yang datang memintaku"
"Tidak, Mi, berpikirlah positif.." sepositifnya aku yang selalu yakin kamu akhirnya bersandar padaku.Â
Ia mengusap mata. Hatiku ikut merasa. Marah pada pria yang menggantungkan cinta pada gadis yang ku..
"Terimakasih, Lan" katanya lirih. Kini matanya menatap matahari yang dalam hitungan menit  akan tenggelam dalam lautan.
Kini kutatap jelas wajahnya. Emi yang kukasihi sekaligus kukasihani. Gadis ini mau sampai kapan merasa tak perlu tahu aku menyukainya. Sampai kapan.Â
Â
Â
Bersambung